Yth. Bapak guru Marjohan,
  Ass Wr Wb.,
  Menyadari bahwa generasi muda ( khususnya para pelajar kita mulai dari TK 
hingga SMA) umumnya tidak mengenal pahlawannya ( kalaupun ada dia hanya tahu 
pahlawan itu Jend Sudirman karena nama beliau dipakai sebagai nama jalan utama 
di seluruh propinsi ), maka ketika uni diberi kesempatan untuk berkiprah di 
acara KEMAH KEBANGSAAN yang dilaksnakan nanti tgl 22 s/d 25 nopemebr 2007 di 
Bogor di Musium PETA, maka uni akan menampilkan :
  1. PAMERAN PHOTO PAHLAWAN, dimana ada 141 pahlawan yang photonya akan uni 
pajang lengkap dengan riwayat hidup singkatnya. 
  2. PAMERAN BUKU PAHLAWAN, dimana maksud uni melalui pameran buku pahlawan ini 
diharapkan para peserta Kemah Kebangsaan ( 400 siswa se Indonesia ) akan 
mengenal para pahlawan bangsanya, karena uni akan memberikan kesempatanaa 
kepada mereka untuk membaca sepuasnya. Dan uni akan meminta mereka menulis 
tentang pahlawan yang mereka kenal di lombakan dipilih 10 terbaik akan 
memenangkan piagam PAHLAWAN DALAM PENA.
   
  Yang uni harapkan melalui gerakan uni ini adanya keinginan pemerintah ( 
Diknas) untuk menjadikan PHOTO PAHLAWAN sebagai alat peraga pendidikan dan bila 
ada 141 photo pahlawan di setiap Sekolah insyaAllah para siswa akan mengenal 
para pahlawannya ( bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai 
jasa para pahlawannya? ).
   
  Cerita tentang 141 pahlawan itu telah dirangkum dalam sebuah buku yang 
berjudul ALBUM PAHLAWAN. Kalaulah saja setiap Perpustakaan Sekolah memiliki 
buku itu, insyaAllah semua pelajar kita akan mengenal pahlawannya.
   
  Sebenarnyalah uni berharap di Sumatera Barat bisa diadakan PAMERAN PHOTO 
PAHLAWAN ini, namun sayang kondisi keuangan uni masih "repot" maka ide ini 
terpaksa uni simpan dulu, sampai uni kembali memiliki uang untuk 
penyelenggaraannya.
  Demikian info dari uni semoga ada manfaatnya.
   
  Wass Uni Upi Sundari
  0819 32888 488
   
  

marjohan marjohan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
            MASIH ADAKAH ANAK DIDIK YANG MENGIDOLAKAN PAHLAWAN
  
  Oleh Marjohan
  
  Guru SMA Negeri 3 Batusangkar S
  
  SUDAH milyaran rupiah dana yang dihamburkan agar penataran dan pelatihan 
untuk memantapkan rasa kebangsaan dapat terwujud. Disamping itu media massa, 
lewat media cetak dan media elektronik, juga diserutkan agar segenap generasi 
muda dapat memahami arti semangat perjuangan 45.
  Semangat perjuangan 45 adalah semangat yang tidak mengenal istilah pantang 
mundur demi meraih kemerdekaan. Malah nyawa, harta dan keluarga adalah 
taruhannya. Bagaimanakah semangat generasi kita seputar tahun 2.000 ini? Tanpa 
mengadakan penelitian yang akan membuang-buang waktu dan dana kita dapat 
mengatakan bahwa rata-rata generasi muda sekarang banyak yang tidak memiliki 
semangat perjuangan.
  Andaikata kita pajangkan sederet nama mulai dari nama artis sinetron, 
olahragawan sampai kepada nama tokoh pahlawan yang telah berjasa banyak bagi 
bangsa ini. Maka artis dan olahragawan kerapkali sebagai tokoh Idola mereka 
yang utama dan para pahlawan sering sekedar idola pelengkap saja. Sebetulnya 
tidak salah kalau generasi muda termasuk anak didik kita menjadikan para artis 
dan olahragawan sebagai idola mereka, tidak mengapa bila tokoh-tokoh idola 
mereka baik luar-dalam. Maksudnya penampilan luarnya sama baik dengan karakter 
mereka yang sesungguhnya. Sekarang yang kita pertanyakan adalah apakah masih 
ada kontak batin antara anak didik kita dengan para pahlawan bangsa kita ini?
  Cukup kagum juga kita, dari membaca koran dan majalah, bahwa di luar negeri, 
seperti Amerika, masih ada generasi muda mereka, yang mempunyai kontak batin 
dengan pahlawan yang telah terpisah selama puluhan generasi atau ratusan tahun. 
Mereka masih kenal baik sehingga dalam pembicaraan harian, mereka pun mengutip 
kalimat yang pernah diungkapkan oleh pahlawan bangsa mereka. Penyebaran 
buku-buku biografi adalah salah satu faktor pembentuk tetap adanya hubungan 
batin antara mereka dengan para pahlawan.
  Bagaimana kontak batin antara anak didik kita dengan para pahlawan bangsa? 
Rata-rata, kecuali sebagian kecil, Cuma sebatas mengenal nama mereka saja. Oh, 
kalau Sisingamaraja itu berasal dari tanah Batak, Imam Bonjol dari daerah 
Minang dan Pangeran Diponegoro berasal dari daerah anu …! Atau anak didik kita 
Cuma dapat mengenal tahun-tahun saja. Bahwa Sukarno, Presiden RI pertama dan 
tokoh Proklamator, lahir tahun sekian dan Kihajar Dewantara mendirikan sekolah 
itu tahun sekian. Dan bisa jadi generasi muda sekarang hanya mengenal pahlawan 
hanya sebatas nama, karena nama-nama jalan juga mengabaikan nama-nama para 
pahlawan. Oh, itu jalan Pattimura dan ini jalan Rang Kayo Rasuna Said dan yang 
lain adalah jalan R.A Kartini, Jalan Teuku Umar, Jalan Haji Agus Salim, Jalan 
Sukarno-Hatta atau jalan Prof. Dr Hamka, dan lain-lain. Tetapi mereka 
kemungkinan tidak pernah tahu bahwa Rang Kayo Rasuna Said itu adalah pejuang 
wanita dari ranah Minang yang merupakan wanita pertama yang masuk
 ke dalam bui karena perjuangan bangsa. Atau mereka kurang mengetahui bagaimana 
Muhammad Hatta, Haji Agus Salim dan Hamka bergelut dengan buku-buku untuk 
menuntut ilmu demi perjuangan kemerdekaan bangsa. Atau bagaimana Sukarno 
berlatih berpidato di kegelapan malam semasa kecil dan Raden Ajeng Kartini 
beserta adik-adiknya berjuang menentang adat yang kolot demi membebaskan kaum 
wanita dari belenggu kebodohan untuk memperoleh emansipasi dan harga diri.
  Pokoknya cukup sederhana pengetahuan anak didik kita tentang para pahlawan 
yakni sebatas nama, tahun-tahun kejadian dan daerah asal mereka. Mereka 
memperoleh itu lewat hafalan dan kemudian secara pelan-pelan melupakan apa yang 
dihafal sebelum sempat dijiwai sampai pada akhirnya para pahlawan itu 
terlupakan dan terputus dalam kontak batin. Kalau begitu siapakah yang 
bertanggung jawab atas masalah ini? Tentu saja kita semua, para guru-guru, 
akibat metode proses belajar mengajar yang salah kaprah.
  Sebetulnya selain lewat proses belajar mengajar di sekolah anak didik masih 
dapat mengenal para pahlawan lewat media masa seperti televisi, majalah dan 
koran-koran. Tetapi acara-acara kepahlawanan sering kalah menarik dibandingkan 
dengan acara hiburan dan film-film. Sehingga anak-anak didik kita di rumah 
memperhatikannya tidak dengan sepenuhnya hati dan malah meninggalkan acara 
tersebut. Begitu pula kerapkali anak didik lebih tertarik dengan membaca gosip 
para bintang film dan mengabaikan biografi para pahlawan kalau ada. Walau tidak 
semua anak didik yang berbuat begitu.
  Agaknya anak didik kita cukup peka juga. Mereka dapat mengatakan bahwa 
pelajaran yang bertanggung jawab untuk memperkenalkan pahlawan kepada mereka 
adalah seperti pelajaran PSPB, Sejarah, Agama, KWN, Tata Negara dan Bahasa 
Indonesia. Dan tentu pada umumnya seluruh guru-guru juga bertanggung jawab 
untuk memperkenalkan para pahlawan kepada anak didik sebagai generasi muda.
  Suatu hari ketika ditanya, kepada murid tentang metode proses belajar 
mengajar yang baik dalam rangka mempelajari dan mengenal tokoh-tokoh pahlawan 
lewat mata pelajaran yang kita sebutkan di atas. Maka murid mengatakan bahwa 
metode yang terbaik adalah guru mencatatkan ringkasan pelajaran dan kemudian 
menerangkan pelajaran atau sebaliknya guru menerangkan pelajaran kemudian baru 
mencatatkan keringkasan yang telah dibuat guru.
  Karena anak didik telah terlatih menjadi “beo” atau menerima saja apa yang 
telah disuguhkan guru lewat cara menghafal ibarat sapi agama Hindu” di India 
yang mengunyah-ngunyah kertas yang berisi tulisan dan kemudian dikeluarkan 
lewat kotoran tanpa singgah di kepala, telah menyukai metode ini. Pada hal 
metode ini adalah metode yang salah kaprah karena dapat mematikan kreatifitas 
berfikir anak didik. Sedangkan orang-orang dari negara maju telah lama 
meninggalkan metode proses belajar mengajar seperti ini. Namun kita dalam 
saat-saat menjelang tahun 2000 ini masih ada yang terpaku pada metode ini.
  Cukup banyak ragam metode salah kaprah ini. Ada guru yang bercerita 
mengelantur kesana kemari tentang tokoh-tokoh pahlawan di dalam negeri dan di 
luar negeri, tanpa jelas salah benarnya, kemudian pada akhir pelajaran 
mencatatkan keringkasan yang telah dibuat oleh bapak atau ibu guru. Ada lagi 
guru yang setiap kali masuk kelas selalu menyuruh murid-murid untuk 
meringkaskan isi halaman dari sebuah buku dan dia sendiri duduk dengan enaknya 
di depan kelas sampai kuap-kuap atau untuk menghilangkan rasa kantuk karena 
bosan dalam mengajar sengaja pergi ke ruangan majelis guru untuk mengobrol atau 
bergosip mulai dari masalah umum sampai kepada masalah rumah tangga. Begitu 
pula bagi guru yang tidak menguasai pelajaran sama sekali amat sudi untuk 
mendiktekan seluruh isi buku pada hal tidakkah baik kalau murid disuruh saja 
membeli buku atau memfoto kopi saja. Tetapi ada kalanya guru melarang siswa 
untuk membeli buku dan kalaupun punya buku tetap harus mencatat sebab akan 
diambil
 nilai kerajinan atau catatan bakal diperiksa. Dan masih ada seribu satu metode 
yang mirip dengan metode yang salah kaprah begini.
  Memperkenalkan para tokoh pahlawan lewat proses belajar mengajar adalah 
sangat ampuh untuk menangkal agar anak didik tidak tercabut dari akar budaya 
dalam arti mereka tidak melupakan pahlawan bangsa. Tetapi pelaksanaan proses 
belajar mengajar tidaklah sesederhana metode yang di atas tadi. Idealnya setiap 
guru, terutama guru, KWN, Agama, Sejarah dan Bahasa Indonesia dari sekolah 
dasar dan bagi pelajaran yang terkait di tingkat SLTP dan SLTA harus menguasai 
topik-topik pelajaran yang bukan sekedar hafalan belaka untuk mengajar murid 
menjadi beo. Malah sangat ideal lagi kalau guru-guru, lebih tepat lagi 
guru-guru mata pelajaran Sejarah KWN, , juga membaca buku-buku biografi tanpa 
terlebih dahulu berlindung dibalik alasan. Kita sering mendengar, tidak hanya 
guru wanita tetapi juga guru yang senantiasa mengungkapkan tidak punya waktu 
untuk membaca guna untuk menambah ilmu.
  “Wah saya tidak punya waktu karena sibuk dengan kerja di rumah, sibuk karena 
anak mengganggu, tak sempat karena rumah jauh, tak sempat membaca karena saya 
mempunyai jam mengajar sangat banyak, dan lain-lain”. Sering alasan-alasan kuno 
ini kita dengar dari rekan guru-guru yang mana mereka senantiasa mengungkapkan 
kesibukan mereka di luar kegiatan mengajar seolah-olah mereka lebih sibuk 
daripada menteri atau negarawan lain. Pada hal Menristek, B.J. Habibie yang 
memiliki segudang jabatan dan pekerjaan atau KH Zainuddin MZ, ulama sejuta umat.
  Mereka juga mempunyai rumah tangga dan anak-anak, disamping tanggung jawab 
terhadap pekerjaan yang banyak tetapi tetap mempunyai waktu untuk belajar atau 
menambah ilmu. Bagi sebagian rekan guru-guru yang selalu berlindung dibalik 
alasan “sibuk” ternyata untuk nongkrong di warung kopi atau untuk bergosip 
tanpa mereka sadari mereka telah menghabiskan waktu selama berjam-jam terbuang 
percuma.
  Pengenalan tokoh-tokoh pahlawan kepada anak didik lewat proses belajar 
mengajar merupakan sarana yang tepat karena disana anak didik terkondisi dengan 
bersyarat dengan imbalan nilai sebagai titik awal. Maka tentu ada usaha-usaha 
lain yang positif agar anak didik lebih mengenal para pahlawan. Misalnya 
memberikan tugas untuk membuat sinopsis dari biografi-biografi pahlawan. Begitu 
pula menugaskan murid untuk membuat resensi dari sebuah buku yang mengandung 
biografi seorang pahlawan. Agar anak didik tidak asal tulis atau mungkin 
memalsukan karya tulis orang lain. Maka ada baiknya guru mengujikan atau 
menyuruh murid untuk mempresentasikan di depan kawan-kawannya sambil melatih 
keberanian mereka untuk tampil di depan umum.
  Melowongkan waktu bagi guru dan murid untuk dapat membaca setiap buku 
biografi sangat besar manfaatnya. Selain untuk menambah wawasan juga sebagai 
sarana untuk “cermin diri” untuk memacu prestasi dan untuk mencari idola 
sebagai jati diri kita dalam rangka mengembangkan kwalitas diri. Semoga.
  
  __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

__._,_.___   Messages in this topic (1) Reply (via web post) | Start a new 
topic 
  Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar 
  INFORMASI :
Informasi terbaru mengenai beasiswa S1, S2 dan S3 ke Universitas terbaik di 
luar negeri untuk tahun akademik 2007 ini, silahkan dilihat di : 
http://pakguruonline.pendidikan.net 

MISI :
Mendidik anak bangsa yang mampu mandiri, menjadikan dirinya dengan potensinya 
sendiri, serta berguna bagi bangsa, nusa dan agama 

Kirimkan masukan dan saran anda berupa :
1. Artikel, makalah atau tulisan singkat seputar pendidikan.
2. Jurnal pendidikan.
3. Laporan Action Research.
4. Berita dan issue strategis pendidikan, serta
5. Tanggapan anda

Arsip/klipping "artikel pilihan" postingan anggota millist pakguruonline klik 
di : 
http://pakguruonline.pendidikan.net/posting_artikel_pakguruonlineyahoogroups.html

Alamat moderator :
Sekretariat APSI Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.
Lantai 3 - Jl. Jend. Sudirman No. 52 Padang
Sumatera Barat - Indonesia 

Related Link :
http://pakguruonline.pendidikan.net

   
Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to 
Traditional 
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe 

      Recent Activity
    
      20
  New Members

Visit Your Group 
      Yahoo! Kickstart
  Sign up today!
  Find great recruits
  for your company.

    Ads on Yahoo!
  Learn more now.
  Reach customers
  searching for you.

    Cat Groups
  on Yahoo! Groups
  discuss everything
  related to cats.



  .

 
__,_._,___                         

       
---------------------------------
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
===============================================================
Jika anda, kirim email kosong ke >>:
berhenti >> [EMAIL PROTECTED]
Cuti: >> [EMAIL PROTECTED]
digest: >> [EMAIL PROTECTED]
terima email individu lagi: >> [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke