....,Abang..,None..,Encang..,Encing..,Enyak..,Babe ..,semuenye ye...,nyang
belon sempet ngebace....,,,!!

" KALAU CINTA TIDAK CINTA "


 Ini hanya sebuah kisah seorang teman. Sebut saja Kikish, namanya. Dia
bercerita kalau dia sedang kangen dengan seseorang. (Aku
tersenyum-senyum ketika dia bilang kalau sedang kangen. Hahaha... anak itu
memang suka mengumbar kangen). "Nikmati saja kangennya, Kish!" kataku
menanggapi. "Kalau nanti sudah ketemu, kan sembuh kangennya. "Tapi yang
ini beda." Beda? Beda gimana?" "Aku kangen dengan orang yang kusayangi,
tapi nggak bisa kumiliki. Jadinya kan nggak ketemu
(kangennya).
"Ya, sudah...
dinikmati
 saja kangennya. Toh cinta itu membebaskan." "Yah, emang enak 'makan
cinta'?"

 Memang ngomong lebih mudah daripada menjalaninya. Apa sih enaknnya
sewaktu cinta bertepuk sebelah tangan atau bila kita tak bisa berharap
terlalu banyak pada orang yang dicintai? Kadang aku juga nggak habis pikir
dengan satu kata yang nggak ada habisnya itu : CINTA. Rasanya setiap hari
kata cinta itu berhamburan di mana saja. Mulai dari
pembicaraan di meja makan, sampai saat akan meletakkan kepala di atas
bantal. Dan kadang aku juga capek ketika merenung-renungkan arti cinta
itu. Apa sih cinta itu?

 Terlalu banyak definisi tentang cinta. Mulai dari yang sederhana sampai
yang njlimet dan membuat kening berkerut. Tetapi sepertinya permasalahan
cinta hanya berlaku bagi pasangan muda-mudi. (Apa iya?) Kupikir-pikir
cinta
 itu berarti memberi hati. Dan, memberi hati itu nggak ngampang lho.!
Karena
 memberi hati itu artinya memberi diri kita sendiri kepada orang yang
kita cintai agar orang yang kita cintai menjadi lebih baik, lebih maju,
dan lebih bahagia (dan memberi diri itu berarti mengikis habis ego diri
sendiri), Dengan begitu, mencintai berarti membebaskan.

 Lalu kalau begitu, sebenarnya tidak ada masalah jika cinta kita ditolak,
wong kita niatnya "memberi" dan membebaskan dia untuk menerimanya atau
menolaknya, kan? Memang, mungkin penolakan itu diikuti sakit hati. Gimana
nggak sakit hati kalau segala daya dan upaya yang kita kerahkan dicuekin?
Tapi bukankah dengan ditolak kita sadar bahwa pemberian atau usaha yang
kita kerahkan itu berpamrih? Dan dalam kamus cinta, pamrih itu tabu.
Karena
 kalau kita berpamrih, kita hanya mencintai diri kita sendiri. Maka,
kupikir
 Kikish barangkali harus banyak belajar, bahwa jika kita mencintai tidak
berarti harus balik dicintai. Dan tak ada salahnya jika kangen yang ia
miliki tidak dibalas kangen oleh orang yang ia cintai. Menikmati kangen
yang tak berbalas itu memang lebih banyak sakit hatinya, tetapi dengan
begitu kita juga dapat merasakan kecewanya Allah karena kangen-Nya tidak
kita balas.
Wassalam,
Darius Nurdin

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==========================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke