wa'alaikum salam ww,
Sdrku
Luthfi, memang tiada yang lebih indah dari sebuah rasa persaudaraan. Sangat
menentramkan jiwa atas apa yang saudara uraikan. Tapi dalam suatu kehidupan kita
punya suatu kebiasaan yang mungkin selama ini kita praktekkan sehari-hari.
Tiadalah persaudaraan yang lebih dekat dari saudara Kandung kita sendiri. Bagi
sebagian kebiasaan keluarga kita biasa memanggil Uni atau Uda kepada saudara
yang lebih tua dan kepada yang kecil menyebut nama. Dalam lingkungan keluarga
kita juga biasa memanggil mamak/apak atau etek atau inyiak jo enek ka nan tuo.
Jadi hanya itu saja yang sebaiknya kita biasakan agar terasa kehangatan dalam
bertegur sapa.
Kalau
masalah persaudaraan apakah skopnya kecil (keluarga) atau besar
(Islam) tiada yang lebih menentramkan jiwa selain apa yang Luthfi
katakan.
Masalah contoh yang saya sampaikan saya mohon ma'af kalau hal ini menjadi
beban pikiran bagi Luthfi kalau memang tidak berkenan dijadikan sebagai
contoh.
Kalau
lah kita akan menuliskan umur tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya maka
adalah resiko masing-masing atas apa yang kita lakukan. Jadi kita juga harus
paham bahwa kita tidak saling mengenal satu sama lain yang bertemu hanya lewat
sentikan jari belaka, kecuali yang sudah saling kenal mengenal dalam keseharian
atau pernah berjumpa atau setidaknya kita sudah dapat informasi sebelumnya.
wassalamu'alaikum
Madahar Batuduang Ameh (36)
-----Original Message-----
From: S.Sehan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 01, 2003 8:31 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [RantauNet.Com] Pencantuman UmurSdr mahadar yg budiman,
[Madahar] Apakah yg lebih hakiki dalam kita memandang lingkunagn dan kehidupan dibanding rasa persaudaraan? adakah yg lebih baik dalam kumpulan kebaikan2 itu selain perasaan bersaudara dalam memandang makhluk disekitar kita?kalau lah saya salah dalam mengonsepi ini, maka tolonglah saudara mahadar ikut memperbaiki diri saya ini. karena tentu saudara juga merasa bersaudara dengan saya.