Ikut summer festival di Fuchu

Musim panas adalah merupakan anugerah  di beberapa negara yang mengalami empat musim , sedangkan dinegara yang terdiri dari dua musim adakalanya  musim panas menjadikan bencana kekeringan . Di Jepang setiap datang musim panas antara bln Juni, Juli, dan Agustus biasanya dirayakan dengan beragam acara , ada yang berolah raga disiang bolong ,dan ada juga yang menyelenggarakan acara khusus  dilapangan terbuka , diruangan tertutup ataupun dibangsal , perayaan ini disebut dengan “summer festival” . Demikian pula halnya diwaktu saya berkunjung dinegeri matahari terbit tersebut pada tahun 1996 pernah diundang dalam  acara yang diadakan  dilapangan terbuka di belakang gedung NEC Fuchu Plant. Acara tersebut sebetulnya khusus untuk karyawan yang bekerja di pabrik tersebut . Namun karena saya dan teman – teman yang sedang mengikuti training sebagai tamu disana juga diharapkan  kehadirannya .Acara dimulai selepas senja dan masing masing menduduki korsi dan meja yang telah disiapkan dan kepada setiap pengunjung diberikan sebuah kipas , dimana pada setiap kipas  ada  nomernya , dan nomer yang ada pada kipas tersebut akan diundi selesai atau pas acara puncak (semacam doorprice lah gitu ) . Minuman pertama yang keluar adalah bir buatan Jepang dengan segala merk seperti Asahi , Sapporo dengan kemasan 2 liter . Dan disajikan juga sake Jepang bagi yang senang minum . Untuk makanan kecil dihidangkan rebusan kacang kedele yang disajikan dengan kulitnya . Melihat tampilan kedele disini , buahnya sungguh besar sekali , mungkin pantas disebut kedele jumbo , dan sangat nikmat sekali untuk teman minum . Acara makan dilapangan terbuka ini memakan waktu lebih kurang satu setengah jam dengan berbagai macam ragam makanan dan  dilanjutkan dengan tarian massal ditengah lapangan dengan formasi melingkar . Sebagai pengiring tarian adalah tambur besar yang dipukul beberapa orang diatas panggung . Dan khusus bagi peserta training dari Indonesia sebagai penghormatan disediakan pasangan untuk teman menari , beberapa gadis yang mengenakan  pakaian kimono . Tarian massal ini gerakan nya sangat mudah sekali , dengan menggoyang badan kekiri dan kekanan sambil menggerakkan kipas mengikuti suara tambur dan bergerak /berjalan melingkar mengikuti teman yang didepan . Asyik juga tarian ini menggambarkan keakraban antara dua bangsa , tak terasa jam telah menunjukkan jam 22.30 malam . Puncak acara adalah pengumuman pemenang door price berdasarkan nomer pada kipas yang dipegang masing – masing pengunjung  , namun nasib belum beruntung kita  kita  tidak ada yang mendapat hadiah . Musibah kecil terjadi , salah satu teman kita dari Bali , yang kebetulan orang Bali asli yang biasanya kuat minum , agak sedikit “Drunken” karena terlalu over dosis minum sake dan bir , terpaksa diantar pulang ke Takaido House menggunakan taxi. Rupanya tendangan sake Jepang , lebih keras dari pada tendangan Tuak / Brem Bali      he… he…he….

 

zul amry di kuta bali


Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software

Kirim email ke