Ikut nimbrung nih,
Saya mungkin senada dengan uda Riri, dengan melakukan mogok ujian membuat situasi menjadi tambah rumit. Karena membuat kedudukan pemda menjadi dilematis, dilain pihak ingin membantu anak-anak yang duafa, diposisi lain dikuatirkan menjadi preseden yang negatif dimasa datang, akan terjadi peristiwa serupa (pemogokan) dengan alasan lain lagi. Mengikuti ujian susulan itu memiliki persayaratan yang telah ditentukan yang terbatas, misal peserta sakit, dll., serta memiliki jadwal sendiri, yang bersifat nasional. Sebetulnya jalan yang terbaik pada saat itu tetap mengikuti ujian kemudian baru melakukan protes terhadap indikasi kecurangan. Seharusnya bahwa para pendidik pada saat itu melakukan persuasi terhadap anak didiknya untuk terus mengikuti ujian. Saya kira sama dengan pertandingan olah raga biasanya kalau ada suatu kecurangan para pemain protes dan bahkan mogok main, tapi pelatih membujuk mereka agar tetap bermain, sambil memprosesnya kemudian. Arnoldison Monday, April 23, 2007, 5:54:44 PM, you wrote: RC> Mak Boes, RC> Persepsi kita tidak berbeda dalam hal: mereka harus dibantu. RC> Bahkan saya sangat menghargai tindakan nyata dari Mak Boes, mewakafkan RC> rumah dan tanah untuk mereka (posting di RN, Nov 2004); seperti saya RC> juga sangat menghargai RN dengan sumbangan bulangan, dan Pemprov RC> Sumbar tahun 2004 (saya baca di ranah-minang.com). RC> Mak Boes dll sangat sangat jauh lebih baik dibanding saya, yang RC> mempunyai persepsi yang sama, tapi belum melakukan tindakan apa-apa. RC> Tetapi, tampaknya, kita sangat berbeda dalam hal melihat cara yang RC> mereka lakukan untuk memprotes kecurangan yang mereka lihat dan alami. RC> Mungkin (mungkin) mak Boes berpendapat, ini merupakan ekses dari RC> perlakuan tidak adil, tekanan, ataupun penganiayaan yang selama ini, RC> dan sedang, mereka alami. RC> Sebaliknya saya berpendapat, mereka harusnya sudah cukup dewasa dan RC> bijak untuk berpikir bahwa: "Ketika anda melihat polisi berdamai RC> dengan pemilik mobil mewah, tidak berarti anda berhak untuk RC> menghancurkan rambu-rambu lalu lintas lainnya". RC> Saya sangat menghargai tindakan mereka untuk melaporkan kasus ini. RC> Saya juga kagum dengan konsistensi mereka yang mengatakan "kalau RC> sampai tidak ada yang datang, kami rela tidak lulus tahun ini", RC> walaupun saya juga agak terganggu dengan: Kami hanya ingin keadilan, RC> dan tidak rela akhirnya siswa SMK 5 itu, lulus karena dengan cara-cara RC> curang ... RC> Tapi, mak Boes, saya yakin kita mempunyai keingingan yang sama agar RC> (1) mereka bisa ikut ujian susulan; (2) selanjutnya mereka tidak lagi RC> menerima perlakuan yang tidak adil, dan (3) kecurangan yang terjadi RC> diusut tuntas, dan pelakunya diberikan sanksi. RC> Mudah2an dengan banyaknya pemberitaan tentang ini, para "penguasa" RC> bisa bersikap sebagaimana seharusnya. Dari sisi saya, tidak banyak RC> tindakan nyata yang bisa saya lakukan, kecuali berusaha mengubungi RC> beberapa kawan/ dunsanak untuk "menanyakan" tindaklanjut yang RC> dilakukan pemerintah. RC> Wassalam, RC> Riri (45) RC> boes <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >>>> kebetulan saya tahu anak2 smk dhuafa yg menompang ujian >>>> itu. mereka diusir dari satu kegedung ke gedung lain utk >>>> belajar, >>>> sekarang dikala ujian dan melihat kecurang dan melaporkan >>>> dan protes lalu -kemungkinan- tidak bisa ujian susulan, >>>> apakah itu bukan dianiaya oleh anda? >>>> apa namanya? >>>> apakah anda tahu siapa anak2 itu? >>>> kalau tahu, memang beda persepsi kita. RC> wassalam RC> boes RC> -- Best regards, Arnoldison mailto:[EMAIL PROTECTED] --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---