Berita duka, nan ambo kutip dari padang ekspress.
Kami ateh namo warga Sungai Pua, ikuik baduka cita, Semoga Almarhum dapek 
tampaik nan layak disisi Nya.
Dan keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi cobaan ini.tarutamo ka 
kakak almarhum nan  tatuo "Jondrizal"  guru SMA 1 Sungai Pua.

Salam
Is St Marajo 38+
www.cimbuak.net
Kampuang nan jauah dimato dakek dijari

Tiga Korban Tabrakan Asal Sumbar
Selasa, 23-Oktober-2007, 12:02:42
Telah dibaca sebanyak 34 kali
Padang, Padek—Tabrakan maut di jalur padat lalu-lintas, tol Merak KM 47 
Cikande, Serang Minggu malam lalu membawa banyak korban. Peristiwa naas 
ini diduga karena as terod setir bus Sri Kerta Bumi (SKB) bernopol A 9568 
A, patah, sehingga sopir kehilangan kendali. Bus lalu menabrak dua mobil, 
Suzuki Carry Futura B 7686 CS dan sedan Toyota Corona B 1356 DC, yang 
datang dari arah berlawanan

Dalam musibah yang terjadi di tol Merak KM 47 Cikande, Serang, Minggu 
malam sekitar pukul 22.30 WIB itu, 12 nyawa melayang seketika, dan 70 
orang luka-luka. Dari 12 korban tewas, tiga orang yang berada di mobil 
Toyota Corona berasal dari Lintau, Tanahdatar, Sumbar. Ketiganya adalah Dr 
Isran (38) asal Batu Bulek Lintau dan Santi Novita (35) asal Balai Tangah 
Lintau beserta Yani (25) juga asal Batu Bulek, babysitter keluarga yang 
tinggal dikawasan Tebet, Jakarta Selatan ini. Setelah dilakukan visum, 
jenazah langsung diberangkatkan dari Bandara Soekarno Hatta pukul 16.50 
WIB dengan pesawat Garuda Boeing 737-400, nomor penerbangan G 165, yang 
tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pukul 18.12 WIB. Sedangkan 
anak pasangan suami istri itu yang selamat, Rasya (7), saat ini dirujuk ke 
RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dari RSUD Serang, Banten karena 
mengalami luka parah. 

urid kelas 2 di SD Percontohan, Tebet, Jakarta Selatan itu mengalami patah 
tulang di beberapa bagian tangan dan kaki. Dr Isran merupakan alumni 
Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Andalas Padang, seorang dokter yang 
membuka praktek klinik kesehatan di Pasar Baros Serang, Banten. Sedangkan 
sang istri mantan Pramugari Garuda Indonesia yang masih tercatat sebagai 
pegawai pada Unit Direktorat Operasi Garuda di Jakarta. Setelah prosesi 
serah terima jenazah di BIM, jenazah Dr Isran langsung dibawa ke rumah 
duka di kawasan Simpang GIA Padang. “Setelah disemayamkan di rumah duka, 
sekitar pukul 20.00 WIB, jenazah Dr Isran dikebumikan di Tempat Pemakaman 
Umum (TPU) Aia Dingin Padang,” ujar Jondrizal (45), kakak korban kepada 
Padang Ekspres, kemarin. 

Sedangkan untuk jenazah Santi Novita dan Yani, menurut juru bicara 
keluarga lainnya, Z Panji Alam yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Padang, 
akan langsung di bawa ke Lintau dan akan dikebumikan di pemakaman kaum. 
“Diperkirakan sekitar pukul 21.00 WIB malam ini (tadi malam-red), kedua 
jenazah akan segera dimakamkan,” ujar Z Panji Alam, mamak Santi Novita. 
Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Banten (Grup Padang Ekspres) 
dari tempat kejadian, awalnya bus SKB yang dikemudikan Hamsin (40) melaju 
dari arah Jakarta menuju Serang. Saat melintas di tol itu, tiba-tiba 
lajunya tidak stabil. Diduga itu karena as terod setirnya patah. 
“Tiba-tiba bus nyelonong ke jalur berlawanan, lalu terjadilah tabrakan 
itu,” cerita Herman, salah seorang penumpang bus SKB yang mengalami luka. 

Ketika bus nyelonong, dari arah berlawanan muncul dua mobil yang berjalan 
beriiringan: Suzuki Carry dan Toyota Corona tadi. Tak pelak, badan bus 
langsung menabrak dua kendaraan tersebut. Seluruh korban, baik yang tewas 
di tempat kejadian maupun yang mengalami luka-luka, langsung dibawa ke 
RSUD Serang dengan empat mobil ambulan. Sedangkan yang luka parah dirujuk 
ke RSCM. Sementara itu, puluhan korban luka-luka adalah penumpang bus SKB 
yang merupakan rombongan wisata Lebaran asal Kampung Kemeranggen, Desa 
Taman Baru, Kecamatan Taktakan, Serang. Mereka adalah anggota organisasi 
pemuda-pemudi Desa Taman Baru bernama Lamist Fans Club yang baru pulang 
mengunjungi Masjid Kubah Mas di Depok dan Taman Mini Indonesia Indah 
(TMII). 

As Terod Diikat Plastik 

Puslabfor Mabes Polri menyimpulkan penyebab kecelakaan itu karena as terod 
setir bus lepas. Pengelola bus dianggap teledor, karena as terod itu sudah 
lama rusak, bahkan lepas. Namun, bukannya diperbaiki, tapi malah diikat 
dengan tali plastik. Demikian hasil penelusuran Puslabfor Mabes Polri yang 
kemarin turun bersama Ditlantas Polda Banten dan saksi ahli dari 
Mercedes-Benz mengecek kondisi bus Sri Kerta Bumi. Direktur Lalu Lintas 
(Dirlantas) Polda Banten AKBP Istiono mengatakan, temuan mengenai as terod 
itu diperkuat dengan kesaksian para penumpang bus dan kenek. “Sebelum 
menerabas pembatas jalan tol, supir sempat berteriak kalau ia tak bisa 
mengendalikan setir,” ujarnya. 

Hal ini menunjukkan bahwa bus SKB sebenarnya tak laik jalan. Tapi, 
dipaksakan oleh perusahaan. “Ini harus jadi perhatian bagi semua pihak. 
Jangan sampai demi keuntungan sepihak, ada masyarakat yang dirugikan 
bahkan kehilangan anggota keluarganya,” katanya. 
Selain as terod yang sudah lama rusak, bus SKB yang merupakan anak 
perusahaan dari PO Sri Maju ini diketahui sudah berusia tua. Hal tersebut 
terlihat dari kondisi kendaraan yang berkarat di beberapa bagian. Namun, 
anehnya di Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) tertulis bus merupakan 
keluaran tahun 2003.(cr1/jpnn) 

Di Balik Tewasnya dr Isran dan Santi Novita, Salam Terakhir yang Tak 
Terlupakan 

Mendung menyelimuti kawasan Bandara Internasional Minangkabau sore 
kemarin, ketika ratusan orang berdesakan di bagian kargo bandara. Mereka 
adalah keluarga dr Isran dan Santi Novita, pasangan suami istri asal 
Lintau, Tanahdatar yang tewas dalam kecelakaan beruntun di Jalan Tol 
Merak-Jakarta. 

Nyaris tak ada percakapan yang terdengar dari mereka. Yang terlihat hanya 
rawut muka sedih dan tegang, sebagaian mereka bahkan terlihat meneteskan 
air mata. Kondisi ini berlangsung hingga pesawat yang ditunggu-tunggu, 
Garuda Indonesia Airlines Boeing 737– 400 dengan nomor penerbangan G 165 
mendarat pukul 18.12 WIB. Suasana yang awalnya tertib mulai tak terkendali 
ketika tiga peti jenazah turun dari pesawat. Masing-masing peti jenazah dr 
Isran, Santi Novita, dan pembantunya Yani. Keluarga korban mulai histeris, 
suara ratapan kepergian almarhum memecah keheningan. Tak hanya itu, 
beberapa anggota keluarga dekat korban pingsan hingga harus dibopong. 
Kondisi ini juga juga terlihat pada ibunda Santi Novita, Har. 

Histeris ini mulai reda saat serah terima jenazah antara pihak Garuda 
dengan keluarga korban yang diwakili Z Panji Alam. Saat jenazah dinaikan 
ke ambulance, keluarga korban kembali histeris ketika diberitahukan bahwa 
jenazah dimakamkan terpisah. Dr Isran berasal dari Batu Bulek, Lintau 
sedangkan Santi Novita berasal dari Balai Tangah Lintau. Namun karena 
sebagian besar keluarga Dr Isran berdomisili di kawasan Simpang Gia 
Padang, maka jenazahnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Aie 
Dingin Padang. Sedangkan untuk jenazah Santi Novita dan pembantunya, Yani 
dimakamkan di pemakaman kaum di Balai Tangah Lintau. 

Perbedaan tempat pemakaman membuat keberangkatan jenazah dari Kargo 
Bandara Internasional Minangkabau (BIM) ke rumah duka sempat tertunda. 
Pasalnya salah seorang anggota keluarga dengan wajah sedih, mencak-mencak 
hingga harus ditenangkan empat anggota keluarga lainnya. ”Mengapa mereka 
harus dipisahkan. Biarkan mereka dimakamkan berdampingan,” ujar pria yang 
mengenakan baju batik bertubuh tinggi tersebut sambil sesugukan. Namun ini 
tak bisa membatalkan niat keluarga besar Dr Isran dan Santi Novita untuk 
memakamkan kedua jenazah di dekat kediaman masing-masing keluarga. 

Pasangan Bersahaja 

Dr Isran adalah anak ketiga dari tujuh besaudara. Setelah menamatkan 
sekolah di SMA 7 Padang, ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas 
Kedokteran Universitas Andalas. Dan tahun 1995 Dr Isran merantau ke 
Jakarta. Sebelum ajal menjemput almarhum membuka klinik kesehatan di Pasar 
Baros Serang Banten. Bahkan dr Isran akan menamatkan spesialis mata dan 
tengah praktek di RS Cipto Mangun Kusuma Jakarta. Menurut kakak tertuanya, 
Jondrizal, Isran adalah adik yang sayang dan santun pada keluarga. 

“Keluarga besar kami sangat kehilangannya,” ungkap pria yang mengajar di 
SMA 1 Sungai Pua tersebut. Satu minggu terakhir, Jondrizal mendapat 
firasat yang tidak enak dan diduga sebagai pertanda datangnya kabar duka 
kematian Dr Isran. ”Dada saya sering berdegup kencang dan perasaan tidak 
tenang,” ujarnya. Bahkan waktu pulang enam bulan lalu saat ayahandanya 
terkena stroke, Dr Isran pernah berujar, “untuk apa mencari harta terlalu 
banyak, karena harta tidak akan dibawa mati,” seperti yang ditirukan 
Jondrizal. Tak hanya itu, menurut pengakuan Jondrizal, saat bertemu dengan 
salah seorang saudaranya dari Padang, Dr Isran menyalaminya dengan sangat 
erat dan berkata, salaman ini dari lubuk hati dan untuk selamanya. 

“Ternyata salaman itu memang untuk yang terakhir kali,” ulasnya. Istri dr 
Isran, Santi Novita adalah pramugari Maskapai penerbangan Garuda sejak 1 
September 1992. Setelah menikah dan dikaruniai Raisya, Santi diangkat 
menjadi Kru Suport Government Garuda. Di kalangan rekan kerja, anak ketiga 
dari dari enam bersaudara ini merupakan pekerja yang disiplin, ulet dan 
bertanggung jawab. Namun akhirnya, perjalanan hidup pasangan ini berakhir 
tragis setelah kecelakaan maut yang terjadi di kawasan Tol Merak-Jakarta 
Km 47/750, sekitar pukul 22.45 WIB, Minggu (21/10). (***) 

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
Website: http://www.rantaunet.org 
=============================================================== 
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: 
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
=============================================================== 
Jika anda, kirim email kosong ke >>: 
berhenti >> [EMAIL PROTECTED] 
Cuti: >> [EMAIL PROTECTED] 
digest: >> [EMAIL PROTECTED] 
terima email individu lagi: >> [EMAIL PROTECTED] 

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke