Idealnya, di jalan raya itu angkutan umum harus lebih banyak daripada kendaraan pribadi. Sebab akan mempertinggi efisiensi penggunaan bahan bakar dan sudah pasti emisi gas buangnya juga lebih rendah.
Masalah emisi gas buang kendaraan umum di Jakarta ini masih besar, ya memang betul. Karena kualitas Solarnya masih nggak bagus. kandungan Sulfurnya masih tinggi. Ditambah lagi sistem uji kendaraan yang buruk dan perawatan kendaraan yang diabaikan.
 
Untuk kualitas bensin, kan makanya sekarang dikeluarkan Pertamax karena udah bebas timbal (Pb). (sementara itu petugas SPBU kan udah terpajan timbal di tubuhnya yang bakal berpotensi untuk merusak sistem syaraf)
Merubah komposisi bahan bakar itu nggak murah dan nggak mudah. (Ini nggak ngomongin soal korupsi dan lain2 ya, memang normalnya udah mahal).
Mana yang lebih potensial menjadi polutan ? ya sama aja bahayanya. ada yang bikin sesak napas, tapi yang lebih bahaya yang nggak kerasa terpajan ke dalam tubuh tapi terakumulasi malah ngerusak sistem syaraf dan sebagainya.
 
Makanya kita nggak usah deh terlalu nyalah2in kebijakan pemerintah dan kemampuan pemerintah dalam ketololannya mengurusi lingkungan hidup. (Parpol mana sih yang mikirin lingkungan hidup ?? kalu ada tolong kasih tau saya)
Kitanya juga perlu ngaca, apa udah mampu ngurus mobil dengan sebaik2nya ? ngurus SIM dan perpanjang STNK masih nembak nggak ? yg mobilnya kudu di KIR, nembak polisinya nggak ?
 
Emang jadi masalah kualitas kendaraan umum. Masalah banget. Nggak aman dan nggak nyaman.
1. cara ngatur rute nya aja udah nggak jelas. antara bis besar, metro/kopaja, mikrolet, angkot. Mana yang boleh lintas wilayah, cuma di dalem satu wilayah, dst.
2. Ngatur jumlah kendaraan umum di satu rute. Misalnya di Depok, kalu diperhatiin, angkot nomer 01 dan 04 itu segambreng2 banyaknya tapi penumpangnya dikit. Nggak jelas tuh gimana sih prosedurnya...
3. Organda senengnya naikin setoran bis, alesannya segala sesuatu makin mahal. tapi nggak juntrung kemana, karena toh bis nya nggak makin bagus. copet, pengamen, tukang todong, masih berkeliaran aja di dalem. Nggak ngerti juga peranannya dirjend perhubungan darat apa.
 
Makanya peraturan 3 in 1 itu nggak populer banget, karena cuma mindahin keruwetan ke tempat lain.
Nggak tau juga nih gimana nanti hasilnya dengan busway sistem di sepanjang Thamrin - Sudirman yang udah dibuat lajurnya di paling kanan. Kayaknya sih bakal agak kacau juga kali yeee...
 
"C"
ps : untuk itung2an polusi bisa dilihat di laporannya JICA.
       agar analisa tolol nggak lagi menghasilkan itung2an yang 'wah'
 
----- Original Message -----
From: Darul Makmur Kadang memang kita lihat dinegara taat hukum indah jika hukum itu dihormati (Spore, Jepun, Hkg dll). Tapi di negaraku yang taat hukum malah kerjaan nggak jalan. Mau tahu coba urus surat2 di dept. tanpa uang dibawah meja ......... weleh nasibmu rek.
 

Reply via email to