Assalamu'alaikum Ww. Suatu tulisan nan menarik nan ambo ambiak dari mass media , dan dalam hubungannyo dengan RN.....sudah saatnyo dilakukan breakthrough untuak mamatahkan mitos-mitos yang berkembang dalam apopunlah...
Wassalam -- Z Chaniago - Palai Rinuak - Kaganti sawah jo ladang http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0707/24/opini/3696378.htm Birokrasi Tanpa "Breakthrough" Rhenald Kasali Setiap kali seorang pemimpin melakukan perubahan atau reformasi, ia akan memulainya dengan melakukan pemetaan (mapping). Perubahan sering diibaratkan sebagai upaya menghubungkan dua titik terpisah (connecting the unconnect) sehingga peta menjadi amat penting. Celakanya, begitu peta selesai dibuat dan diumumkan, banyak pemimpin merasa bahwa tugas reformasinya sudah selesai. Mitos gunung batu Satu tahun setelah peta diumumkan, pemimpin kembali mendatangi staf-staf dan menanyakan bagaimana kemajuannya (progress). Pemimpin cemas karena kedua titik yang dijadwalkan sudah rampung ternyata belum selesai. Jajaran birokrasi menyampaikan masalahnya, tetapi pemimpin menghendaki solusi. Mereka diberi tambahan waktu dua bulan lagi. Dua bulan berlalu, kedua titik belum juga terhubung. Semua mengeluh, reformasi cuma sebatas lip service. Pemimpin mulai frustrasi. Ternyata menaikkan gaji tidak mengubah perilaku. Apa yang terjadi sebenarnya ada di gunung batu. Setiap perubahan selalu akan berhadapan dengannya, sebuah bukit berbatu keras yang berada tidak jauh dari setiap titik awal kita bergerak. Untuk sampai ke tujuan, kita harus melewati atau menembus gunung batu itu. Namun, di luar dugaan, gunung batu tersebut ternyata ada "penghuninya". Baru saja gunung itu disurvei, "penunggunya" sudah beraksi. Konon, begitu mereka terganggu, banyak pekerja kesurupan, lalu ketakutan dan memutuskan tidak ikut membangun jalan tersebut. Begitulah reformasi birokrasi. Diperlukan sebuah kekuatan besar untuk menembus "gunung batu". Kekuatan itu disebut breakthrough yang berarti menjebol dengan tenaga superkuat. Anak buah tidak bisa karena hanya punya skenario (the art of probability). Namun, pemimpin bisa karena mereka punya kekuasaan (the art of possibility). Kekuatan skenario selalu kalah apabila berhadapan dengan mitos karena mitos juga memiliki kekuasaan yang tersembunyi. Para "penghuni" gunung batu itu sudah bertahun-tahun hidup di sana dan mereka memiliki jaringan amat solid. Dulu, di Medan, "penghuninya" adalah para raja judi yang konon bisa urunan untuk mengurus pergantian kepala polda yang dianggap terlalu mengganggu kenyamanan mereka. Di departemen-departemen milik pemerintah, "penghuni"-nya banyak wujudnya. Ada oknum pensiunan yang mempunyai hak memasok alat tulis kantor selama bertahun-tahun. Ada sahabat-sahabat menteri yang mengatur pemasok-pemasok departemen (termasuk mengatur event organizer). Ada pegawai-pegawai yang sengaja ditempatkan di meja-meja basah oleh oknum-oknum tertentu. Ada juga pejabat resmi yang greedy dan sebagainya. Mereka semua nyata, bukan ilusi. Mereka menjadi penjaga gunung batu yang membuat bapak/ibu menteri cuma bisa garuk-garuk kepala. Diperlukan "breakthrough" Karena itu, setiap reformasi memerlukan breakthrough. Waktu setiap breakthrough tidak boleh lebih dari tiga bulan, mencakup hal-hal yang harus dan bisa dicapai dalam waktu singkat. Semua terukur dan jelas hasilnya. Di birokrasi, jika mau sukses, seorang menteri harus turun sendiri memimpin breakthrough. Sebab, "penghuni" cuma takut kepada menteri, bukan kepada teman-teman mereka yang biasa mereka beri makan. Ini berarti menteri harus mulai menghabiskan waktu lebih banyak di kantor, bersama-sama dengan breakthrough team-nya. Maka stop dulu memberi keynote speech membuka seminar dan pameran atau jalan-jalan ke luar negeri. Menteri juga harus mulai lebih selektif menerima masukan dari sekondan-sekondannya yang ternyata juga punya kepentingan di gunung batu itu. Breakthrough berarti menembus atau melakukan terobosan dan mengambil alih risiko bawahannya. Maka menteri harus punya semacam war-room, tempat setiap sore ia bisa melihat sendiri apa saja yang telah dicapai oleh jajaran birokrasinya. Di Indonesia, cara-cara seperti ini belum banyak dikenal. Namun, di Pertamina, para change champions-nya telah membuktikan, tanpa breakthrough mereka belum on the move. Setiap kali suatu proyek yang terukur selesai dicapai diberi tanda hijau. Dan yang belum diberi tanda merah. Semua berlangsung cepat sehingga para "penghuni" tidak bisa mengatur siasat apa pun untuk bergerak. Bahkan pada saat mereka bergerak, gunungnya sudah terbelah dua sehingga tidak bisa mengambil "ongkos sewa" lagi. Saya cuma berharap akan ada banyak lagi menteri, selain menteri keuangan, yang melakukan breakthrough dalam reformasi birokrasi. Tanpa breakthrough, reformasi hanya menyisakan aneka kesulitan bagi rakyat. Rhenald Kasali Ketua Program Magister Manajemen Universitas Indonesia --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. =============================================================== Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2. ========================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---