Yth and Ade Harto, Alhamdulillah pagelaran semalam itu telah membawa hasil positif yakni ada EO yang minta Zamri group untuk tampil bulan september. Nah itu saja bagi uni adalah sebuah kemajuan Wass Uni Upi ade harto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Assalamaualaikum.Wr.Wb Melihat acara yang ditampilkan malam bakaba diGraha T.I.M. membuat saya takjub bersama teman2 yang hadir, apalagi dibelakangnya kreator2 yang tampil adalah srikandi2 Sulit Air, Senior IPPSA Upik Sundari, Rosi Yulita, Mamalinda dll. Satu jam aksi panggung sungguh telah menghipnotis kami akan butuh rasa kesadaran seni Minang Kabau yang lama tidak tampil. Melihat perjuangan yang ada, rasanya sudah terbalas dengan animpo kehadiran masyarakat minang yang hadir pada saat itu. Kedepan nya tidak ada lagi cerita sedih yang didapat tapi adalah happy ending yang manis kita tunggu. Oh Ya kanda Uni, Makwo upik Sundari.. InsyaAllah IPPSA tetap eksis, ada baik nya yunior kita dilirik sebagai anak panggung, bolehlah ditampilkan juga nanti nya..? Sebelumnya tim tari IPPSA juga dapat kesempatan tampil menyambut Adang Darajatun-Dani Anwar dalam malam bersama datuk2 minang di gedung menpora semnayan, mendukung cagub PKS tsb. Dan juga 10 hari yang lalu kami juga mengadakan semalam kreasi seni IPPSA, di Gedung SAS Bandung dalam Rapimnas & LDT IPPSA. Maju terus Kanda kami..... Yunior IPPSA/ Ade
Upi Sundari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: MINANGKABAU EXTRAVAGANSA " Uni, tolong Zam Ni. Bantu Zam Ni. Zam ingin kembali menggelar karya cipta Zam. Zam telah lama terpuruk Ni. Sejak Dewi meninggal, sejak itu segala musibah datang menghampiri Zam " demikian Zamri salah seorang penari, koreografer yang sudah seperti adik bagi Upi datang ke Bintaro, rumah anak menantu Upi. Dia datang menyampaikan maksudnya untuk menggelar kesenian Minang. " Zam. Berbicara tentang terpuruk, masih mendingan kamu dibanding uni. Uni telah kehilangan suami, kehilangan apartemen, kehilangan mobil, kehilangan deposito, semua itu hanya karena uni ceroboh dalam memilih bisnis. Lihatlah Zam, uni sekarang jadi orang nomaden, tak punya rumah, menompang di rumah sewa anak mantu uni. Tidur, bekerja di kamar yang hanya berukuran 3 x 3 meter" belum habis Upi berkata Zamri kembali menyela " Sama nasib kita uni. Zam sekarangpun menumpang di rumah kakak Zam, persis seperti uni, di sebuah kamar sempit, dimana seluruh barang Zam tersimpan dalam bungkusan-bungkusan. Semua itu terjadi karena kami berhutang membeli ruko yang akhirnya kami kehilangan rumah, kehilangan mobil demikian juga ruko pun melayang juga karena bunga berbunga yang tak mampu Zam bayar. Bukan hanya itu hak mendiang almarhum Dewi istri Zam pun tak bisa Zam dapatkan untuk anak-anak Zam.....Uni Zam mau nangis, sekarang Zam terlunta-lunta, hidup hanya dari mengajar tari di Bulungan" Upi kaget akan nasib Zam, tetapi justru mendengar keluhan Zamri akhirnya Upi masih harus bersyukur kepada Allah SWT, karena ternyata masih ada orang yang lebih susah dari kehidupan Upi. " Ayo sekarang berhenti mengeluh, apa maksudmu Zam datang ke uni? " dan Zamri pun menjelaskan, dia bermaksud menyelenggarakan pagelaran kesenian selama 3 hari. Dia ingin menampilkan Sepekan di Ranah Minang, bertempat di Gedung Kesenian. Dalam khayalnya tiga hari lamanya di Gedung Kesenian akan digelar Bazar, Pameran Pembangunan, penampilan kesenian dari mulai yang tradisionil sampai yang modern. Parade Busana Minang dan lain-lain. Menurutnya dia punya kawan-kawan yang berjanji akan memback-up soal dana. Ada yang berjanji bisa mencarikan sponsor sekian ratus juta dan lain-lain. Zamri meminta Upi untuk membuatkan sebuah proposal yang akan dia bawa ke berbagai instansi, juga pemda DKI dan Sumbar. Maka Upi pun membantunya dengan bahagia. Upi minta Zamri menyusun panitia, dan membagi tugas untuk mencari dana bagi berlangsungnya cita-citanya. Seminggu berlalu, berlanjut sebulan sudah, hampir habis tapak sepatu Zamri hanya untuk meminta kesediaan para sesepuh untuk menjadi Penasehat panitia. Karena menurut Zamri dengan adanya nama besar penasehat panitia, dia akan mudah mendapatkan sponsor. Acara pun ditentukan di bulan Mei akan dilangsungkan di Gedung Kesenian. Tapi apa yang terjadi. Dua bulan waktu berlalu, tak terkumpul uang untuk pembayar uang muka gedung Kesenian, maka jatah hari untuk Zamri pun melayang sudah dipakai untuk program orang lain yang mampu membayar sewa. Sementara itu latihan tari telah hampir dua bulan dilaksanakan di Bulungan. Setiap latihan minimal uang lima ratus ribu rupiah amblas untuk biaya makan dan uang transport penarinya. Maka Zamri pun mulai keteteran, dia pun terpaksa menjual 6 set talempong dengan harga murah. Tak cukup dengan itu, terpaksa Zamri menggadaikan Tabir Pelaminan yang dimilikinya untuk menutupi biaya. Bulan ke tiga sudah berlalu, terpaksa gedung dicari lagi karena Zamri bertekad untuk tetap menampilkan karya ciptanya. Maka dapatlah kesempatan dia memakai gedung Graha Bakti Budaya TIM untuk dua hari di bulan Juni 2007. Rapat panitia di gelar. Sang ketua panitia merasa tak mampu untuk melanjutkan acara. Tampaknya ada perbendaan pandang antara kedua insan itu. Betapa tidak pak Nur adalah seorang pebisnis, yang dia tahu 2 x 2 sama dengan 4. Yang dia tahu transparansi dan job discribtion harus jelas, bukan seperti sekarang ini. Sementara kondisi saat ini, ya Zamri yang jadi produser, ya Zamri yang jadi Koreografer, ya Zamri yang jadi penata busana, penata panggung, dan terlebih pencari dana. Maka sang ketua pun bermaksud mengundurkan diri, dan hanya akan ikut sebagai penyumbang saja pada waktunya. Melihat cara kerja Zamri, Upi terpikir, Upi pun justru kadang seperti dia. Manajemen Upi kadang "one man show" . Perbedaannya pada saat itu Upi punya uang, punya kenalan, punya kemampuan, sehingga "gaya " seperti itu pun membuat Upi berhasil menghadirkan Pameran Buku Internasional pertama di Indonesia. Pameran Buku Anak dan Remaja pertama di Indonesia. Pameran Buku Islam ( Bistek) dan Pagelaran Budaya Islam. Berbeda dengan kondisi Zamri yang sudahlah "belum punya nama" tak pula punya teman yang akan membantunya, termasuk Upi yang kondisi keuangannya sangat morat marit saat ini. Zamri masih tak putus asa. Menurutnya ada seorang kawan yang berjanji akan membantunya. Bahkan ada seorang kawan di sebuah "instansi yang hebat" yang kenal dekat dengan bos nya yang dia yakin untuk 150 juta bisa dibantu. Juga ada seorang cukong yang katanya akan mencarikan sponsor untuk dia. Maka Linda dan Rosi diminta Zamri untuk menemaninya kesana-sini untuk mendapatkan uang bagi pelaksanaan pagelaran di maksud. Untunglah Rosi punya mobil, sehingga biaya transport untuk sementara bisa di tanggulangi oleh Rosi. Hari-hari sudah makin mendekat, namun uang untuk pembayar gedung Graha Bakti Budaya belum juga ada. Kalaupun ada uang sponsor kecil-kecilan habis pula dipakai biaya latihan dan biaya pengadaan baju tari yang semuanya baru Zamri rancang. Akhirnya terpaksa acara diundur ke bulan Juli. Karena bulan agustus adalah minggu tenang, Pilkada DKI sedang giat-giatnya kampanye. Ironis...... " Zamri, menurut uni sebaiknyalah Zamri tunda saja keinginan Zamri ini. Adalah tidak mungkin melaksanakan pekerjaan ini tanpa uang. Hari tinggal 2 minggu, sewa gedung belum dapat, undangan belum dicetak, sponsor tak juga datang. Mari kita hitung mudarat dan manfaatnya. Anggap acara bisa Zam langsungkan, tapi hutang Zam akan semakin membengkak, darimana Zam bisa menutupnya. Maaf Zam saat ini uni hanya bisa membantu Zam dengan do'a " demikian Upi menjelaskan. " Uni, tak mungkin Zam batalkan acara ini, walau hanya sehari pertunjukan harus tetap berlangsung. Uang muka gedung sudah dibayar dua juta setengah, kita cari lima belas juta lagi. Uang lighting tujuh juta dan lainnya, maka untuk gedung kita harus mencari dua puluh lima juta lagi " demikianlah tekad Zamri untuk tetap melaksanakan acaranya. " Zamri, tagihanku saaat ini belum masuk. Aku tahu engkau masih ngotot ingin mengadakan pertunjukan. Sebagai seorang sahabat sebenarnya aku ingin menyumbang tiga puluh juta untukmmu Zam. Sekarang bawalah sertifikatku ini, bawahlah gadaikanlah untuk satu bulan menunggu tagihanku cair" demikianlah sahabat akrabnya Zamri memberikan Serifikat tanah untuk digadaikan Zamri. Namun manalah mungkin mencari orang yang punya dana dalam waktu dekat, semua butuh waktu dan administrasi. Hari tinggal 4 hari lagi. Acara diputuskan dilaksanakan untuk sehari saja. Dipilih hari selasa tanggal 31 Juli 2007. Biaya dihitung butuh 52 juta rupiah lagi. Dengan harapan dia bisa menggadaikan sertifikat sebesar 30 juta, maka uang yang harus dicari sebanyk 22 juta lagi. Upi tak sampai hati, mau membantu uang Upi tak punya, maka yang bisa Upi lakukan adalah meng sms dua orang sesepuh Minang. " Dari lubuk hati yang paling dalam, uni Upi memohon kiranya bapak bisa membantu Zamri untuk mengatasi kesulitannya membayar gedung pertunjukan. Uni saat ini masih bokek, karenanya harapan kami hanya bapak yang bisa membantu. Wass Uni Upi. Dari dua sms alhamdulillah Pak Fasli Jalal sesuai dengan janji beliau ke Zamri, membantu mengatasi kesulitan Zamri sehingga sewa gedung dapat teratasi. Upi masih berharap dari sms kedua akan juga mendapat hasil. Namun sampai waktu pertunjukkan sms Upi tak juga mendapat jawaban. Ah betapa sedihnya.....andaikan Upi punya uang tak akan Upi perbiarkan Zamri mengeluh tanpa bantuan. Maka hari itu diputuskan kita cetak surat undangan. Untunglah Pak Gubernur Sumbar mengadakan acara seminar di Hotel Treva sehingga seratus undangan di sebar Zamri dan Linda di acara tersebut. Zamri, Linda berharap dalam acara itu bisa mengetuk pintu hati para tokoh-tokoh Minang untuk membantunya. Tetapi ternyata dari 100 orang yang datang hanya seorang saja yang memberikan sumbangan sebesar US $ 100. Uang dollar segera dicairkan dan dipakai untuk membayar spanduk billboard yang akan dipajang di TIM. Zamri masih kelimpungan, biaya untuk mengirim undangan via pos adalah tidak mungkin karena waktu dan biaya kami tidak punya. Akhirnya undangan main drop saja. Harapan kami mungkin mereka akan terpanggil untuk datang melepas rindu ke kampung halaman. Hari H hampir di depan mata, uang untuk pembayar lighting 7 juta, pembayar musik 7 juta pembayar penari dan lain-lain sebesar jumlah 50 juta belum ada ditangan, padahal hari H tinggal satu hari saja. Dengan bercucuran air mata Zamri menelepon sang ketua panitia, memohon kesediaannya untuk menggadaikan sertifikat tanah agar acara bisa berlangsung. Untunglah pak ketua mau membantu, namun jumlahnya belum mencukupi, dan untuk tentramnya hati sertifikat itu Zamri titipkan sebagai jaminan dia akan mengembalikan uangnya bulan depan. Zamri pun sedikit lega. Maka hari itu, tepatnya hari selasa tanggal 31 Juli 2007 Zamri dengan bahagia mengatur galadi resik MINANGKABAU BAKABA. Air mataku jatuh tak terasa ketika gedung Graha Bahti Budaya hampir penuh oleh tamu-tamu, walaupun sejujurnya ada rasa kecewa sesepuh dan tokoh Minang terlalu sedikit yang datang. Padahal sms Upi sebarkan, Undangan kami sebar di terminal, di pasar bahkan disiarkan melalui radio Minang. " Uni, bantu Zam ni. Uang kita kurang 25 juta lagi untuk membayar honor anak-anak. ", demikian Zamri ditengah galadi resik berkata. " Zam, kita adakan acara Kim dan kita lelang suara pak Asril Tanjung atau sesepuh yangdatang. Mudah-mudahan dengan acara itu kita bisa kekumpul uang. Berharaplah para tokoh Minang itu pada datang" demikianlah maka diaturlah strategi Linda membujuk uni Tin untuk menyerahkan barangnya yang akan diberikan sebagai hadiah main KIM. Dapat 2 buah arloji, dan seorang sponsor menyerahkan 2 buah tiket untuk menginap di Bali. Dari Yusman dapat sebuah seterika listrik. Pertunjukan pun akan dimulai. Tamu-tamu mulai berdatangan. Tapi Upi sangat kecewa karena para tokoh Minang hanya sedikit yang datang. Manalah mungkin akan mengadakan acara Dendang Berhadiah kalau hanya segelintir saja. Pertunjukan kesenian Minangkabau Bakaba yang hanya berdurasi 45 menit itu memberikan decak kagum dari para penonton. Hal itu terjadi mungkin karena kerinduan akan kesenian Minang yang cukup lama vakum. " Uni, sebaiknya acara seperti ini kita laksanakan tiga bulan sekali. Kita menej dengan lebih baik. Kita cari sponsor " demikian Yus Permato Intan menyampaikan harapannya. " Yus. Uni saat ini sedang tak berdaya. Kita bisa punya cita-cita, tetapi kita harus realistis menghadapi kenyataan ekonomi kita sedang terpuruk" kembali Yus Permato bertanya. " Dulu uni bisa mengadakan Pagelaran Budaya Minangkabau. Pameran Buku dan lain sebagainya. Kok sekarang uni tak mampu?". Pertanyaan yang membuat Upi tersenyum sendiri. " Yus, dulu orang Minang banyak yang kaya. Dulu banyak tokoh Minang jadi menteri jadi pejabat eselon satu. Sekarang kita tak punya hal-hal yang seperti itu. Tunggulah insyaAllah keuangan uni kembali normal. Kalau sudah normal, paling tidak kita punya uang untuk biaya latihan " kembali Yus Permato bertanya. " Uni bagaimana nasib Radio Suaro Minang kita?. Kok lama tak terdengar? Apakah izinnya masih ada ?. Bisakah kita pindahkan ke Jakarta? Yuk kita benahi lagi ni. Saya mau asal uni jadi manegernya, saya programingnya" pertanyaan yang menggelitik hati Upi, karena sejujurnya radio milik masyarakat Minang itu sudah hampir satu tahun tak mengudara, karena kami tak punya dana. Dana untuk sewa gedung dan operasional. " Yus, semua itu butuh uang. Izin radio masih berlaku. Berilah waktu uni sebentar lagi. Kalau saja bulan agustus ini tender bus uni bisa menang. Mudah-mudahan kita bisa memulainya lagi " dan kamipun bersepakat minggu depan akan berunding mencari pemecahan masalah Radio Suara Minang. Satu-satunya radio milik orang awak di rantau ini. Pertunjukan usai sudah. Gegap gempita tepuk tangan masih terngiang. Pujian datang untuk Zamri, dan.....Zamri datang mendekatiku dengan berurai air mata..... " Uni...bantu Zam ni. Anak-anak musik belum dibayar. Lighting kurang 4 juta. Sewa pelaminan dan tansa serta honor penari belum dibayar." Zamri tampak pucat ..... Linda dan Zairul, Upi minta mendatangi pak Buyung dan kembali membujuk sang ketua panitia untuk mencarikan uang pinjaman tambahan. Alhamdullilah pak Buyung menyumbang sejumlah uang. Hasil dari partisipasi undangan yang ikut KIM juga menyumbang sekedarnya. Namun masih jauh dari cukup. Dan sang ketua panitia berjanji akan membantu mencarikan solusi besok pagi. Upi dan Zamri mencoba membagi uang yang ada, membayar segala sedikit untuk bidang musik, lighting dan lainnya. Upi ingin menangis Ya Allah betapa beratnya seorang seniman untuk berkarya. Mereka hanya punya karya, punya kemauan untuk berbuat, tapi mereka tak punya daya. Ya Allah berikanlah kekuatan kepada kami para seniman, untuk tidak putus asa dalam berkarya, untuk tidak kecewa kepada keadaan, dan berikanlah kemampuan kami untuk mengetuk hati nurani para pejabat kita, kiranya mereka mau mencarikan solusinya melalui DANA ABADI SENI dana yang mungkin bisa dititipkan di uni Tien Dalil Hasan selaku ketua Lembaga Kesenian Alam Minangkabau, dan kita para seniman diberi kesempatan mempergunakan hasil depositonya untuk biaya latihan....Ya Allah selamatkan Zamri, selamatkan karya seni, jangan biarkan dia lumpuh dan kecewa....karena dia harus tetap bangkit dalam karya. Akhirnya tulisan ini Upi coba mengirimkannya melalui internet kepada kawan-kawan milis Upi, agar mereka tahu, cita-cita untuk turut mengembangkan pariwisata melalui karya tari, bukan pekerjaan yang mudah ketika DANA tidak ada. Selamat merenungkannya. --------------------------------- Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, when. --------------------------------- Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not web links. __._,_.___ Messages in this topic (0) Reply (via web post) | Start a new topic Messages | Members Untuak kalua (unsubscribe) dari milis grup [EMAIL PROTECTED] ko, kirim email ka: [EMAIL PROTECTED] Untuak nan ingin maliek Website nagari kito, silahkan liek di : http://www.sulit-air.com Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Visit Your Group SPONSORED LINKS Culture change Corporate culture Cell culture Organization culture Tissue culture Yahoo! Mail Drag & drop With the all-new Yahoo! Mail Beta New business? Get new customers. List your web site in Yahoo! Search. Y! Messenger Instant hello Chat in real-time with your friends. . __,_._,___ --------------------------------- Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles. Visit the Yahoo! Auto Green Center. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. =============================================================== Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2. ========================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---