sde Benny yang baik
Sebagai urang mudo io baitu Segalo jalan ditampuah Masalah TKI TKW adalah 
masalah HARGA DIRI Iko nan nan paralu ditanamkan kesemua anak mido kito Jalan 
terus 
Soal DAMI io masih terseot seot Ado pulu nan mudonya seperti yang Benny lakukan 
di bidang TKI TKA Mudah mudajhan batamu dimuaro
Chaidir N Latief


----- Original Message ----
From: benni inayatullah <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Tuesday, September 4, 2007 12:23:30 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Jangan Lagi Mengemis Kata Maaf! - Kompas

Pak Chaidri nan bijak

masalah TKI ko yo bana mandesak..nan ambo postingan ko ndak sekedar virus ota2 
sajo doh tapi bagian dari tulisan nan dimuek di update Indonesia dan pembahasan 
berupa policy brief juga sudah berada di meja Andi Mallarangeng Jubir Presiden 
serta di Meja Presiden itu sendiri. Dan lembaga tampek ambo "mengada" alah 
diagiah tugas untuak manyiapkan advokasi taradok TKI barupo assesment 
kebijakan. nan ambo postingko nan kulik2nyo sajonyoh, di curahan isinyoh ndak 
pado tampeknyoh. Selain itu Lembaga tampek ambo manjadi pegawai cuci piriang 
sadang mamfasilitasi DPD nan proyek iko kerjasama jo USAID untuk menyiapkan DPD 
nan indak hanyo namo namun labiah kueik sarupo senator di USA.

Tantang DAMI..masalah nan sabananyo pengurus DAMI alun mampu mayakinkan urang 
MInang rantau ko lai untuak  mangelola pitihnyo ..itu sajo..kalau mampu 
mayakinkan..tantu bagaduru urang..jadi sarancaknyo panguruih DAMI basagiro 
bakumpua basamo ma evaluasi karajo salamoko..apokah alah mampu manawan urang 
rantau dengan sistem yang memenuhi kaidah  transparansi dan akuntabilitas  atau 
malah ota ka ota sajo ?

e yayay
sakik paruik



chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Baa indak ka mengemis Indak ado pitih Mangupuakan 2000 rupiah saja untuk DAMI 
bajelo jelo carito ka carito Itu kenyataan Urang gaek ambo Republik paralu kapa 
tabang Cincin dijari galang ditangan dan ruruik Alu semakmur kini 
Kok pai jo kapa tabang kito kini kalua nagari Panuah sasak TKW dan TKI atau 
urang Cino nan berpariwisata Malayuno kalau ndak pegawai ciek duo urang kito 
Pokoknyo akan makin parah kalau rang mudo pun kena virus carito ka carito
Chaidir N Latief



----- Original Message ----
From: benni inayatullah <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Monday, September 3, 2007 9:46:19 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Jangan Lagi Mengemis Kata Maaf! - Kompas


Diluar kajian Nasionalisme, persoalan TKI sesungguhnya persoalan mudah namun 
selalu menjadi sulit karena tidak ada political will dari pemerintah untuk 
melindungi warganya yang menjadi pembantu di luar negeri. Hingga saat ini upaya 
perlindungan yang serius dan sistematis belum ada. Seperti juga dikatakan oleh 
Din Syamsudin, mantan Dirjen Penempatan TKI di luar negeri, pemerintah belum 
maksimal memberikan perlindungan terhadap TKI. Padahal banyak hal diperlukan 
untuk melindungi TKI khususnya TKW yang mayoritas bekerja di sektor domestik di 
mana hampir di semua negara umumnya belum ada UU yang tegas mengatur dan adil 
bagi pekerja di sektor ini. Tenaga kerja sektor domestik terutama pembantu 
rumah tangga sampai saat ini belum mendapat tempat yang jelas peraturan tentang 
tenaga kerja,  baik di peraturan di Indonesia maupun di luar negeri. Di 
Indonesia sendiri, pekerja rumah tangga belum termasuk dalam UU Tenaga Kerja. 
Di Malaysia, TKI tidak termasuk dalam UU
 Tenaga Kerja, melainkan UU Keimigrasian. Arab Saudi dan Singapura mengatur 
tenaga kerja sektor domestik dalam UU Keluarga, bukan UU Tenaga Kerja. NGO 
Migrant Care melansir bahwa tidak jelasnya aturan kerja bagi pekerja sektor 
domestik mengakibatkan dalam banyak kasus ditemukan TKW pembantu rumah tangga 
disuruh bekerja 22 jam sehari dan 7 hari seminggu. Sementara Satgas 
Perlindungan WNI Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur mencatat bahwa per tahunnya 
dari sekitar 1 .000 kasus TKI di Malaysia, kebanyakan mengalami penyiksaan dan 
tidak dibayar gajinya.
 
Beberapa kelemahan sistem TKI/TKW di Luar negeri sebetulnya sudah dikaji. 
Migrant Care menyoroti nota kesepakatan Pemerintah Indonesia dan Malaysia yang 
mengijinkan majikan memegang paspor TKI. Kondisi ini membuat TKI semakin rentan 
terhadap perlakuan semena-mena dari majikan. Sementara Menakertrans menyoroti 
maraknya TKI yang diberangkatkan tidak terdaftar atau ilegal oleh Perusahaan 
Jasa TKI (PJTKI). TKI ilegal membuat upaya perlindungan hukum lebih sulit. 
 
Dari pihak Pemerintah Indonesia, diperlukan reformasi kebijakan dalam 
pengiriman TKI/TKW ke luar negeri. Reformasi yang mendasar yaitu upaya 
pemanusiaan TKI. Khusus untuk pekerja pembantu rumah tangga, komitmen 
Pemerintah diharapkan dapat merealisasikan Gerakan Nasional Perlindungan Tenaga 
Kerja Rumah Tangga untuk upaya "pemanusiaan" (humanisasi) para pekerja pembantu 
rumah tangga baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain menjamin 
pemberian hak hari libur bagi pekerja, hak atas penyimpanan dokumen identitas 
pribadi (KTP/Paspor), pembatasan jumlah jam kerja, dan kontrak kerja berimbang 
antara majikan dan pekerja. Pemerintah juga harus menjamin bahwa semua TKI yang 
diberangkatkan ke luar negeri diberangkatkan melal ui jalur yang sah menurut 
hukum dan terdaftar dengan identitas yang akurat. Dan satu yang lebih penting 
meningkatkan Skill TKI minimal menguasai bahasa negara tujuan dan pengetahuan 
kesehatan dasar.
 
e yayay

Ronal Chandra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 

Sebenarnya dalam kasus malaysia tidak ada yang luar biasa jika dibandingkan 
dengan kasus yang terjadi sama TKI selama ini. Perbedaan mendasar masalah TKI 
dibangsa ini tidak pernah jelas dan mau diurus, TKI sudah menjadi sapi perah 
Meskipun mereka sanggup menjadi penyumbang devisa terbesar dibangsa ini.

TKI tidak pernah punya seorang menteri untuk mengurus masalah masalahnya selalu 
saja dipandang sebagai Budak oleh kita sendiri. Berbeda hal nya dengan Donald 
yang merupakan delegasi resmi olahraga indonesia yang dikirim resmi oleh 
Menteri Olahraga. 

Makanya tidak aneh begitu kejadian menteri olahraga dengan berapi-api 
mengungkapkan kekesalannya, berani mengambil sikap boikot semua kegiatan 
olahraga dimalaysia, barani menuntut permintaan maaf. 

Entah sudah berapa nyawa masyarakat indonesia tercabut dari raga nya secara 
paksa dimalaysia, entah sudah berapa puluh masyarakat indonesia pulang dengan 
cacat seumur hidup dan entah sudah berapa banyak penghinaan dilakukan oleh 
orang lain terhadap kita bangsa yang besar ini, namun pemerintahnya cuma 
sanggup bilang "Masalah permintaan maaf adalah cermin dari kepribadian bangsa 
masing masing", hughh aneh memang.

Thailand baru saja membuka kembali akses situs youtube dinegaranya setelah 
5bulan lamanya diblok habis oleh pemerintahnya karena situs itu menjadi cara 
bagi orang tidak dikenal untuk menghina raja thailand. Mereka memaksa pengelola 
situs itu untuk melakukan sortir khusus untuk video yang secara langsung dan 
tidak langsung menghina thailand dalam bernegara. Tidak terbayang sama saya 
site dengan traffic jutaan punya kerjaan baru menyortir semua kampanye negatif 
tentang thailand demi untuk bisa masuk ke thailand.

Mungkin itu contoh kecil tapi masih banyak contoh negara lain yang mau 
melakukan apapun untuk mempertahankan harga dirinya, berani berteriak lantang 
untuk membela hak hak warga negaranya. Bukan lagi memar ditubuh yang harus 
ditahan, hati yang harus menahan sakit karena dihina tapi nyawa anak bangsa 
indonesia  sudah meregang dari raga nya, presiden indonesia masih kalem.

Memalukan!!!

Regards
ROnal Chandra







Choose the right car based on your needs. Check out Yahoo! Autos new Car Finder 
tool.


Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. 


Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!'s user panel and 
lay it on us.


       
____________________________________________________________________________________
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. 
Yahoo! Answers - Check it out.
http://answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396545469
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti (unsubscribe), kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke