Yth., Rekan-rekan milis yang uni hormati,
  MERDEKA !!!
  Ass wr wb.,
  62 tahun sudah Indonesia merdeka. Ada pertanyaan sudahkan kita puas menikmati 
hasil perjuangan para pahlawan bangsa untuk memerdekakan Indonesia dari kaum 
penjajah?. Sudahkan kita semua melaksanakan "AMANAT UUD 1945? ".
  Maka Uni Upi berfikir dari sejak tadi malam :
  APA YANG TELAH UPI PERBUAT UNTUK NEGARA?. Karena sepertinya selama ini Uni 
Upi hanya berkata " APA YANG TELAH NEGARA PERBUAT UNTUK UPI?".
   
  Uni Upi sebagai rakyat kecil, yang kebetulan tidak ikut memanggul senapan 
berperang melawan penjajah, atau kebetulan tidak ikut dengan pasukan bambu 
runcing dalam membela negara Indonesia, karena kebetulan uni lahir setahun 
sebelum Kemerdekaan Indonesia di proklamirkan pada 17 agustus 1945, tepatnya 
bulan april 1944. Maka uni hanya menjadi "penerima kemerdekaan saja".
  Sekarang umur uni sudah 63 tahun. Tetapi rasanya uni belum berbuat apa-apa 
untuk mengisi kemerdekaan ini. Hal ini mungkin karena pendidikan uni yang hanya 
tamat SMEA tahun 1962. Atau juga karena keterbatasan wawasan uni, sehingga uni 
belum bisa berbuat banyak, selain dari berjuang untuk mencerdaskan bangsa 
melalui bidang perbukuan, karena memang uni dibesarkan oleh kedua orang tua uni 
di bidang penerbitan dan percetakan.
   
  Perjuangan uni dan kawan-kawan IKAPI dalam meningkatkan minat baca masyarakat 
melalui Pameran buku, telah uni lakukan sejak dari tahun 1979 sampai sekarang 
tidak pernah berhenti, tetapi kembali uni bertanya " Apakah sudah berhasil 
perjuangan itu? ". Karena sesungguhnyalah tolok ukur untuk minat baca 
masyarakat masih belum dapat kita klaim "sukses" karena sejujurnya menurut data 
statistik masih jutaan orang yang buta huruf. Apalagi kalau dikaitkan dengan 
keinginan sukses MDGs 2015 dimana ada 8 bidang yang harus dituntaskan, yakni 
antara lain pendidikan, kesehatan, kemitraan global dan kesejahteraan.
   
  Sehubungan dengan itu uni ingin rekan-rekan milis kita, barangkali bisa 
memberikan masujkan, apa yang sebaiknya kita kerjakan untuk membuktikan 
keberadaan kita sebagai warga bangsa dalam mengisi kemerdekaan Indonesia yang 
kita cintai itu. 
  Selamat berfikir - mungkin inilah saatnya kita masing-masing interospeksi, 
untuk apa sebenarnya Allah memberikan kesempatan hidup di dunia ini, kesempatan 
kepada kita untuk menjadi Khalifah Allah SWT di dunia.
  Bukankah dunia adalah sebuah persinggahan kita, sementara kehidupan yang 
kekal adalah di akhirat nanti, yang akan kita nikmati dari hasil pekerjaan kita 
di dunia?.
  Wass Wr wb - 
  Uni Upi Tuti Sundari ( orang Sulit Air )
  Bersama ini uni sampaikan tulisan puisi yang uni buat tahun 2003
   
  CINTAILAH AKU......IBU PERTIWIMU
  Satu Nusa....Satu Bangsa....Satu Bahasa Kita
  Tanah Air, Pasti Jaya, Untuk slama-lamanya....
  Kini....Anak-anakku bercerai berai
  Kini..Putra-putriku saling menyerang
  Mayat-mayat bergelimpangan
  Di Aveh..di Sambas...di Sampit...di Poso..di Irianb, di mana-mana
  Rumah-rumah dibakar oleh nafsu yang membara,
  Entah siapa yang menjadi musuhnya?....
  Entah siapa yang menjadi lawannya?...
  Mengapa?..mengapa ini harus terjadi?..
  Di bumi Ibu Pertiwi....
   
  Mana sumpahmu anak-nakku?..
  Sumpah Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa Kita?
  Lupakah kalian...Akan makna Sumpah Pemuda?
  Tegakah kalian....Merusak apa-apa yang leluhur kita perjuangkan?
  Mereka yang rela mengorbankan jiwa dan raganya..
  Demi kemerdekaan Indonesia
  Mereka para Pahlawan Bangsa.
   
  Sekarang setelah kita merdeka,
  kenapa kalian benamkan negara kedalam kancah permusuhan?
  Tidak bisakah kalian bersatu kembali?
  Tidak bisakah kalian menginterospeksi diri?
  Mana janji-janjimu hai Wakil Rakyat?
  Janji ketika kampanye,
  Janji untuk mencerdaskan bangsa,
  Janji untuk mensejahterakan masyarakat,
  Janji memberdayakan ekonomi rakyat?
  Mana?...mana?...
   
  Sekarang kalian hanya rebutan kekuasaan,
  Kalian saling hujat menghujat,
  Apakah ini makna Reformasi, yang telah menghilangkan nyawa anak-anakku juga?..
  Mereka para pahlawan Reformasi.
  Apakah kita tega?..
  Nyawa mereka terbuang percuma?
  Nyawa yang juga nyawa anak-anakku
  Nyawa saudara kalian juga,
  Bukankah kalian lahir dari rtahim yang sama?
  Rahimku...Rahim Ibu Pertiwimu.
   
  Dengarlah jeritan hatiku...anakku
  Bersatulah kalian...Rukunlah kalian
  Karena kalian adalah bersaudara
  Cintailah aku...Aku Ibu Pertiwimu.
   
  Puisi ini uni buat sebelum Perjanjian Helsinki dibuat.
  Selamat merenung.
   

       
---------------------------------
Shape Yahoo! in your own image.  Join our Network Research Panel today!
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
Website: http://www.rantaunet.org 
=============================================================== 
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: 
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
=============================================================== 
Berhenti (unsubscribe), kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount 
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke