Tarimo kasih Pak Datuak,
   
  mungkin ini lebih tepat disebut kajian pustaka kali ya..?
   
  Ibnu batuttah dan Marco Polo saja, yang diyakini telah menginjakkan kaki 
masih memilki kekeliruan interpretasi sebuah etnik dan kawasan.
   
  Mungkin kita perlu belajar pada pustaka primernya langsung, 30 orang penulis 
tersebut.  Kalau perlu "asbabun nuzulnya" kita telaah pula.  Terutama 
background ideologi penulis dan sponsor penulisannya.
   
  Eniwei, postingan Mak Datuak sangat bagus kita jadikan sebagai pelajaran.  
Memahami point of view orang eropa kala itu terhadap kita para inlander ini.  
Di kondisi sekarang, rasanya pemahaman mereka masih belum berubah:)
   
   
  Sebuah buku tentang jejak orang perancis di hindia belanda juga ada bagian 
tentang orang Sumatera (kalau tidak salah Padang-CMIIW) yang katanya malas dan 
tidur-tiduran, suka mengamuk seperti orang gila.  Rasanya, generalisasi sangat 
dominan dalam laporan-laporan seperti ini di zaman dulu.
   
  Wassalam,
   
  UBGB
   
  

Datuk Endang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
    Ini bukan "penelitian", tapi sebuah "bahan pelajaran".
  Ada lebih 40 referensi yang digunakan dari sekitar 30 penulis. Saya sebutkan 
saja beberapa:
  C. Lekkerkerker, Land en Volk van Sumatra, 1916
  J. Th. Horstink, Militaire Aardrijkskunde van Ned. Indie
  J.J.B Ostmeier, Punten en problemen. Een en ander over het Javaansche volk. 1 
deel 1 band.
  H. Abdul Malik K.A., Sedjarah Umat Islam
  A.J. van Aernsbergen, Chronologisch overzicht van de werkzaamheid der 
Jezuieten in de Missie van N.O.I. 1859-1934
  R. Kennedy, Islands and peoples of the Indies 1943.

Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
    Mohon maaf menyela.
   
  Metodologi penelitan penulis ini dulunya bagaimana ya?  Sepertinya yang 
"diteliti" hanyalah para prajurit rendahan.  Dimana untuk masyarakat 
paternalistik, menjadi tentara bukanlah sebuah pilihan utama.  Apalagi untuk 
level bawah.  Bisa jadi, yang mendaftar parjurit hanyalah warga kelas tiga 
sebuah suku bangsa.  Sehingga tak heran yang muncul hanya pembawaan jelek saja. 
 
   
   
  Kalau "penelitian" ini dilakukan di akademi breda atau akademi militer 
magelang, hasilnya akan berbeda.  Malah hasilnya akan lebih bagus daripada para 
prajurit/perwira eropa.  Perlu diingat, bahwa perwira eropa yang tergabung 
dalam KNIL, sebagian besar adalah tentara bayaran yang terdiri masyarakat 
marginal seperti penunggak pajak atau narapidana.
   
  Satu hal yang tak bisa kita kesampingkan, kemungkinan tujuan tulisan ini 
sebagai taktik pemecah belah.
   
  Wassalam,
   
  UBGB
    
---------------------------------
  Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
Check out new cars at Yahoo! Autos.




       
---------------------------------
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke