1. apa sih batasannya seorang pria disebut "layaknya berperilaku sebagi seorang pria" dan perempuan yang "layaknya berperilaku sebagai wanita" ?  
 
Kata kuncinya sebenarnya adalah perilaku. Perilaku yang dimaksud disini adalah perilaku seksual seperti seorang laki2 menginginkan seorang wanita menjadi pasangan hidupnya bukan pria atau sebaliknya. Seorang wanita tidak fobia terhadap kehamilan. Jadi batasan mengenai perilaku disini adalah dalam perilaku seksual bukan pekerjaan dlsb. Dan semua itu bukan dibuat buat artinya dia memang happy dengan keinginannya itu.   
 
2. apakah perempuan tomboi, laki2 yang kemayu, waria (bedanya apa sih dengan banci dan wadam?), suara cewek tapi bariton, suara cowok tapi cemen, ini termasuk golongan penyakit dalam klass inikah ? 
 
Tidak setiap penamapakan seperti yang dituliskan diatas masuk ke dalam kelainan dalam batasan ini. Anak perempuan tomboi (maksudnya mungkin gaulnya ame laki2, ngerokok, dandanan awut2an, cuek, bahasenye bahase gaul dll) masih perlu investigasi lebih lanjut dalam menentukan bahwa dia seorang perempuan dengan kelainan seksual (psikitri). 
Sebagai suatu contoh (ekstrim) dapat saya utarakan (kasusnya terjadi di Jakarta). Seorang laki-laki dengan jenis kelamin biologis laki-laki ukuran kelamin normal dan penampakan (dandanan) lelaki tulen (pakai jas, berkumis tipis, dada bidang, atletis) mengeluh bahwa dia sangat ingin hamil, pengen mengasuh anak, memasak, dan ingin melayani seorang suami sebagaimana layaknya seorang isteri melayani suaminya. Lelaki ini sangat terobsesi dengan keinginannya. Dia tersiksa dengan kondisi dia sekarang. Lelaki ini datang kepada dokter bedah plastik untuk ganti kelamin dan untuk selanjutnya nanti mengubah jati dirinnya.
Contoh ini adalah contoh yang ekstrim dari kelainan transeksual yang pernah saya temukan di Jakarta.
Waria yang murni dapat digolongkan kedalam kelainan transeksual ini.
 
3. ada hubungan yang langsung nggak antara perilaku dengan penampilan (appearance) ? 
 
Tidak selalu. Malah sering kita temukan yang murni mengalami kelainan ini memiliki rasa malu yang tinggi. Dia malah menyadari kalau dia mengalami kelainan. Bedakan dengan waria karena desakan ekonomi. Mereka yang mengalami kelainan ini biasanya berpendidikan cukup tinggi (beberapa kasus yang pernah saya tau) dan mereka mengerti posisinya di masyarakat.
 
OK itu yang bisa saya uraikan dengan pengetahuan kedokteran tahun 90an (psikiatrinya belum diupgrade). Jadi kalau ada yang mau mengoreksi atau menambahkan silakan.
 
Terima kasih atas pertanyaannya 
 
Wassalam 
 
Rahyussalim  
 
 
Thanx Doc,
"C"
ps : again, it is not about orthopedy....sorry !
 
----- Original Message -----
Cabang ilmu kedokteran lain seperti ilmu psikiatri membagi jenis kelamin juga atas dua kelompok yaitu laki-laki (seorang laki-laki berperilaku sebagaimana layaknya seorang laki-laki) dan perempuan (seorang wanita berperilaku sebagaimana layaknya seorang wanita). Dan apabila ditemukan bentuk perilaku lain seperti laki-laki berperilaku seperti wanita dlsb maka kelompok inipun tidak dimasukkan ke dalam satu kelompok jenis kelamin ketiga dst akan tetapi dikelompokkan seorang yang memiliki penyakit perilaku yang berhubungan dengan jenis kelamin.

Reply via email to