Pak Mantari nan dihormati,.. Oh jadi deskripsinya dari perkataan anda (Orang lain berlari orang Minang berjalan) sebatas sebuah perbandingan seperti itu ?
Kalou seperti itu maknanya masih debatable atuh kang, masih sebatas kelebihan dan kekurangan dan itu adalah sebuah fenomena yang wajar. Sama seperti teman saya bilang, "Siapa bilang Malaysia maju segala2nya, wong mahasiswa kedokteran unand, unpad dan ui masih dipenuhi mahasiswa malaysia". Sepintas lalu kita bisa artikan pendidikan kedokteran unand masih lebih bagus dari kedokteran malaysia. Tapi kalou perkataan anda diatas td dapat diuraikan dalam sebuah bentuk proses maka output yang akan dicapai karena sebuah proses itu akhirnya anda akan mengatakan (Orang lain berlari dan Minang berjalan) itu baru bisa dipahami. Karena menurut saya orang lain bisa berlari kencang karena mereka sudah menemukan apa kelemahan mereka dan mereka membuat tahapan tahapan untuk menyelesaikan masalah mereka. Sedang kita masih belum mengetahui dimana saja letak kesalahan kita apalagi bicara proses untuk menyelesaikannya. Nah gitu bos tdnya saya berpikir makna dari perkataan anda, yang intinya saya berharap dari anda memberikan sebuah masukan dimana letaknya nya keterbelakangan itu. Orang lain sudah mengatakan dalam bentuk diskusi "surau" dan anda batah. Sekarang saya tanya, menurut anda apa ? saya berharap bukan lagi perbandingan sederhana atau statemen umum tanpa makna. Regards Ronal Chandra sedikit mengutip Pak Ronal "Coba apa maksud pak mantari mengatakan (Orang lain berlari orang Minang berjalan) biar jelas and gak rabun2 trus kalou enggak nti orang bilang juga "Perkataan seperti itu adalah ungkapan kefrustasian dan keterpurukan kita". Pak Ronal meminta saya mendeskripsikan maksud saya menyatakan soal berjalan dan berlari ini kan ya? Bukan pertanyaan Why atau So What yang Bapak lontarkan pada saya. wajar kan saya menjawab begitu. Bukankah dari tadi kita membahas proses keterpurukan kita. Yang hendak saya gugat hanyalah kita tak pernah lama berada di proses itu sendiri. Kita terlalu cepat menyimpulkan sebuah output, yang bernama surau. Padahal kompleksitas permasalahan lain seolah kita lupakan. Lalu beromantika kita ketika Hatta, Tan Malak dan Syahrir muncul. Secara cepat kita menyimpulkan surau di masa itu lah yang menyebabkan kita pernah maju. Inilah yang hendak saya pertanyakan. Ronal Chandra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Mantari nan tersohor,... Kalou membaca apa yang ditulis kayaknya masih sebuah perbandingan fisik yang kalou hal ini ditanyakan pada mahasiswa sosial budaya mereka sudah hatam cara menjawabnya. Pak mantari hanya menjelaskan malaysia sekarang lebih maju dan Minang tidak, sedang essensi dari diskusi kita adalah, kita sedang menganalisa apa penyebab keterpurukan itu dan saya tidak minta anda untuk membuat perbandingan. Jadi kalou tanya saya apa maksud dari (Orang lain berlari dan Orang Minang berjalan) dijawab dengan sebuah perbandingan simple, yh kita stop aja disini diskusi ini karena terlalu simple. Yang saya ingin tanya (Kenapa orang lain bisa berlari dan orang Minang berjalan)Dimana masalahnya ? Saya lihat oranglain masih lebih berani mengatakan mungkin fenomena surau yang sudah mulai terkikis, tapi itu sangat saya hargai dari pada cuma membuat perbandingan sederhana. Regards ROnal Chandra Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Ronal tokoh muda rantaunet yang saya hormati. Memang kenyataan kita orang minangkabau begitu Pak. Orang berlari dan kita masih saja berjalan. Saya tidak menunjukkan sebuah rasa frustasi. Hanyalah sebuah otokritik terhadap diri saya dan etnis saya. Ungkapan berlari dan berjalan saya, tentu dengan arif bisa kita lihat fenomenanya. Katanya orang minang Pak. Kok masih kesulitan membaca kiek atau pengandaian. Tapi kalau Bapak hendak saya memberikan contoh. Sederhana saja Pak. Lihatlah Malaysia. Masih perlu saya jelaskan juga Pak? Baiklah. Kita semua sudah tahu. Pertengahan abad 20. Malaysia belum lah apa-apa dibandingkan ranah minangkabau. Kita banyak mengekspor dokter dan guru. Apalagi di abad 19. Kita malah mengekspor raja ke malaysia. Sekarang apa yang kita ekspor? TKI Pak. Blue Collar Employee. Memang ada juga sedikit kita mengekspor tenaga skill tinggi. Tapi proporsinya hanyalah sedikit sekali. Bapak Ronal yang saya hormati. Saya tidak mengatakan Benni akan menjadikan Surau sebagai lembaga super. Bukan itu Pak. Mohon dibaca dari awal proses diskusi kami ya Pak. Saya hanya khawatir, kita beromantika pada surau. Menempatkan surau di otak kita sebagai penjawab tanya keterpurukan ini. Hanya kekhawatiran itu saja Pak. Sekali lagi mohon dibaca proses diskusi saya dengan Benni Pak. Wassalam Ronal Chandra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak mantari sutan nan hidupnyo di surga,.. Mikirnya jangan jauh2 dong pak, moso tulisan sederhana dari angku beni dibilang "Akan Menjadikan surau lembaga Super" payeh loe. Coba apa maksud pak mantari mengatakan (Orang lain berlari orang Minang berjalan) biar jelas and gak rabun2 trus kalou enggak nti orang bilang juga "Perkataan seperti itu adalah ungkapan kefrustasian dan keterpurukan kita". Regards Ronal Chandra Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Terima kasih tanggapannya Pak Beni. Saya hanya hendak mengajak kita semua, jernih memandang surau dan kontribusinya bagi pengembangan sumberdaya manusia minangkabau. Yang saya takutkan, keinginan kita kembali ke surau dan menempatkan sebuah surau sebagai sebuah lembaga super hanyalah sebuah jawaban kefrustasian kita selama ini. Menjadi kambing hitam atas semua keterpurukan ini. Wassalam --------------------------------- Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center. --------------------------------- Sucker-punch spam with award-winning protection. Try the free Yahoo! Mail Beta. --------------------------------- Don't be flakey. Get Yahoo! Mail for Mobile and always stay connected to friends --------------------------------- Don't pick lemons. See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ Kami mengundang sanak untuk hadir dalam acara: "Wartawan mengajak Berdoa Bersama untuk Keselamatan Negeri" pada tanggal 8 April 2007 jam 08:00 di Masjid Istiglal. Acara ini terpicu oleh musibah terbakarnya Ustano Pagaruyuang dan Gempa di Sumbar. Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---