Assalaamu'alaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu Sebetulnya di Sumatera Barat pun bukannya tidak ada harapan. Seperti misalnya di Agam, ada anggota DPRD yang bernama Yandril yang juga bersikap sama seperti Endrizal tersebut di Bandung. Sama-sama sendirian dan kebetulan juga partainya sama. Karena memang masih sendirian yang paling bisa dilakukan adalah menolak kemungkaran, kalau kita mengharapkan mereka memperjuangkan legislasi yang lebih baik, pilih dulu lebih banyak lagi orang-orang seperti mereka baru berharap seperti itu. Bagaimana 1 suara bisa memperjuangkan legislasi untuk rakyat kalau yang 45 lainnya memperjuangkan legislasi yang menguntungkan dirinya sendiri? Tetapi dari cerita Yandril di bawah ini Alhamdulillaah Allaah SWT akan memenangkan juga orang-orang yang benar memperjuangkan rakyat, walaupun mereka hanya sedikit.
BTW, kenapa yang bisa melakukan seperti itu kelihatannya hanya orang-orang dari Partai Keadilan saja? Apa kerja pengurus partai dan anggotanya di DPR/DPRD yang katanya teman wong cilik? Apakah Indonesia harus di-PK(S)-kan dulu agar bisa berubah lebih baik? Wassalaamu'alaykum wa Rahmatullahi wa Barakatuhu Muhammad Arfian [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 090-6149-4886 "Isy Kariman Aw Mut Syahidan" Cerita Yandril: Pada masa awal saya menjadi anggota DPRD di Kabupaten Agam, kabupaten tersebut tak memiliki satu pun mobil pemadam kebakaran. Pada saat penyusunan anggaran tahun 2000, muncul rencana untuk membeli kendaraan bagi pimpinan dan komisi-komisi DPRD. Namun, saya bersama lima orang dari berbagai tidak setuju dan meminta anggaran tersebut dialihkan menjadi anggaran untuk pembelian mobil pemadam kebakaran. Tadinya usul ini tak ditanggapi, namun ketika muncul di koran, akhirnya Dewan mengadakan rapat paripurna membahasnya. Karena tak juga didapat kesepakatan, akhirnya DPRD melakukan voting untuk menentukan apakah DPRD harus membeli mobil pemadam kebakaran atau mobil bagi pimpinan. Rupanya terjadi berbagai lobi. Sebanyak 45 anggota mendukung pembelian kendaraan pimpinan Dewan dan Komisi. Hanya saya dan seorang anggota yang mendukung pembelian mobil pemadam kebakaran. Kami kalah suara. Sungguh saya kecewa dengan sikap kebanyakan anggota Dewan yang tidak berpihak pada kebutuhan rakyat dan cenderung memikirkan diri sendiri. Keputusan DPRD pun muncul di koran. Tapi, saya dan seorang teman tersebut tak bisa berbuat apa-apa karena hasil voting sudah menjadi ketetapan. Beberapa hari setelah penetapan tersebut, tiba-tiba terjadi kebakaran yang menghanguskan tujuh rumah masyarakat di daerah Nagari pasir IV, Angkek Landung. Kebakaran itu nyaris tanpa ada pertolongan mobil pemadam kebakaran dari pemda setempat. Kebakaran ini mendapat sorotan tajam dari masyarakat dan pers. Masyarakat yang kecewa sampai berniat mendemo DPRD Kabupaten Agam karena tidak mendukung usulan pembelian mobil pemadam kebakaran. Akhirnya, DPRD mengagendakan kembali rencana pembelian mobil pemadam kebakaran itu. Atas kompromi dengan Bupati, DPRD Agam akhirnya menyetujui pembelian mobil pemadam kebakaran dan membatalkan pembelian kendaraan untuk pimpinan DPRD dan komis-komisi tersebut. Saya benar-benar bersyukur kepada Allaah. Ternyata, sekalipun perjuangan membela rakyat hanya didukung oleh sedikit orang, Allaah akan memenangkannya. Maha Besar Allaah. Helvy Tiana Rosa dan Yandril (Dikutip dari buku Bukan Di Negeri Dongeng) ----- Original Message ----- From: "Hendra Messa" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Monday, September 01, 2003 11:07 AM Subject: [RantauNet.Com] Bagai menegakkan benang basah > Waktu pulang ke Bandung , sempat bertemu dg kawan > lamo, Endrizal Nazar , urang panampuang , Canduang - > Bukittinggi , telah lama tak bertemu kaget juga > jadinya , ternyata sekarang beliau sekarang telah > menjadi anggota DPRD Kota Bandung dari Partai Keadilan > , anggota DPRD termuda ( 36 th ). > > Ketika mulai rame saat pemilihan walikota Bandung spt > saat ini, Endrizal sudah mulai mencium kasak kusuk > "money politic" dalam pemilihan walikota Bandung, ( > suatu yg dianggap lumrah saat ini ) , ketika sebagian > anggota dewan melakukan politik dagang sapi dg para > calon walikota , Endrizal dg lantangnya telah berani > untuk menolak money politic dan mengajak keterbukaan , > lantas saja sikap nya tsb membuat gerah calon walikota > dan para anggota dewan lainnya ( yg memang ingin > "ngeduk duit" dari proses pemilihan walikota tsb ) > > Endrizal yg kurus kerempeng dg kacamata tebal nya dan > kaki sedikit pincang , ternyata bisa menakutkan orang > lain dg gebrakan nya tsb, bisa jadi karena minoritas > di dewan suaranya di "cuek" kan, tapi tetap saja > menjadi ganjalan bagi yg lainnya , Bisa jadi ia gagal > dg usahanya tsb , tapi setidaknya kita patut > mengacungkan jempol atas keberanian nya tsb , ketika > mamak awak anggota DPRD di Sumbar sudah terbiasa > bermain "dagang sapi" , dunsanak awak di rantau ko , > ingin cubo bermain dg cara yg lain , bak kata pepatah > : > Bagai menegakkan benang basah.. > Mari kota doakan semoga Endrizal bisa berhasil dg > perjuangan nya tsb , sbg anggota dewan di tanah > priangan.. > > Note : > Endrizal anak pak Nazar guru SMP Simpang Canduang , > SMA di Bukittinggi dan kuliah di Planologi ITB , saat > ini jadi dosen di salah satu PTS di Bandung. > > sekian kabar dari Bandung yg mulai bertabur hujan.. > > HM RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php ----------------------------------------------- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===============================================