Assalamualaikum wr.wb
   
  Tentunya saya sebagai salah satu urang Padang Panjang sangat berterimakasih 
atas sumbangan mas Imam ini. Seingat saya, jaman beliau sekolah dulu memang 
concern terhadap berbagai hal sosial, terlihat dari tulisan2nya di mailist IDS 
dan isnet awal tahun 90an.
   
  Kalau boleh usul ke pak Saaf, agar da Nofrins tidak lupa minta ijin 
penggunaan frekuensi radio tsb nantinya.
   
  Wassalam,
   
   
  Riri (45)

Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
Assalamualaikum w.w. para Dunsanak sekalian,

Tanpa saya duga sama sekali, rekan saya Dr Imam
Prasodjo dari Yayasan Nurani Dunia/CERIC, yang sudah
banyak pengalaman dalam memberi bantuan ke daerah
konflik dan daerah bencana alam, minggu lalu
menghubungi saya sebagai Komisioner Hak Masyarakat
Hukum Adat Komnas HAM. Beliau ingin bekerjasama dalam
menyalurkan bantuan langsung untuk masyarakat yang
sedang tertimpa musibah. Setelah banyak membantu
daerah Aceh, beliau ingin bekerjasama untuk membantu
daerah-daerah Indonesia lainnya, melalui jalur
masyarakat hukum adat yang saya bidangi.

Sudah barang tentu saya merasa sangat senang, dan
malam Minggu yang lalu kami berdua bertukar fikiran
dari jam 19.30 sd jam 23.00 di sebuah rumah makan di
Jl. Veteran Jakarta. Ternyata kami berdua sangat
sefaham dalam banyak hal. 

Satu program konkrit yang beliau tawarkan dalam waktu
pendek adalah sebuah pemancar FM berupa 'emergency
radio' milik Kerajaan Belanda, yang sudah dimontir di
dalam sebuah container dan dilengkapi dengan antene
dan bisa menjangkau k.l, 30 km. Pemancar radio ini
sekarang ada di Aceh, dan kurang dimanfaatkan,sehingga
perlu ditempatkan ke tempat yang lebih membutuhkan.
Adalah wajar bahwa saya menganjurkan agar pemancar
tersebut segera dialokasikan ke daerah Sumatera Barat
yang sedang tertimpa bencana. Sebagai orang Padang
Panjang, saya meminta agar radio itu ditempatkan di
Padang Panjang, yang bisa menjangkau sebagian
Kabupaten Agam dan Tanah Datar. Saran saya ini beliau
setujui, dan diharapkan paling lambat tanggal 10 April
yang akan datang radio ini sudah bisa mengudara dari
Padang Panjang. Radio ini bisa digunakan untuk
memberikan informasi kepada seluruh penduduk, atau
sebagai sarana siraman rohani, sarana pendidikan, dan
program-program lainnya.

Selain dari program radio siaran darurat itu, beliau
menunjukkan kepada saya berbagai kemungkinan program
yang sudah berhasil dilaksanakan di daerah-daerah
bencana lainnya, yang juga bisa dibangun di daerah
Sumatera Barat, antara lain:

1. Program pembangunan rumah atau ruang kelas sekolah
dari batang kelapa, dengan menggunakan mesin gergaji
serta tukang yang sudah mahir sebagai pelatih, untuk
kemudian mesin-mesinnya diserahkan kepada masyarakat
setempat. Sudah barang tentu masyarakat setempat perlu
menyediakan batang kelapa tua yang akan dijadikan
balok serta papan untuk rumah-rumah itu, yang
diperkirakan akan tahan gempa.

2. Program mikro hidro elektrik dengan menggunakan
turbin yang digerakkan oleh aliran sungai. Turbinnya
sudah bisa dibuat di Bandung.

3. Perpustakaan keliling dengan mempergunakan gerbong
kereta api. Sedang diadakan pendekatan dengan PT KAI
untuk menyiapkan sebuah gerbong untuk dijadikan
perpustakaan yang bisa berpindah dari satu tempat ke
tempat lainnya, untuk kemudian dicarikan sumbangan
buku-bukunya. Program ini bisa disatukan dengan
program kereta api wisata dari MPKAS.

4. Sarana usaha UKM, dalam bentuk kios kecil bergerak,
yang ditarik sepeda motor atau Bajaj model baru, yang
dapat dibeli dengan harga murah.

Oleh karena pelaksanaan program-program ini memerlukan
tindak lanjut secara teknis, maka hari Senin tanggal
26 Maret dari jam 14.30 sd jam 16.00 saya mengundang
Sekjen MPKAS Ir Yulnofrins Napilus untuk bertemu
langsung dengan Dr Imam Prasodjo di Komnas HAM, 
didampingi oleh dua staf saya, Hilmy Rosyida, SH, MM, 
Budhy Latief S.E. dan saya sendiri. Pertemuan ini
berhasil mencapai kesepakatan untuk tindak lanjutnya,
dengan prioritas pemasangan radio siaran emergency di
Padang Panjang. Alhamdulillah.

Izinkan saya mengusulkan untuk tahap selanjutnya agar
para dunsanak di Ranah mulai menyiapkan pohon-pohon
kelapa tua yang tidak produktif lagi, yang dapat
ditebang dan dijadikan balok dan papan, untuk
mengganti rumah sekolah, poliklinik, atau rumah-rumah
yang rubuh. 

Sampai disini dahulu.

Wassalam,
Saafroedin Bahar




____________________________________________________________________________________
Food fight? Enjoy some healthy debate 
in the Yahoo! Answers Food & Drink Q&A.
http://answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396545367




 
---------------------------------
It's here! Your new message!
Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke