Sabana kecewa awak, apo indak ado tampek nan lain untuk di  jadian mall,
alah indak ado perasaaan urang nan maagiah izin itu
indak kah tapikia dek nyo kalo daerah wisata kan bisa dipisahkan jo pusat
ekonomi,

On 7/23/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Pak Nanang, jan sadiah, tapi kito harus cameh dengan kondisi ko. SBY sudah
> mencanangkan tahun lalu, jan ado SUPERMALL atau HYPERMARKET berdiri
> disekitar Pasar Tradisional. Supermall dan Hypermarket tu hanyo buliah
> berdiri di Border City atau di pinggiran kota. Tapi kanyataannya
> dimana-mana, di Palembang, Bengkulu dan juga Bukittinggi serta kota
> metropolitan lainnya hal itu terjadi. Dimana kepedulian pemerintah daerah
> terhadap pasar tradisionil ini yang nota bene adalah pedagang2 kecil
> seperti keluarga2 kita.
> Sayang aturan atau undang2 tentang itu belum ada.
> Mari kita jaga keseimbangan perekonomian di kota-kota kita agar pasar
> tradisionil tidak tersingkirkan oleh Supermall dan hypermarket ini.
>
> Wassalam,
> Mulyadi (50+)
> Penjaga gawang Milis APPSI
>
> > Bukittinggi yang dicari urang pandatang/wisatawan itu suasana pasar
> > traditionalnya, eh.....ndak taunya mall yang ada, didakek jam gadang
> > pulo..........ampun. Sangat dangkal pemberi ijin dan investornya dalam
> > berpikir. Jam gadang itu harus diberi rongga, jan ditutuik jo bangunan.
> > Mereka pasti dikutuk orang bukik tinggi 7 turunan. Sakik hati malieknyo.
> > Babondong2 urang ka ramayana.......sadiah.
> >
> > Nanang
> >
> > ----- Original Message ----
> > From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Saturday, July 21, 2007 10:34:37 PM
> > Subject: [EMAIL PROTECTED] [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]
> >
> > F Y I
> >
> > ---------------------------- Original Message
> ----------------------------
> > Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18
> > From:    "dpp appsi" <[EMAIL PROTECTED]>
> > Date:    Fri, July 20, 2007 11:27 am
> > To:      [EMAIL PROTECTED]
> >
> --------------------------------------------------------------------------
> >
> >    Perdagangan
> > Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional
> > Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para
> > pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian
> izin
> > dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar
> > tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang,
> > tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern.   "Saya sudah
> > bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai
> > mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat
> > menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan,
> > terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan
> kepada
> > peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta,
> > Kamis (19/7).   Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut
> > supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya
> > adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour.   "Kita tata yang baik. Tidak
> > harus
> >  tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya
> membayar
> > pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat,"
> > ujarnya.   Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang
> > berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat
> > eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23
> atase
> > perdagangan, dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia.   Menjaga
> > stabilitas harga   Selain menekankan perlindungan pasar tradisional,
> > Presiden menekankan pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan
> > bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat banyak.   "Inflasi kita
> enam
> > persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras,
> > minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau oleh rakyat. Ini perlu upaya
> > bersama dunia usaha dan pemerintah," ujarnya.   Terkait harga-harga
> > kebutuhan pokok untuk rakyat banyak, tiap minggu Presiden mengaku
> > memantau pergerakannya. "Jangan dikira saya diam saat harga beras dan
> >  minyak goreng naik," ujarnya.   Di tengah ekonomi terbuka yang dianut
> > Indonesia, Presiden tetap memberi ruang bagi intervensi pemerintah guna
> > menjaga kepentingan rakyat yang kerap tak berdaya. (INU)
>
>
>
> >
>


-- 
Best Regard,


Gusman Dharma P

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==========================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

  • ... Gusman
    • ... chaidir latief
    • ... chaidir latief
      • ... Yulnofrins Napilus
    • ... asfarinal, asfarinal, asfarinal, asfarinal nanang, nanang, nanang, nanang
    • ... Rainal Rais

Kirim email ke