6.   HAGIA SOPHIA
 
Sudah agak sore ketika kami sampai di Hagia Sophia, yang dulu pernah aku baca 
bernama Aya Sofia, sebuah gereja yang kemudian dijadikan mesjid. Kecuali 
ukurannya yang memang besar, dengan kubah-kubah mesjid yang juga besar-besar, 
bangunan ini berkesan tidak terlalu menarik dilihat dari luar karena susunan 
bata merah di dinding temboknya yang tidak diplester.  
 
Hagia Sophia sekarang dijadikan sebuah musium. Kami masuk ke bagian dalamnya 
melalui pintu berpenjaga keamanan. Melihat bagian dalam (yang sedang 
direstorasi dan dibersihkan) barulah aku berdecak kagum. Bangunan yang 
mempunyai pilar-pilar besar dari batu granit hitam (Lale menyebutnya demikian). 
Bagian samping dari bangunan ini mempunyai balkon, yang juga mempunyai pilar 
granit dengan ukuran sedikit lebih kecil. Bagian tengah terbuka lebar dan 
memanjang. Di hadapan terdapat mihrab agak menyerong ke kanan dan mimbar 
bertangga setinggi kira-kira delapan meter. Langit-langitnya berkubah-kubah, 
dan diantara kubah itu ada yang ditempati lukisan Bunda Maria dan bayi Isa 
Almasih menurut kepercayaan Kristen. Tinggi kubah hampir 56 meter. Sementara 
bagian lain diisi dengan kaligrafi ayat-ayat al Quran.  Ada tulisan Allah, 
Muhammad, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Hasan dan Husin di sebuah lingkaran 
berwarna hijau yang konon dibuat dari kulit unta, digantung di
 ketinggian dua puluh meter dari lantai, persis di bawah lengkungan kubah. 
Ketika bangunan ini masih difungsikan sebagai mesjid, bagian kubah bergambar 
Maria dan Isa Almasih itu ditutupi tapi tidak dirusak. 
 
Yang lebih menambah kekagumanku adalah cerita Lale yang menjelaskan bahwa 
bangunan gereja raksasa ini (bangunan utamanya berukuran luas 70 x 75 meter)  
dibangun di tahun 532 (23 Februari 532) dan diselesaikan dalam waktu lima tahun 
sepuluh bulan  atas perintah kaisar Justinian.  Bangunan seindah dan seperkasa 
itu dibangun 300 tahun sebelum pembangunan Borobudur di Jawa Tengah. Sungguh 
sulit dibayangkan. Arsitekturnya sungguh sangat monumental. Dengan teknologi 
canggih seperti sekarangpun akan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk 
menyelesaikannya, sedangkan ini dibangun 1400 tahun yang lalu, dengan segala 
keterbatasan peralatan dan teknologi ketika itu. Aku tambah terlongo mendengar 
penjelasan bahwa sebagian dari pilar granit itu dibawa utuh dari Beirut di 
Libanon dan dari Aleksandria di Mesir. Subhanallah, entah berapa puluh ribu 
budak dan pekerja paksa telah digunakan untuk menyelesaikan mahakarya itu 
ketika itu. Aku teringat akan ayat Allah yang
 menceritakan umat-umat terdahulu yang sudah mempunyai kemampuan teknologi 
tinggi, seperti kaum Tsamud yang memotong dan memahat batu-batu (Surah Al Fajr 
(89) ayat 9.  Arsitek Gereja Hagia Sophia rupanya mewarisi ilmu seperti itu.
 
Lale bercerita bahwa gereja itu diresmikan dengan penuh kebanggaan oleh kaisar 
Justinian bersama-sama dengan Patriarkh Menas pada tanggal 27 Desember 537. 
Balkon di kiri dan kanan aula besar ditengah diperuntukkan untuk para wanita. 
Gereja besar ini menjadi kebanggaan kekaisaran Romawi Timur dan dipakai sebagai 
gereja sampai saat kejatuhan kekaisaran Romawi tersebut lebih sembilan ratus 
tahun kemudian. Ketika Sultan Muhammad II yang dijuluki Sultan Fatih 
menaklukkan Konstantinopel, beliau melakukan shalat Jumat di gereja ini pada 
tanggal 3 Juni 1453 (betapa semua tanggal-tanggal ini tercatat dengan tepat). 
Sultan itu tidak ingin bangunan megah itu diruntuhkan seperti yang diinginkan 
sebagian panglima tentaranya, karena mereka menganggap bahwa bangunan itu bekas 
tempat beribadah orang kafir. 
 
Atas prakasa Sultan Muhammad II gereja itu dirubah fungsinya menjadi mesjid, 
tanpa merubah namanya menjadi mesjid Sultan Muhammad, tapi tetap dengan nama 
mesjid Aya Sofia (mungkin sedikit perubahan ejaan ini saja yang dibuat).  
Bagian  gereja tertentu seperti altar, patung-patung dan simbol kayu salib di 
turunkan dan kaligrafi-kaligrafi dipajangkan. Namun ornamen khas gereja seperti 
lukisan di langit-langit disuruh tutupi saja tanpa dirusak. 
 
Jadilah bangunan itu mesjid agung selama hampir lima ratus tahun. Sesudah 
kekaisaran Ottaman resmi dibekukan pada tahun 1924 bangunan itu dijadikan 
musium yang terbuka untuk umum.
 
Kami berkeliling-keliling di dalam bangunan ini, mengagumi setiap sudut yang 
terlihat begitu anggun dan gagah. Aku memperhatikan tiang-tiang dan pilar-pilar 
berukuran sangat besar itu baik-baik. Memang pilar-pilar bulat panjang itu 
bukanlah batu pualam sebagaimana halnya tiang-tiang yang berbentuk persegi. 
Sebagian ibu-ibu naik ke balkon.  Sayang sekali karena hampir setengah dari 
ruangan aula dipenuhi dengan besi-besi penyangga bagi tukang yang sedang 
bekerja membersihkan langit-langit kubah. 
 
Aku mampir ke sebuah kios buku di bagian serambi bangunan karena ingin membeli 
buku tentang Haghia Sophia. Kios itu terbuka tapi tidak ada penjaganya. Aku 
bertanya kepada seorang anak muda yang kebetulan berada dekat kios tersebut. 
Penjaganya ada beberapa saat yang lalu, katanya. Mungkin dia sedang ke toilet 
sebentar. Dan aku menunggu beberapa menit. Anak muda itu  masih berdiri disitu 
lalu mencoba meralat keterangannya. Mungkin dia sedang pergi shalat, katanya 
lagi. Apakah sekarang waktu shalat? tanyanya padaku. Aku jadi ingin 
menggodanya. Apakah anda bukan penduduk sini? tanyaku. Dia jawab, ya.  Kenapa 
anda tidak  tahu waktu shalat, apakah anda bukan Muslim? tanyaku lagi. Saya 
Muslim, jawabnya. Tapi saya tidak shalat. Saya cukup jadi orang baik-baik saja, 
tambahnya lagi. Rupanya anak muda ini salah satu dari sekularist sejati 
penduduk Turki seperti yang diceritakan Lale.
 
Penjaga kios itu akhirnya datang. Aku membeli buku  dengan judul Hagia Sophia 
seharga 48 YTL. Buku yang cukup menarik untuk memahami kehebatan bangunan tua 
ini.
 
Kami akhiri kunjungan ke musium Haghia Sophia ketika hari sudah menjelang 
malam. Kami makan malam di sebuah restoran kebab Turki, yang menyediakan kebab 
campuran daging kambing atau ayam. Aku memilih kebab (daging panggang) ayam. 
Rasanya tidak istimewa-istimewa sangat.
 
 
                                                                        *****

 
St. Lembang Alam
http://lembangalam.multiply.com
http://360.yahoo.com/stlembang_alam


      
____________________________________________________________________________________
Shape Yahoo! in your own image.  Join our Network Research Panel today!   
http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7 


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti (unsubscribe), kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke