Pelajaran Pertama Kepemimpinan 
  Oleh : K Suheimi 
   
  Suatu ceritra yang menggelitik dan jadi bahan renungan adalah sewaktu saya 
mendengar Radio Classy dengan judul Jangkrik dan uang logam.
   
  Ceritra ini di olah oleh Yanti, dia rajin, sebulan yang lalu kebetulan 
melahirkan di Rs Bunda. Dan saya minta izin untuk ini disampaikan pada pembaca 
saya, semoga ada hikmah dan manfaatnya, selamat menikmati.
   
  Dan saya tersentak sewaktu mendengar resonansi jiwa dari Radio Classy.  Yanti 
dengan manis mengubah satu kisah, dan kisah ni disampaikan oleh Adi dengan 
penuh perasaan. Saya kira ceritra ini bagus untuk kita simak bersama, begini 
kisahnya
   
  Seorang raja yang sudah memasuki usia senja sedang mempersiapkan putranya 
agar suatu ketika kelak dapat menggantikan dirinya,, Ia mengirim putranya pada 
seorang bijak untuk belajar mengenai kepemimpinan,, 
   
  Setelah menempuh perjalanan panjang, bertemulah putra mahkota ini dengan si 
orang bijak,, ''Aku ingin belajar padamu cara memimpin bangsaku,'' katanya,, 
Orang bijak menjawab, ''Masuklah engkau ke dalam hutan dan tinggallah disana 
selama setahun,, Engkau akan belajar mengenai kepemimpinan,,''
   
  Setahun berlalu,, Kembalilah putra mahkota ini menemui si orang bijak,, ''Apa 
yang sudah kau pelajari?'' tanya orang bijak,, ''Saya sudah belajar bahwa inti 
kepemimpinan adalah mendengarkan,'' jawabnya,, ''Lantas, apa saja yang sudah 
engkau dengarkan?'' ''Saya sudah mendengarkan bagaimana burung-burung berkicau, 
air mengalir, angin berhembus dan serigala melonglong di malam hari,'' 
jawabnya,, ''Kalau hanya itu yang engkau dengarkan berarti engkau belum 
memahami arti kepemimpinan,, Kembalilah ke hutan dan tinggallah disana satu 
tahun lagi,'' kata si orang bijak,, 
   
  Walaupun penuh keheranan, putra mahkota ini kembali mengikuti saran 
tersebut,, Setahun berlalu dan kembalilah ia pada si orang bijak,, ''Apa yang 
sudah kau pelajari,'' tanya orang bijak,, ''Saya sudah mendengarkan suara 
matahari memanasi bumi, suara bunga-bunga yang mekar merekah serta suara rumput 
yang menyerap air,, ''Kalau begitu engkau sekarang sudah siap menggantikan 
ayahmu,, Engkau sudah memahami hakekat kepemimpinan,'' kata si orang bijak 
seraya memeluk sang putra mahkota,,
   
  Syarat utama kepemimpinan adalah kemampuan mendengarkan,, Manusia diciptakan 
dengan dua telinga dan satu mulut,, Ini adalah isyarat bahwa kita perlu 
mendengar dua kali sebelum berbicara satu kali,, Mulut juga didisain tertutup 
sementara telinga kita dibuat terbuka,, Ini juga pertanda bahwa kita perlu 
lebih sering menutup mulut dan membuka telinga,, 
   
  Prinsip dasar inilah yang sebetulnya perlu dipahami oleh seorang pemimpin 
dimana pun ia berada, apakah ia memimpin negara, perusahaan, organisasi, rumah 
tangga maupun diri sendiri,, Semua masalah yang terjadi di dunia ini senantiasa 
bermula dari satu hal: Kita terlalu banyak bicara tapi kurang mau mendengarkan 
orang lain,, Kita memiliki terlalu banyak statement (pernyataan), tetapi 
terlalu sedikit statesman (negarawan) yang ditandai dengan kemauan untuk 
mendengarkan pihak lain,,
   
  Tetapi, mendengarkan dengan telinga sebenarnya baru merupakan tingkat pertama 
mendengarkan,, Seperti yang ditunjukkan dalam cerita di atas, seorang pemimpin 
bahkan dituntut untuk dapat mendengarkan hal-hal yang tak bisa didengarkan, 
menangkap hal-hal yang tak dapat ditangkap, serta merasakan hal-hal yang tak 
dapat dirasakan oleh orang kebanyakan,,
   
  Seorang pemimpin perlu mendengarkan dengan mata,, Inilah tingkat kedua 
mendengarkan,, Dalam proses komunikasi ada banyak hal yang tidak dikatakan tapi 
sering ditunjukkan dengan tingkah laku dan bahasa tubuh,, Orang mungkin 
mengatakan tidak keberatan memenuhi permintaan Anda, tapi bahasa tubuhnya 
menunjukkan hal yang sebaliknya,, 
   
  Seorang karyawan yang merasa gajinya terlalu rendah mungkin tidak 
menyampaikan keluhannya dalam bentuk kata-kata tetapi dalam bentuk perbuatan,, 
Seorang yang merasa bosan dengan lawan bicaranya juga sering menunjukkan 
kebosanan itu lewat gerakan tubuhnya,, Nah, kalau Anda tidak dapat menangkap 
tanda-tanda ini, Anda belum memiliki kepekaan yang diperlukan sebagai pemimpin,,
   
  Tingkat ketiga adalah mendengarkan dengan hati,, Inilah tingkat mendengarkan 
yang tertinggi,, Penyair Kahlil Gibran menggambarkan hal ini dengan mengatakan: 
''Adalah baik untuk memberi jika diminta, tetapi jauh lebih baik bila kita 
memberi tanpa diminta,,'' Kita memberikan sesuatu kepada orang lain karena 
penghayatan, rasa empati dan kepekaan kita akan kebutuhan orang lain,, Disini 
orang tak perlu mengatakan atau menunjukkan apapun,, Kitalah yang langsung 
dapat menangkap apa yang menjadi kebutuhannya,, Komunikasi berlangsung dari 
hati ke hati dengan menggunakan ''kecepatan cahaya'',,
   
  Sayang, amat jarang pemimpin di Indonesia yang memiliki kepekaan ini,, 
Jangankan di level ketiga, untuk sampai ke level pertama yaitu mendengarkan 
dengan telinga saja masih banyak yang belum mampu,, Lihatlah apa yang terjadi 
pada masyarakat kita,, Berbagai bencana yang dialami masyarakat, mulai dari 
banjir, gempa bumi, flu burung, hingga demam berdarah tidak ditanggapi 
pemerintah dengan serius,, 
   
  Bahkan himbauan dari berbagai kelompok masyarakat kepada para politisi 
tertentu agar tidak mencalonkan diri karena tergolong politisi busuk dan pelaku 
KKN dianggap sebagai angin lalu,, Orang-orang ini - bahkan yang sudah terbukti 
tidak mampu sekalipun - masih ngotot mencalonkan dirinya sebagai presiden,, 
Karena itu, marilah kita berdoa agar negara ini tidak lagi dipimpin oleh orang 
yang ''tuli'', ''bisu'' dan ''buta'',, Apalagi oleh orang yang ''buta'' hati 
nuraninya dan hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri,,
   
  Oleh: Arvan Pradiansyah, pengamat kepemimpinan dan penulis buku You Are A 
Leader!
   
  Untuk itu ingin saya petikkan sebuah Firman Suci Nya dalam Al Qur'an 
  Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu 
sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu 
dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang 
menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang 
demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. (QS. 3:186)
   
     
   
  Tulisan ini dapat dilihat di Website WWW.ksuheimi.blogspot.com 


 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
Website: http://www.rantaunet.org 
=============================================================== 
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: 
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
=============================================================== 
Jika anda, kirim email kosong ke >>: 
berhenti >> [EMAIL PROTECTED] 
Cuti: >> [EMAIL PROTECTED] 
digest: >> [EMAIL PROTECTED] 
terima email individu lagi: >> [EMAIL PROTECTED] 

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke