Siapa yang tidak kenal dengan patung liberty yang berdiri megah di
kota new york,  seakan-akan membakar langit new york dengan obornya.
Dan siapa pula yang tak kenal dengan monas dengan kepingan emasnya
yang menjulang tinggi di tengah jantung kota Jakarta. Tapi apakah
orang kenal dengan tugu tabuik yang berdiri kokoh di tengah kota
pariaman.
Jika kita pergi jalan-jalan di pariaman, maka kita akan disambut
dengan hiasan tugu tabuik. Bagi orang yang belum pernah melihat tabuik
sebulumnya, maka ia dapat mengetahuinya dengan mengamati tugu yang
berdiri kokoh persis di jalanan kota pariaman ini. Sedangkan bagi
orang yang belum pernah mengunjung pariaman hanya bisa menikmati
tabuik dari gambar-gambar dan pementasan budaya saja.
Apakah keberadaan tugu ini merupakan bukti bahwa tabuik itu bisa
dipandang setiap hari atau tugu itu hanya sebuah media promosi bagi
wisatawan yang tidak bisa datang ke pariaman pada bulan muharam,
dimana tradisi itu dilaksanakan.
Jika demikian media promosinya maka sudah sewajaranya tradisi tabuik
kurang diminati oleh wisatawan. Disamping itu promosi dimedia pun
tidak begitu gencar, sehingga orang pun tidak tahu apa itu tabuik.
Konon kabarnya tabuik itu berasal dari tardisi syiah, dimana
masyarakat piaman memperingati kematian hasan dan husein. Pada saat
kepala hasan dibawa oleh burak (kendaraan yang pernah membawa nabi
isra' miraj) menuju langit, kemudian datanglah seseorang yang menahan
agar kepala husein tersebut untuk dibawa ke langit.
Nah, apakah orang syiah sendiri mengetahui tradisi tabuik di pariaman
ini, Mungkin ya dan mungkin tidak. Atau malah orang pariaman sendiri
yang tidak memahami makna tabuik tersebut dan apakah masyarakat
pariaman kontemporer termasuk dalam aliran syiah.
Untuk itu, kita harus merekonstruksi makna tabuik bagi kebudayaan
pariaman. Dilihat dari tradisi ini maka muncul sebuah tesis yang
menyatakan bahwa kebudayaan pariaman di pengaruhi oleh budaya persia
yang dominan dengan aliran syiah. Buktinya islam yang disebarkan oleh
Syekh Burhanudin dianggap cendrung kepada aliran syiah, sehingga
secara tidak langsung masyarakat pariaman memperingati kematian Hasan
dan Husain ini dengan tradisi tabuik. Tapi apakah tradisi ini
dilakukan pula oleh orang-orang syiah disaat sekarang ini seperti di
iran.
Bagi dunsnak-dunsanak di palanta ko yang tau tentang tabuik ko
diharapkan untuak mambagi sedikit wawasannya tentang tabuik ko,  untuk
menambah khazanah
pemikiran kita akan makna tradisi tabuik yang selalu kita peringati
tiap tahun.

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
Website: http://www.rantaunet.org 
=============================================================== 
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: 
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: 
[EMAIL PROTECTED] 

Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
https://www.google.com/accounts/NewAccount
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke