Kebenaran versus Kebohongan

 “Qulil haqqa walaukunna muran , artinya katakanlah kebenaran itu walau terasa pahit “

 Rangkaian kata dalam bahasa Arab tersebut merupakan pesan moral , namun jikalau  diterapkan secara transparan bisa mengandung resiko .

Walaupun dalam beberapa kesempatan orang selalu berbicara mengenai demokrasi dan hak azasi manusia , namun kenyataannya orang harus extra hati hati saat mengungkap kebenaran . Menjelang pesta demokrasi atau pemiliu 2004 pentas kebohongan dan kecurangan sudah mulai digelar . Masih ingatkan mengenai isu pembobolan sebuah Bank Pemerintah ( BNI ) sebesar 1,7 triliun yang dilakukan maling – maling berdasi , dan dikait kaitkan dengan kandidat calon presiden mendatang ?

Siswa SMU saat ini mungkin akan kesulitan menulis angka tersebut , kecuali disuruh mengeja dengan huruf , karena angka yang umum dikenal baru sampai 1.000.000 (satu juta ) sebagai bilangan terbesar .

Manusia modern harus berterima kasih kepada Finobacci yang telah berhasil mengembangkan angka Arab dan Sankskerta sebagai pengganti angka angka Romawi yang kurang effisien . Kita tahu bahwa Finobacci adalah seseorang 'blockhead" atau kepala batu alias tolol , namun berkat jasanya , seluruh angka betapapun panjangnya bisa dibaca dan diberi   nilai nominal , termasuk satu triliun tujuh ratus milyar rupiah tersebut yang digerogoti tikus tikus BNI . Skandal korupsi yang terjadi tatkala berbagai pihak berteriak untuk memerangi korupsi , menandakan betapa banyak dari elit bangsa ini telah kehilangan rasa malu , atau syaraf syaraf malu mereka tersumbat oleh lemak kemakmuran haram . Kita yakin kalau oknum oknum yang terlibat skandal pembobol BNI  tersebut tidak iba hatinya ketika menyaksikan kemelaratan rakyat . Mungkin mereka juga tidak mau ambil peduli dan ambil pusing disaat empat ibu rumah tangga harus mati terinjak injak ratusan massa yang rebutan sedekah 11 Nopember 2003 lalu , demi selembar sarung dan uang Rp 20.000.- Sedangkan diwaktu yang sama konspirasi juga dilakukan kurang dari sepuluh orang , uang negara sebesar 1,7 triliun lenyap dan menyisakan perang tuding untuk menciptakan kebohongan dan cuci tangan .

 

 

 



Zul Amry Piliang di kuta bali


Do you Yahoo!?
Free Pop-Up Blocker - Get it now

Kirim email ke