Assalamualaikum w.w. para dunsanak sapalanta,

Tagalitik juo hati ambo ko manaruihkan barita harian
Kompas nan di bawah ko, sambia mangkhayal: bilo
kamuncul juaro-juaro dari Ranah Minang maso kini ?
Juaro-juaro ketek saroman Ananda Farid ko jadilah, kok
indak ka juaro gadang. 

Salamo ko kito kan bangga ka urang Minang maso saisuak
sajo: Hatta, Haji Agus Salim, Yamin, Natsir, Hamka dan
romobongan generasi baliau-baliau nan kito hormati tu.

Wassalam,
Saafroedin Bahar

Kompas, Senin, 14 Mei 2007 

Anak Pecatur Lapak yang Menjadi Juara Dunia 


PEPIH NUGRAHA 

"Saya suka Pak SBY karena dia gagah." Itu penilaian
Farid mengenai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Nama
lengkapnya Farid Firman Syah. Dialah juara dunia catur
pelajar kelompok usia 15 di Halkidiki, Yunani. 


Kami menemuinya, Kamis (10/5) di Kantor PB Persatuan
Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Senayan, Jakarta,
satu jam sebelum ia ke Istana. Bertemu orang nomor
satu di negeri ini menjadi kebanggaan sebagian orang,
termasuk Farid, siswa kelas II SMP PGRI Rawalumbu
Bekasi. 

"Mimpi pun tidak bakal bertemu Pak SBY, saya cuma
melihatnya dari teve," katanya. Saat itu Farid
mengenakan kemeja putih lengan panjang dengan celana
jins. Mata kanannya agak merah. Kena angin, katanya. 

"Mau ketemu Presiden kok pakai jins. Kami belikan dulu
celananya," salah seorang pengurus Percasi
mengingatkan. Tetapi, ibunda Farid, Amaroh, meminta
izin untuk membawa Farid berganti pakaian. "Saya
bawakan dia baju resmi dari Bekasi," katanya. 

Tak sampai 10 menit, Farid sudah mengenakan setelan
jas hitam, siap berangkat ke Kantor Menpora sebelum
bersama Menpora Adhyaksa Dault diantar ke Istana. Hari
itu sang juara dunia diantar lengkap sang ibu, Amaroh;
ayah, Abrori; adik, Faria Desi Arianda; dan pengurus
Percasi Bekasi. Mereka makan siang bersama Presiden
dan Wakil Presiden. 

Farid, yang 26 November 2007 nanti genap berusia 14
tahun, adalah satu dari tiga juara dunia catur yang
dimiliki Indonesia. Sebelumnya ada Irwin Irnandi juara
dunia kelompok umur (KU) 10 dan Aston Taminsyah juara
dunia KU 9. Farid juara dunia catur pelajar KU 15.
Memang ada perbedaan dengan Irwin dan Aston yang juara
dunia tanpa embel-embel "pelajar". 

"Tetapi, meski juara dunia pelajar, lawan-lawan yang
dikalahkan Farid di Halkidiki memiliki elo rating
tinggi," kata Sebastian Simanjuntak, manajer merangkap
pelatih yang menemani Farid ke Halkidiki. 

PB Percasi kali ini tak hanya mengirim Farid. Ada
Masruri Rahman dan Chelsie Monica Sihite. Rahman mampu
menduduki peringkat ketiga di KU 11, di bawah Yuksel
Atila Koksel dari Turki dengan 7,5 poin, dan Maxim
Lugovskoy dari Rusia dengan 7 poin. 

Anak sopir bajaj ini juga mengumpulkan 7 poin, tetapi
kalah dalam nilai tie-break yang dihitung berdasarkan
hasil head to head, di mana Masruri dikalahkan Maxim
pada babak kedua. Satu lagi kekalahan Masruri diderita
dari sang juara Koksel. 

Masruri juga diundang ke Istana bersama Farid. Dia
sempat nyaris ditolak protokol karena mengenakan
sandal jepit! 

Pecatur lain, Chelsie Monica Sihite, bermain di KU 13
putri dan mampu menduduki peringkat keenam. Chelsie
yang asal Balikpapan mencetak 5,5 angka. Di kelompok
ini gelar juara disabet Baciu Diana dari Moldova
dengan 7,5 poin. 

Bagaimana dengan prestasi Farid, bocah yang bergelar
master nasional sejak usia 12? Boleh dibilang luar
biasa sebab baru dialah yang melakukannya. 

Murid Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) itu sudah
memastikan diri menjadi juara dunia satu babak sebelum
babak terakhir. Ini karena angka yang dia kumpulkan
tak mungkin dilampaui peserta lain sekalipun ia kalah
pada babak terakhir. Hebatnya, ia justru menggilas
musuhnya tanpa ampun di babak terakhir itu. 

Simanjuntak menggambarkan bagaimana tercekamnya kubu
Indonesia saat harus menghadapi babak delapan. Bila
Farid sampai kalah, hapuslah harapannya sebagai juara
dunia karena mungkin ia kalah head to head atas
saingan terdekatnya, pecatur Yunani. Ini suasana yang
menegangkan dan bikin pikiran buyar. "Tetapi saya main
plong saja," ungkap Farid. 

Alhasil, setelah menyelesaikan semua sembilan babak,
Farid unggul satu setengah angka dari peringkat kedua
dan ketiga, yaitu Mustafa Yilmaz dari Turki dan Ivan
Aldokhin dari Rusia, yang membukukan 7 angka. Ia
mencetak delapan kemenangan dan hanya sekali seri.
Padahal, di KU 15 tahun ini terdapat 56 pecatur dari
14 negara! 

Telat 

Farid termasuk telat mengenal catur, yakni saat usia
delapan tahun pada tahun 2001. Bandingkan dengan GM
Susanto Megaranto yang bermain catur sejak usia lima
tahun. Ia baru dimasukkan ayahnya, Abrori, setahun
kemudian. Sang ayahlah yang mulai mengajarkan dasar-
dasar catur kepadanya. 

"Saya ini sekadar pecatur lapak. Tetapi, saat saya mau
menyekolahkan Farid di sekolah catur Pak Utut, saya
ragu karena gedungnya bagus, bayarannya mahal, Rp
75.000 sebulan. Beruntung saya dapat diskon 10 persen,
tetapi itu pun saya harus puasa," kata Abrori,
pedagang rokok asal Tegal yang mangkal 24 jam di depan
SCUA, Jalan Siliwangi, Bekasi. 

Abrori dan istrinya, Amaroh, yang asal Kendal,
mendukung sepenuhnya Farid bermain catur. Ia berharap
suatu saat anaknya dapat meraih gelar grand master,
gelar tertinggi dalam catur. Simanjuntak tak meragukan
tekad Farid yang ingin meraih gelar itu. Tetapi,
mantan pecatur nasional ini memperkirakan Farid baru
bisa meraih gelar terhormat itu empat atau lima tahun
lagi. "Ia masih harus dibekali pengetahuan catur yang
matang," ujarnya. 

Farid berterima kasih kepada kepala sekolahnya, Gaya
Sutardi, yang memberikan kompensasi waktu untuk
belajar catur. Gemblengan terhadap Farid memang berat.
Setiap hari ia harus belajar teori dan praktik bermain
catur mulai pukul 09.00 sampai pukul 16.00. Ia, antara
lain, dilatih FM Maksum Firdaus, GM Edie Handoko, GM
Utut Adianto, dan MN Aji Hartono. Simanjuntak yang
juga melatihnya berkomentar, "Farid punya talenta luar
biasa, mungkin akan seperti Susanto." 

Susanto Megaranto adalah pecatur idola Farid, selain
Utut. Bahkan, ia mengaku motivasinya ingin menjadi
pecatur sehebat Susanto. "Ia (Susanto) punya mobil dan
rumah dari main catur. Kalau saya ingin membantu
orangtua," katanya. 

Tentang membantu orangtua, Farid mungkin telah
melakukannya. Saat pertama kali bermain di luar
negeri, yakni Thailand, dan meraih medali perak
kejuaraan beregu ASEAN, Wali Kota Bekasi Akhmad
Zurfaih menghadiahinya Rp 10 juta. Menurut Abrori,
uang itu ia belikan laptop yang oleh Kristianus Liem
dari PB Percasi diisi berbagai program dan database
catur. "Setelah punya laptop, kemajuan anak saya
meningkat pesat," tutur Abrori. 

Atas prestasinya menjadi juara dunia, saat diundang ke
Istana, Presiden memberi Farid uang Rp 25 juta, plus
dari Wapres Rp 10 juta. Oleh PB Percasi, Farid
diproyeksikan meraih grand master. Ia, misalnya, akan
menjalani delapan turnamen di Eropa pada Juni-Juli
mendatang. 

Soal target tersebut, Farid berkomentar, "Insya Allah
saya bisa."



       
____________________________________________________________________________________Take
 the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos & more. 
http://mobile.yahoo.com/go?refer=1GNXIC

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke