waalaikumsalam,
   
  menambahkan pula...
   
  diskusi pulo jo apak wak (kk laki2 ayah, kebetulan datuk pulo, dt. karaing 
nan sati)
  kato beliau wak petik dari diskusi nan terjadi...
   
  ado tiga perkara nan mambuek urang sasuku
   
  hubungan saparuik
  kalo nan iko ndak paralu dijaleh-an, lah jaleh amek, ntahlah kalau jadi 
mangkaruih...
   
  hubungan/karano - batali budi
  seperti dijaleh-an pak azmi, karano dek jasa seseorang terhadap suku tertentu 
maka suku tersebut meminta beliau untuk masuk dalam suku tersebut...
   
  batali ameh
  karena suatu hal, maka bolehlah diajukan permintaan pada suatu suku 
perlindungan menjadi bagian dari suku tertentu yang didiaminya...
   
  ---
   
  satu hal yang masih sulit saya kritisi bahkan terhadap suku sendiri adalah 
bagi seseorang warga, maka pengkultusan terhadap budaya adalah hal yang lumrah, 
bagaimana susunan struktural dalam pemerintahan suku menjadi sangat2 berbau 
kekeluargaan yang banyak membelenggu para pemuka/negarawan/datuk dalam suku 
minangkabau terbelenggu untuk membuat perubahan2 dalam minangkabau.
   
  ---
  MARI BERSAMA MENCIPTAKAN DT.PERPATIH DAN DT.KETEMANGGUNGAN
   
  minangkabau harus ditransformasikan, bukan berubah, mentransformasikan 
susunan budaya menjadi susunan yang lebih fungsional... begitu peradaban di 
mulai kata sang angku... mentransformasikannya tidaklah sulit, bahkan saya 
melihat bila ini berhasil, terciptalaha susunan minangkabau baru... dunia baru, 
dimana peradaban terbentuk...
   
  ---
tercengang saya membaca buku "Sejarah Ringkas Minangkabau dan Adatnya, karya M. 
Rasjid Manggis Dt. Radjo Panghoeloe', dan semakin yakin Minangkabau baru akan 
terwujud hari esok... dan bisa dimulai dari pengakuan akan keabsahan lembaga 
nagari secara formal dan independen, bila "adat salingka nagari", maka 
independensi kelembagaan harus dicapai sampai nagari, tak perlu ada kelembagaan 
terpusat yang sering kita lihat selama ini... 
   
  bagaimana?
   
  wassalam,
  tan jabok
  
azmi abu kasim azmi abu kasim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
      Kelapa Gading  5  Mei 2007
   
  Assalamu´alaikum w.w
  Angku2 Bapak2 dunsanak-dunsanak sapalanta nan ambo hormati.
   
  Sato ambo saketek tantang `”Malakok”, manuruik ambo ado tiga kelompok anggota 
masyarkat atau pendatang yang berasal dari luar adat nan salingka nagari atau 
dari luar Minangkabau  yang dapat di lakokkan atau dimasukkan kedalam sebuah  
suku yang ada di nagari-nagari di Minangkabau, seperti Urang Samando, anak 
ujung ameh atau anak pusako, dan pera pendatang baik sebagai  pegawai atau 
pedagang yang tinggal dalam waktu lama di Minangkabau. 
  I. Urang Samando.
  Memang setiap urang samando yang berasal dari luar atau dari luar adat nan 
salingka nagari  atau dari luar Minangkabau, sebaiknya di lakokkan atau 
dimasukan kedalam sebuah suku yang ada di nagari tersebut, dan kemudian 
diberikan gelar dari suku tempat di malakok itu. 
   
  Hal ini tentu berpedoman kepada istilah dalam adat, “Datang tampak muko 
bajalan tampak punggung, masuak bapahalau kalua bapalacuaik`”. Artinyo adolah, 
adanya permintaan dari yang bersangkutan,  atau penawaran dari pihak kita 
terhadap mereka dan keluarga besar mereka. Hal nangko sesuai pulo dengan 
istilah adat “Kok inggok mancukap, kok tabang basitumpu, inggok mancari suku 
tabang mancari indu”. `”Atau  “ dima bumi dipijak disinan langik dijunjung, 
dima air disauk disinan ranting dipatah`”
   
  Dari pihak kita tentu terlebih dahulu harus menjelaskan apa manfaat dari hal 
tersebut, baik terhadap pribadi dan rumah tangga mereka berdua, begitu juga 
terhadap keluarga besar kedua belah pihak, hal ini harus dijelaskan secara 
rinci, karena tak tahu maka tek kenal tak kenal maka tak sayang. Bahwa dengan 
dilakokkan atau dimasukkan dia kesebuah suku, mako dia sebagai seorang sumando, 
telah duduak samo randah dan tagak samo tinggi dengan  sumando-sumando nan lain 
sesuai dengan aturan adat nan balaku di nagari. 
   
  Menurut aturan adat Minangkabau nan Asli, bahwa sistem perkawinan menganut 
sistem matrilokaal, yaitu si suami tinggal di rumah istri dan rumah itu adolah 
rumah milik adat atau milik angota kaum yang telah ada secara turun temurun. 
Maka untuk sebagian daerah setiap urang samando atau manantu menurut aturan 
adat harus di jemput telibih dahulu, yaitu adat diisi limbago dituang, 
sekalipun perkawinan samo-samo sanagari. 
   
  Untuk daerah tertentu sekalipun perkawinan sesama sanagari dan terjadi di 
rantau, dan marapulainyo alun di japuik, mako jika dia pulang kakampung harus 
dilakukan penjemputan terlebih dahalu, sekalipun dalam bentuk yang sangat 
sederhana, dengan mengutus seseorang dengan membawa siriah dalam sapu tangan 
dan di nanti oleh mamak dan urang samando dari piah  keluarga sabalah. 
   
  Tata cara penjemputan sesuai dengan tata cara adat yang berlaku di nagari 
yang bersangkutan, atau atas kesepakat kedua bilah piah, dan saindak-indak 
siriah langkok dalam carano. Sebaiknya di jelaskan apa yang dimaksud atau 
filosofi siriah dalam carano itu.  Karena pada umumnya orang luar Minang banyak 
juga yang menggunakan siriah sebagai kepala baso-basi.    
   
  Diusahakan  jangan terkesan bahwa kita memaksakan kehendah, dengan mangatokan 
nan caro awak nan paling elok atau nak baragiah gadang ke awak, tetapi 
nyatokanlah bahwa  hal tersebut demi untuak saling menghormati,  dan demi 
keutuhan rumah tangga kedua belah pihak diemudian hari dengan landasan, “lain 
lubuak lain ikannyo, lain padang lain bilalang`”. 
   
  Kiranya di jelaskan pula bahwa, `”condong mato iyo ke nan  elok, condong 
salero kenan iyo ke nan lama, tapi mato indak sapandangan, salero indak saraso. 
Mato awak mamandang sumbang di urang pamenan hiduik paduniran, di awak lamak 
gulai padek, diurang lamak gulai manik`”. Dengan arti kitopun mempersilahkan 
kepada mereka untuak melakukan tata cara menurut adat mereka yang tentu ada  
pula manfaatnya terhadap kerukunan rumah tangga merekan dan  kedua  keluarga 
besar. 
   
  Dan jika kita mendapat bisan atau menatu orang Jawa atau orang luar, 
sebaiknya kemukakan dari awal bahwa, apa bila anak atau kemanakan kita berada 
ditempat mereka, dia  harus Jawa atau harus dapat pula mengikuti adat dan 
cara-cara mereka, dan tentu begitu pula sebaliknya,  apabila dia  berada di 
tempat kita, dia harus Minang, jadi usahakanlah jangan bercampur air dengan 
minyak atau sekandang itiak dengan ayam sakandang lai sabaun indak, hal ini 
tentu sesuai pula dengan lambang negara kita “Bhinneka Tunggal Ika”, 
bermacam-macam hanya untuk satu tujuan.
   
  Manfaat malakok adalah sangat besar terhadap urang sumando yang datang dari 
luar,  segala haknya dalam kehidupan bermasyarakat akan terlindungi terutama 
dalam hubungan suami istri. Jika terjadi perselisihan diantara mereka berdua, 
yang dia tidak mampu untuak manyalasaikan, maka dia dapat mengadu kepada mamak 
atau keluarga tempat dia malakok, mamak atau keluarga tempat dia malakok akan 
bertendak sebagai penengah dan sekaligus mambelah hak-haknya menurut aturan 
adat nan balaku di nagari, kusuik disalasaikan kok karuak di janiakkan, anyuik 
dipintek. Artinya dia tidak perlu menjemput mamak atau keluarganya yang berada 
di tanah Jawa untuak manyalasaikan persoalannya itu.
   
  Selanjutnya  tentu  harus di jelaskan kepada kepada mereka secara berhadapan, 
kepada suku atau keluarga mana dia dilakokkan, dan syarat-syarat apa nan harus 
dipenuhi dan dilakukkan  yaitu “adat diisi limbago dituang”. Ada yang dengan 
memotong kerbau, kambing atau ayam sesuai dengan kemampuan atau kesepakatan, 
indak panuah kateh, saindak-indaknyo panuah kabawa, tetapi nan siriah di 
langkok dalam carano ijan di tinggakan, karena siriah langkok sangat besar 
besar artinyo menurut adat di Minangkabau.
   
     II.   Anak Pusako.
   
  Untuk anak pusako atau anak ujung ameh, sebaiknyo juga dilakokkan atau 
dimasuakkan kesebuah suku di nagari, sesuai dengan nagari asal ayahnya dan 
kasuku nan babeda jo suku ayahnyo. Secara umum hal-hal nanlah kito terangkan 
diateh berlaku juo buat anak pusako atau anak ujung ameh, namun ada beberapa 
hal nan paralu di tambahkan antara lain adalah :
   
  Pungsi  serta keberasilan  seorang ayah dalam membina  hubungan anak dengan 
keluarga bako atau dengan dunsanak kemanakannya sangatlah menentukan dalam 
masalah malakokan atau mamasukan seorang anak kepada sebuah suku di 
Minangkabau. Dia tidak akan menemui kesilitan dalam hal malakokkan anaknya 
kesebuah suku di Minangkabau jika dia mengerti dan memahami serta melaksanakan 
apa disebutkan dalam pepatah “anak di pangku kemanakan dibimbing, urang kampung 
di patenggangkan, tenggang nagari jan binaso”. Jika hal itu tidak terlaksana 
dengan baik sangatlah tidak mungkin akan berhasil, kerena dengan bako saja 
hubungan tidak baik, bagaimana dengan masyarakat nagari ?. Persoalan ini tidak 
dapat dijadikan menjadi peraturan adat nan salingka nagari, karena hal tersebut 
tergantung kepada baik dan buruknya hubungan peribadi antara anak pusako dengan 
keluarga bakonya. 
   
  Perana keluarga bako sangatlah menentukan karena keluarga bako inilah yang 
akan bertindak dan melaksanakannya. Dengan mencarikan sebuah suku yang kiranya 
dapat menerima anak tersebut untuk dilakokan dan masuk manjadi anggota keluarga 
dari suku tersebut.
    
  Dalam pelaksanaan malakok yang paling penting adolah kesediaan dari pendatang 
tadi untuak maikuti segalo aturan-aturan nan berlaku menurut adat, kok baiyua 
satolah maisi kok malangkah ikuiklah mairing, kailia satolah sarangkuah dayung 
kamudiak satolah saantak laga dan nanpaling penting samo-samo manjago nama baik 
keluarga.
   
  Demikianlah nan dapek ambo sampaikan mudaha2an ado manfaatnyo, terimo kasih
   
  Wassalam,
   
  Azmi Dt.Bagindo 

Assalamu'alaykum wr.wb

Malakok ini juga pernah dipraktekan oleh Rasulullah ketika beliau
mempersaudarakan kaum Muhajirin (pendatang) dengan kaum Anshor.

Dengan cara ini mengurang kesenjangan dan perbedaan antara penduduk
pendatang dengan kaum pribumi.

Dengan keikhlasan , kaum Anshor bersedia berbagi kepada kaum
Muhajirin dengan apa yang dimilikinya berupa harta, rumah, kebun, perniagaan.

Tentu saja bukan makosuik ambo untuk dipraktekkan kiniko di ranah
minang, karena konteksnya memang berbeda.


Arnoldison

    
---------------------------------
  Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 



       
---------------------------------
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke