Dalam tahun limapuluhan, PSP atawa Persatuan Sepak Bola Padang adalah kesebelasan yang tangguh dan disegani. Kesebelasan ini pernah menahan Grasshopper FC dari Swis 2-2 dalam suatu petandingan di Kota Padang.
Suatu waktu Tim ini bertandang ke Kota Medan untuk bertanding dengan PSMS. Karena masyarakat Minang di Kota ini cukup banyak, maka sehabis Magrib---pertandingan dilakukan malam hari---Stadion Teladan yang barus selesai dibangun dan digunakan untuk PON penuh sesak oleh urang awak yang yang sangat bergairah untuk menonton kemenakan yang sedang naik daun. Entah mana yang lebih banyak suppoter tamu atau tuan rumah. Karena perkara keras suara, Urang Awak---apalagi kaum pedagangnya---tidak kalah dengan Orang Batak. Begitu, kick off, suara dukungan pada tim tamu semakin membahana. Ooiii, Pajak Sentral di siko !!! Tetapi tidak disangka tidak dinyana, PSP main seperti orang baru belajar bola. Tendangan sering meleset, yang ditendang bukan bola, tetapi bayang-bayang bola, atau diumpan kepada lawan, dan kiper sering salah antisipasi. Pokoknya kacau balau. Maka dukungan berubah menjadi umpatan. Ooii, gadang sarawa !!! Walhasil, Tim PSP digunduli, dan para pendukung pulang dengan lesu dan murung. Tetapi namanya sayang ke kemenakan, Tim Tamu diuandang juga berbincang-bincang. Dan ketika sampai kepada masalah kok PSP seperti orang baru belajar main sepak bola terungkap…alamaak…..mata mereka silau oleh lampu stadion, karena PSP biasa main siang dan…..sehabis Maghrib…….biasanya mengaji di surau. Demikian kata sahibul hikayat. (Pajak=Pasar) Wassalam, Bandaro Kayo RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php ----------------------------------------------- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===============================================