JINGAU Senin, 06-Agustus-2007, 02:33:01 Telah dibaca sebanyak 11 kali Suatu siang, ketika menumpang angkutan kota, dua orang penumpang saya lihat asyik ngobrol di antara dentuman musik yang volumenya sekehendak hati tuan pengemudi. Saya tiba-tiba menangkap sebuah kata yang asing bagi saya saat ini. Kata itu, tentu kata dalam bahasa Minangkabau, yang saya duga sangat jarang digunakan dalam berkomunikasi di Ranah Minang. "Alun talakik dek ambo manjingau ka Balaibaru tu doh. Lai sehat se enek tu? Insya Allah Minggu muko...." (Belum sempat saya manjingau ka Balaibaru. Ada sehat nenek itu? Insya Allah Minggu depan...."
Manjingau atau dasar katanya "jingau", setelah saya buka Kamus Lengkap Bahasa Minang yang disusun oleh Drs. Gouzali saydam, Bc.TT berarti menengok atau mengunjungi sebentar. Artinya, kalau dia bilang "belum sempat manjingau", berarti belum ada waktu untuk sekadra mampir, silaturahmi, tukar cerita. Intinya, bisa ditafsir, jingau adalah kedatangan yang diniatkan untuk, hal yang menyenangkan hati yang dikunjungi dan mengunjungi. Ada pula orang, sejak berbini, berbulan-bulan tak sempat manjingau ayah dan ibunya, walaupun tinggal satu kota. Sehingga ketika bertemu dengan tetangga ayah atau ibunya, si anak ditanya, "Jarang sekali manjingau ayah dan ibu? Sibuk, ya?" Pertanyaan itu, bisa diartikan apa adanya, sekadar tanya basa-basi. Tapi, kalau berbulan-bulan tak sempat menjingau orangtua, sejak berbini pula disebut orang, ini artinya memang keterlaluan. Sesibuk apa pun, jingau-jingau jugalah ayah dan ibu. Ketika kita baca arti jingau yang sama maksudnya dengan "menengok sebentar", sesungguhnya pada saat merenung, kita juga boleh memberi makna meluas, dimana "menengok sebentar" dalam hal ini konteksnya positif. Mengunjungi atau membezuk atau bersilaturrahmi dalam keadaan yang dikunjungi sakit atau sehat, dua-duanya adalah menjalin hati. Seorang anak harus menjingau setiap saat orangtuanya. Setiap saat dalam hal ini, biarlah sebentar tetapi sering.Jingau tak bisa diganti dengan uang. Tak cukup dengan sms atau ngobrol telepon. Jingau walau kunjungan sedikit waktu, tetapi maknanya sepenuh hati. Dalam jingau, terpancar sinar wajah, senyuman tulus, sorot mata yang sejuk, serta tutur obrol yang membuat hati satu sama lain, yang dikunjungi dan mengunjungi terasa sedang disemai benih bunga indah, yang serta merta tumbuh dan terpancar di wajah masing-masing. Jingau, kadang obat kerinduan.Realita manusiawi, dimana hidup ini kadang rindu untuk ditemui, atau menemui seseorang. Kalau kita, atau tuan misalnya, gubernur, walikota, wakil rakyat yang dipilih langsung oleh rakyat, berarti ada pesan di balik "duduknya" kita atau tuan. Ketika sebagai rakyat, "jingau" ke kotak suara, menyoblos, pesan dalam tanda gambar yang ditusuk, kurang lebih bisa kita maknai, "Jangan lupa manjingau rakyat!" Karena, manjingau orang yang memberi kita meraih kedudukan, sesungguhnya mengingatkan kita, jingai juga hatinurani, adakah dia baik-baik saja, atau sudah tercemar dan mati.Bersua dengan kata jingau, kadang seakan bersua benda lama yang sarat makna, karena di dalamnya tersimpan pesan, cerita, energi tertentu untuk menggerakkan hati dan pikiran kita. Namun, ketika orang tidak menemukan kata "jingau" dalam percakapan sehari-hari menggunakan bahasa Minang, percayalah, makna jingau itu tetap ada pada kata yang lain. Mungkin, dia tertanam pada kata rindu, bezuk, main-mainlah ke rumahku, kalau ada waktu kunjungilah kami, bila rindu datanglah dan sebagainya. Ketika kita berkenalan dengan kata "jingau", adakah kita akrab dengan pesan kata tersebut. Kadang, yah namanya manusialah, kita sering suka manjingau sanak saudara kita yang kaya, berpangkat, terkenal dan suka memuji kita. Padahal, kita tahu, sanak saudara kita yang miskin, kurang beruntung, perlu dijingau, dikunjungi walau sebentar-sebentar, tetapi sering.Tujuannya, agar dia bisa mendapatkan semangat hidup, tak merasa sendiri, tersisih kemudian menganggap Tuhan tidak adil. Kata jingau hadir, setidaknya, mengingatkan kita, jangan biarkan ada orang merasa sepi dari sesamanya. Kunjungilah, temuilah, bertamulah, bersilaturahmilah!n --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. =============================================================== Berhenti (unsubscribe), kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---