--- In [EMAIL PROTECTED], Muhammad Dafiq Saib 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Assalamu'alaikum wr.wb.,
>  
> Pak Darwin yth,
>  
> Ini pula cerita saya sedikit.
>  
> Tatkala saya pergi raun dengan orang sekantor sepekan yang lalu, 
saya ajak beberapa orang yang satu departemen dengan saya untuk pergi 
shalat subuh di mesjid Raya. Alhamdulillah, tiga kali subuh itu kami 
shalat disana. Pada hari pertama kami menginap, beberapa orang sempat 
terkecoh, sudah shalat sesudah azan jam setengah lima. Waktu saya dan 
kawan-kawan mau berangkat ke mesjid ada yang bertanya, lho pak, apa 
nggak terlambat kan azannya sudah dari tadi. Saya bilang, tidak. Yang 
tadi itu azan pertama, pakai 'ashshalaatu khairun minan nauum'. Azan 
subuh baru sebentar lagi. 
>  
> Kok mesti ke mesjid? Ini dalam rangka mengajak teman-teman untuk 
menyukai shalat ke mesjid itu. 
>  
> Ketika saya dinas di Balikpapan, tinggal berbulan-bulan di hotel, 
saya menyewa ojek untuk pergi ke mesjid yang agak jauh dari hotel. 
Saya sengaja pergi ke sana karena saya menyenangi bacaan imamnya yang 
tartil dan bagus.
>  
> Insya Allah sejak saya pulang haji pula tahun 1990, dan sejak saya 
mendapatkan kuliyah dari seorang ustad betapa 'fardhu' nya pagi 
laki-laki untuk shalat berjamaah di mesjid, alhamdulillah, saya tidak 
bermaksud riya, sejak itu saya usahakan agar shalat berjamaah itu 
tetap saya lakukan di mesjid (atau di mushala kalau di kantor), 
kecuali ada uzur. Dan sesudah 'berlayar' dengan anak mertua tidaklah 
saya anggap sebagai uzur.

Terima kasih sanak Lembang Alam. Benar sekali apa yang sanak 
sampaikan. Seperti kata pepatah, orang suka seribu akal, orang enggan 
seribu dalih. Tersedia seribu alasan untuk tidak salat berjamaah. 
Padahal di mana ada kemauan di situ ada jalan.

Dan terasa benar manfaat keberadaan Palanta ini sebagai wahana untuk 
bersilaturahmi, sarana untuk ingat-mengingatkan demi kemaslahatan 
dunia dan akhirat.

Kepada Allah SWT jua kita mohon limpahan rakhmat, kekuatan, ampunan 
dan petunjuk.

Wassalam, Bandaro Kayo 

>  
> Di mesjid kompleks tempat saya tinggal, rajin ke mesjid secara 
istiqamah ini alhamdulillah membawa hasil juga. Dari hanya beberapa 
gelintir ketika saya baru pindah dari Balikpapan sepuluh tahun yang 
lalu, sekarang sudah sampai tiga shaf kami shalat shubuh, maghrib dan 
isya. 
>  
> Tertib di mesjid pelan-pelan juga kita perbaiki. Tidak mudah pada 
awalnya dan tentu saja perlu waktu. Tapi paling tidak sekarang ini, 
kita zikir 'sir' sendiri-sendiri seperti yang pak Darwin ceritakan. 
Dan jamaah menurut saja. Ada satu hal yang belum berhasil saya rubah, 
azan dua kali sebelum shalat Jum'at. Karena saya jarang shalat Jum'at 
di rumah.
>  
> Sekian, sekedar penambah cerita pak Darwin.
>  
> Wassalamu'alikum wr.wb.,
>  
>  
>  
> Darwin Bahar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
> 
> (dihapus)
> 
> 
> Sehabis salat, Imam menggeser duduknya lalu berdoa tanpa 
menjaharkannya
> dan membiarkan jemaah untuk berdoa masing-masing, suatu hal yang 
menurut
> saya lebih sesuai dengan sunnah Nabi SAW. Karena itu saya 
berkeinginan
> untuk salat subuh atau magrib berjemaah di masjid tersebut, yang
> tentunya hanya mungkin saya lakukan pada hari Sabtu, Minggu atau 
hari
> libur.
> 
> Tetapi saya lebih sering tidak berhasil.
> 
> Banyak problem. Salah satu di antaranya, pada malam Sabtu atau malam
> Minggu, "anak mertua" kelihatan lebih cantik. Lalu tahu sama tahu 
lah
> awak. 
> 
> 
> Gagal lagi.
> 
> 
> Wassalam, Darwin

> 
> St. Lembang Alam
> 



RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
-----------------------------------------------

Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
===============================================

Kirim email ke