Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan 
semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: 
http://www.rantaunet.com/sumbangan.php
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Assalammu'alaikum Wr Wb

Saya minta ma'af sebelumnya, sebenarnya saya sudah cukup lama juga berada di milis Rantaunet ini, sejak pertengan thn 2000. selama ini saya hanya memantau karena ngak bisa menulis berbahasa Minang apalagi akhir2 ini Bapak Mulyadi mengharuskan milis ini berbahasa Minang.
Oh ya saya coba perkenalkan diri saya terlebih dahulu, Nama saya Zulkifli umur 30 thn, asal kayu tanam, dilahirkan dan dibesarkan di Solo. Saya sangat senang sekali adanya rantaunet ini sebagai media saya mengetahui kampung halaman. Kadang ada email memakai bahasa minang saya coba print minta diterjemahkan orang tua.
Membaca email bundo saya sangat kagum sekali dengan milis ini yang didirikan bundo dan kawan perantau dari luar negri 1993 (notabene indonesia belum begitu mengenal internet saat itu)dengan anggota sampai 1000 orang.


Akhir ini suasana rantaunet penuh dengan gesekan, Sedikit menanggapi Bundo perkembangan milis ini tentu sangat pesat dengan 1000 orang, 1000 orang seribu kepala seribu tingkah. Jadi saya kira hal yang sangat wajar sekali terjadi gesekan gesekan. kita tidak bisa lagi membandingkan kondisi 1993 dan saat ini. Tinggal kita bagaimana tidak me blow up gesekan kecil jadi besar.

Sewaktu saya dengar istilah palanta untuk milis, saya coba bertanya ke bapak saya minta dijelaskan apa maksud palanta. Menurut cerita bapak saya, palanta adalah sebuah tempat duduk di warung kopi di kampung yg biasanya terbuat dari bambu tempat duduknya agak luas (mohon dikoreksi kalau saya salah) Palanta adalah tempat orang kampung duduk mengisi waktu di warung kopi, mereka ada yang sambil minum kopi dan main domino atau kowa (dijawa katanya namanya "Cheki"). disini juga terjadi diskusi, perdebatan yang sangat serius membahas persoalan mulai dari kampung sampai persoalan international dapat diselesaikan dengan segelas kopi, bahkan palanta sudah dapat menvonis siapa yang bersalah. Betapa tingginya tingkat diskusi tapi setelah selesai tidak menimbulkan dendam. disini juga tingkat kesopanan di jaga karena mungkin saja yg berdiskusi di palanta antara mamak dan keponakan, mertua dengan menantu, ayah dan bapak. Mendengar cerita bapak saya itu menambah kekaguman saya terhadap minang, betapa hebatnya orang minang.
Maka sangat wajar sekali lahir tokoh-tokoh diplomat minang yang cemerlang dulunya Hatta, Syahrir mungkin juga Bapak Zubir Amin mengalami proses pendidikan palanta ini dalam mengasah kemampuan berdiskusi. Menurut bapak saya sekarang sudah jarang atau hampir tidak ada lagi palanta di kampung kita seiring juga dengan hilangnya tradisi "lalok disurau". Apakah ini merupakan faktor mandulnya Minang sekarang ini dalam melahirkan diplomat diplomat ulung?.
Kalaupun ada diplomat berasal dari minang sekarang ini kemungkinan besar tidak mengenal palanta ataupun lalok disurau sebagai proses pendidikan politiknya.


Dari itu saya sangat senang sekali adanya palanta rantaunet yang saya bayangkan betapa hebatnya orang minang dalam memanfaatkan teknologi, hilangnya real palanta muncul palanta maya ini yang sudah dirintis sejak 1993.

Namun akhir2 ini sering terjadi gesekan yang kadang bersumber karena yang bicara tidak mempunyai kapasitas dibidang tersebut tetapi kekeh merasa benar, emosional dalam menanggapi tulisan sehingga belom memahami tulisan secara keseluruhan sudah emosi dulu.
Sebagai contoh tulisan saudara Edizal dari Jepang sudah jelas sudut pandang dari unsur kimia kita bersaudara dengan babi hal ini tidak bisa di bantah karena semua makluk hidup mempunyai kesamaan unsur kimia, tetapi yang di blow up disini bersaudara dengan babinya dengan sudut pandang agama, bahkan sampai ke sifat babinya. Kalau kita lebih luas lagi sebenarnya meninjau dari sudut pandang semua makhluk ciptaan Tuhan, maka kita bersaudara dengan pohon, dengan bintang, bersaudara sama ciptaan Tuhan. Ini salah satu contoh.


Akhir2 ini nampaknya sebagian Mamak2, ibu2 kita mulai alergi dengan diskusi yang sudah hilang nuansa keminangannya yang menurut saya juga tidak jelas benang merahnya, sama dengan saudara Z Chaniago sampai mintak penjelasan benang merah dari nuansa minang itu, Uni Evi sampai minta yang tua untuk introspeksi diri juga karena disatu sisi diskusi agama dibiarkan merajalela sementara diskusi lain dibilang kehilangan nuansa keminangannya. Nyata sekali terlihat like and dislike.

Sampai bundo mengeluarkan pantun bahasa minang, diiringi dengan pernyataan harus belajar bahasa minang kalau tidak mau palanta ini bukan tempat yang cocok, kasarnya mengusir.

Kalau memang itu yang dimaksud nuansa ke minangan, berpantun pantun, berarti palanta yang saya banggakan sudah buyar dari bayangan saya. Palanta sebagai arena melatih kecerdasan berdiskusi. sesuai dengan real palanta persoalan kampung sampai persoalan internasional dapat diselesaikan orang minang dengan segelas kopi. Diskusi berjalan sopan karena adanya kemungkinan hubungan kekeluargaan diantara peserta diskusi.

Sebenarnya perlu juga disadari karena komunitas Rantaunet yang besar tentu bermacam yang ada disana tinggal kita dapat memilah milah mana yang bisa diambil atau dibuang, karena saya yakin juga dulunya di real palanta tidak semua juga yang cerdas, ada asbun, tukang cemeoh, ego, tapi proses pendidikan tetap berjalan. begitu juga kalau ada kurang ajarnya tidak bisa ditolerir tentu akan diusir dari palanta.

Untuk itu kepada moderator mak Darul dan Pak Miko tolong di unsubscribe kan email saya ini karena saya tidak bisa berpantun dan tentu pula tidak bernuansa minang, saya tidak bisa berbahasa minang dan saya tidak mau juga mamak2 dan ibu2 terganggu kenyamanan dalam bernostalgia dengan adat istiadat minang, terutama bayangan palanta seperti yang diceritakan bapak saya sudah tidak dapat saya lihat lagi. Sayang sekali munculnya diskusi Uni Evi, Cecille, Cysca, Rarach dimana dulu perempuan tidak ada ke palanta tapi bisa ke palanta maya sekarang ini ternyata pola pikiran mereka lebih kritis daripada laki2 hal ini juga harus diberangus karena mengganggu keyamanan tetua rantaunet.

Akhir kata saya minta maaf atas tulisan pertama dan terakhir saya ini, paling tidak saya sudah belajar karakter orang minang selama di rantaunet ini.
Dan menilai diri saya memang tidak pas berada disini.


Wasalam

Zulkifli Jambak, 30
===========================================================================================
"Instan Diskon Setiap Hari"...
Setiap hari jam 10 malam sampai jam 7 pagi Dan setiap Hari Libur.. berlaku mulai 1 September - 31 Desember 2003,
Khusus Jawa Timur...
===========================================================================================
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
----------------------------------------------------
Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
========================================

Kirim email ke