Kebetulan subject ini dimulai oleh sanak Mantari Sutan dengan "kekecewaan keluarga SBY". Kalau soal bagaimana menyambut tamu, mungkin tidak ada "pakem"nya apakah model Ritz, atau model bagaimana. Itu relatif, kalau saya kebetulan termasuk orang yang tidak suka sambutan2 seperti itu. Tapi itu tentunya mereka juga sudah punya semacam studi, bagaimana memperlakukan tamu secara umum. Urang awak harus mengikuti? Ya bisa iya, bisa tidak, sebaiknya dipelajari dulu plus minusnya. Dan jangan dibilang urang awak tidak tanggap terhadap tamu. Begitu masuk ka lapau nasi, duduak, langsuang dihidangkan aia minum, cuci tangan, nasi, samba sa langkok2 nyo. Nah, apakah ada warung/ restoran lain yang menservice tamunya seperti ini? Riri
Anzori <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Yang dilihat jangan kaitan dengan SBY-nya, tapi potensi mereka sebagai turis lokal yang membelanjakan banyak uang di daerah kita. Barangkali mereka adalah turis lokal dengan budget belanja yang cukup gede. SIAPApun turis yang mau spending alot of money di nagari kito, kalau paralu agiah kaluang bungo, samo katiko ambo pernah nginap ka Ritz Carlton BALI, tiok tamu dapek kaluang bungo cempaka nan harum, walaupun sabananyo ambo tamu atas beban dinas, tapi image bahwo nan nginap di Ritz adolah turis nan speding alot of money. Patuik dicontoh dek urang awak caro-caro baitu Riri - Mairizal Chaidir <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kalau ini terjadi jaman dulu, para pejabat bisa pusing, bukan tidak mungkin ini akhir dari karirnya ... Tapi sekarang, sejak jamannya Otda, jamannya Pilkada, jamannya partai-dpr-dprd sudah banyak berkiprah ... ya, saya rasa ga apa apa kok. Saya orang bodoh, jadi itungan saya yang gampang2 aja: Kalau rombongan itu saya sambut pake spanduk, pakai kalungan bunga, diurusin siang malam dst dst, seberapa jauh mereka bisa "mengajak" orang lain? Bandingkan dengan cost saya untuk melayani mereka. Saya dulu pernah bekerja di daerah. Kalau keluarga boss datang, tentu kita sambut dengan segala macam yang hebat2; biayanya ... ya dari mana2 dari dana "non bujeter", minta sumbangan, bahkan ngutang ... kalau itungan saya sih ... ya ga pa pa kalau para petinggi sumbar "kebetulan tidak tahu" ada rombongan itu datang. lain halnya kalau misalnya yang datang rombonganny jaya suprana, atau boss nya pabrik rokok jarum ... nah, kalau itu jangan sampai terlewat. Soalnya beliau itu bisa saja menarik sekian ribu wisatawan lainya. Jadi pak Kadis, khusus untuk kasus ini, saya sangat mendukung Bapak. Riri Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: "Padang, Padek--Sejumlah keluarga dan orang-orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang melakukan tour ke Sumbar kecewa. Pasalnya, kehadiran rombongan tidak mendapat pelayanan dari pemerintah provinsi (Pemprov) Sumbar. "Kami bukan minta dilayani, tapi alangkah baiknya kehadiran rombongan ini dimanfaatkan untuk tukar pikiran dan mempromosikan potensi pariwisata yang ada di Sumbar." Rombongan Keluarga SBY ini kan lebih ke plesir belaka. Justru menjadi aneh, jika mereka kecewa karena tidak mendapat pelayanan pemprov. Paragraf terakhir ini juga sedikit aneh, tukar pikiran kan tidak harus disaat yang bersamaan dengan plesiran mereka. Dan pemprov juga tidak wajib melayani permintaan audiensi seperti ini. Beda kasus, kalau rombongan ini melontarkan kekecewaan soal pelayanan pelaku wisata sumbar. Dan boleh berteriak-teriak, pemda sebagai regulator dan fasiltator industri pariwisata memble aja. Tapi rombongan ini hanya menyalahkan pelayanan pemda. Kepala Dinas Pariwisata sudah di jalur yang benar kok. Salam ----- Original Message ---- From: Bot S Piliang <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 18, 2007 11:43:25 AM Subject: Re: [Wisata Minang] Tak Dijamu, Keluarga SBY yang tour ke Sumbar kecewa (Rakyat Merdeka) Agaknya ini harus jadi perhatian serius pak Gurbernur. Usaha promosi wisata dan segala macam yang dilakukan diluar SUMBAR akan blur dan tidak ada artinya kalau pelaku wisata bahkan instansi yang bertanggungjawab disana tidak responsif. Saya rasa sikap menyesal tidak cukup tanpa diimbangi pembenahan. Dan kejadian ini agaknay tidak sekali terjadi di Sumatera Barat. Salam Bot SP Darul M <[EMAIL PROTECTED] biz> wrote: Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar James Hellyward yang sedang berada di Bali tidak mengetahui kedatangan rombongan tersebut. " Saya tidak tahu, kalau tahu akan dikondisikan, " ungkapnya. slr/jpnn Baa pejabaiak awakko ketinggalan kereta taruih yo? Dek KA indak jalan lai di Sumbar kali yo? Dikirono urang pulang kampuang basamo samiang kali yo? Ah wisata domestik, emang gua pikirin. Salam Darul Makmur PT Tatabisnis Usaha Globalisia Ph/Fax. +6221-8714975. Mbl: 0811854417, 081806746072 email: [EMAIL PROTECTED] id --------------------------------- --------------------------------- Pinpoint customers who are looking for what you sell. --------------------------------- Pinpoint customers who are looking for what you sell. --------------------------------- Finding fabulous fares is fun. Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel bargains --------------------------------- Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---