Terselip Ingatan.. Ya Allah… Nun..jauh disana… Kupandang gejolak asa yang terasa Dari Prasasti-prasasti yang membiru Dari letupan-letupan api yang mengganas
Manusia mati bukan karena dimatikan Tapi mencoba untuk mematikan dirinya sendiri Bocah ingusan mati,ibu hamil mati, semua karena hutang,dan duit semakin tak kenal ampun Mencari jalan pintas dari kemelut dunia yang kejam Panas,dunia ini semakin panas,dengan rasa induvidualisme Tak ada lagi rasa… Tak ada lagi kasih sesama Seakan-akan semua menuju kesana Kehidupan dunia jadi tuannya Menuju satu titik,kepuasan diri dengan dunia Tanpa ingat masih ada faqir miskin,orang papa yang melarat,janda yang ditinggal mati suaminya.yatim piatu.. Manusia sibuk menyimpan dan mengumpul harta menghitung dengan jari dan kalkulator satu persatu Tanpa menghiraukan rintihan si miskin yang kelaparan aneh..pemandangan yang aneh memang..!! Kupandang rembulan jauh disana Kutatap bintang indah dilangit Semua tetap pada poros dan tugasnya Sementara manusia jauh berubah Kenapa bangsaku semakin menjauh..? Krisis telah merubah tatanan kehidupan dalam sekejap Rasa persaudaraan sesama Muslim,semakin menipis Ternyata budaya Barat,dengan induvidualnya telah merayap dan merasuk,serta mencabik-cabik tubuh bangsaku Jauh..jauh..sekali larinya jati diri bangsaku kini Begitu cepat perputaran waktu menghantam masa Bagai petir menghantam mangsa Tak kenal halte dan terminal Mana kasih dan cintamu pada sesama Dimana hidupmu selama ini kau habiskan Kemana masa mudamu kau jalani Darimana,untuk apa dan kemana hartamu Aliran darah dan daging ,tulang yang mengalir di tubuhmu Dari harta mana kau besarkan Ilmumu kemana kau amalkan Semua itu pasti ditanya,dihari penghisapan Dimana hari ketika itu tiada lagi yang peduli. Mulut tertutup rapat.. Yang berbicara adalah kedua tanganmu Kaki-kakimu jadi saksi atas segalanya Jadi penolong hanyalah amalanmu saat ini. Jangan terpedaya dengan kemegahan dunia Ingat dunia adalah cobaan,tempat singgah sementara Bak musafir dipadang tandus Haus,mencari air,dan makan Tuk kemudian melangkah lagi menuju perjalanan hakiki Perhatikan sesama kaum muslimin ,pasti kelak,itu awan yang menaungimu Perbanyak baca Shalawat Nabi,karena itu syafaat Dimana panas terik mentari tak kenal ampun Rasulullah bersabda,Dua kalimah yang ringan di lidah,berat di timbangan " Subhanallahil Adzhim…,Subhanallahi wabihamdih " kalimah ringan,yang gampang diucapkan lagi berjalan,duduk dan santai. Wassalam. ( pagi nan cerah,2 Sept,03 Rahima.) __________________________________ Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software http://sitebuilder.yahoo.com RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php ----------------------------------------------- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===============================================