Waalaikumsalam w.w. Sanak Sandi Yudha. Menyentuh sekali kandungan isi email 
yang Sanak foreward itu. Kadang-kadang kita memang lupa meletakkan skala 
prioritas dalam hidup kita ini.
Terima kasih.

Wassalam,
Saafroedin Bahar

Sandi Yudha <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Assalaamu 'alaikum Wr,Wb.
 
saudaraku, beberapa hari lagi 'Idul Adha
adakah niat dihati kita untuk berqurban...???
ayo kita berlomba dalam beramal dan kebaikan...!!!

Berikut saya forward email dari seorang teman
semoga menjadi bahan renungan bagi saya pribadi dan saudaraku semua 


HP dan KAMBING

Kututup hidung ketika melewati kerumunan kambing. Baunya yang menyengat
ternyata tidak mengganggu penjualnya.
Dalam hati sempat juga ngedumel sich "Nih orang mau jualan kambing gak 
melihat-lihat tempat apa?
Masak jual hewan yg bau itu di dekat kios-kios elektronik. Kenapa nggak
sekalian aja jualan di dalam mall?" gerutuku dalam hati.
Orang yang lalu lalang, ada yang cuek, ada yang menutup hidung, ada 
juga
yang justeru menghampiri hewan bau itu.

Kupercepat langkah kakiku melewati tempat tersebut, mataku menatap
lurus
kedepan, tepat ke sebuah kios penjual HP.
Memang kios itulah yang menjadi tujuanku ke tempat ini. 
Kuraba saku celana, masih tersimpan HP type lama yang sudah 5 tahun aku
gunakan. Sebenarnya HP tersebut tidak bermasalah, masih layak untuk di
gunakan, baik bertelepon maupun ber-SMS.
Tetapi untuk saat ini, HP tersebut sangatlah "tidak layak" digunakan di 
tempat umum.

Sering saat aku berangkat atau pulang kantor menggunakan KRL
menyaksikan
penumpang yang menggunakan HP terkini, canggih, suara polyphonic, ada
radio, MP3 bahkan kamera foto & video.
 Suaranya merdu sekali saat ada telepon masuk, bisa lagu klasik ataupun
lagu pop yang sedang top dari penyanyi papan atas.
Sering aku ikut melantunkan dalam hati lagu yang kebetulan aku tahu dan
seakan ingin agar pemiliknya tidak segera mengangkat 
telepon tersebut agar aku bisa lebih lama mendengarkan lagu yang sedang
di
gandrungi banyak orang itu.

Memang luar biasa perkembangan teknologi saat ini, satu alat bisa
mewakili
berbagai macam fungsi alat-alat lainnya. 
Tidak perlu membawa walkman untuk mendengarkan lagu, tidak perlu bawa
kamera untuk berfoto.
Cukup bawa satu buah HP, semua itu sudah bisa terwakili. Bahkan saat
ini
ada semacam fasilitas untuk berbicara
 sekaligus melihat lawan bicara di seberang, kalau tidak salah 3G (mohon
maaf kalau istilahnya salah, maklum belum pernah pakai)

Kadang cukup kaget juga sich saat tahu siapa saja pemilik alat-alat
canggih tersebut. Dari pegawai kantoran macam aku, pengusaha, pegawai 
negeri, pegawai toko & mall bahkan pedagang bakso sekalipun.
Sekali waktu sempat kulihat, pegawai toko VCD di Glodok saling bertukar
lagu lewat fasilitas bluetooth.
HP yang ada di saku celanaku, jangankan kamera, fasilitas bluetooth pun 
tak ada, lelucon yang sering di lontarkan kawan-kawan adalah "Mau
dikirimin lagu bagus nggak? Pakai bluetooth aja, kan HP kamu emang rada
"b
u t u t" pasti bisa dech........" Dan seperti biasa aku cuma bisa 
nyengir
sambil ikut tertawa.

Sekarang semua itu akan berubah, dengan susah payah aku kumpulkan
sebagian
gajiku untuk menggantikan rasa "malu" dengan "kebanggaan" bertelepon di
tempat umum. Tidak sia-sia pengorbananku selama setahun ini, dengan 
terkumpulnya dana 3 juta untuk mengganti HP lama dengan HP baru, yang
saya
pikir dengan dana tersebut cukuplah membeli HP canggih.

Belum sampai di depan kios HP yang kutuju, sempat terdengar pertanyaan
 dari orang yang menghampiri pedagang kambing tadi.
"Bang, kambing yang itu harganya berapa bang ?" si pedagang menjawab "
Satu juta pak"
"Kok mahal amat sih bang?"
"Itu yang terbesar pak, sehat lagi. Sangat pantas untuk Qurban !" 
"Wah kalau segitu sih, mana sanggup saya beli? Berapa sih hasil dari
ngasong bang!"
("ooo ternyata orang itu adalah pedagang asongan" ujarku dalam hati)
"Kalau yang coklat itu berapa bang? Itu yang rada kecilan" 
"Itu 750 ribu pak, harga pas, nggak ngambil untung besar lho pak."
"Saya
cuma ada 650 ribu bang, boleh ya.........?"
"Wah pak , kalau segitu sih belum dapat, ongkos angkut ke sininya saja 
sudah mahal,
bagaimana kalau yang putih itu saja" kata si pedagang sambil menunjuk
kambing yang lebih kecil
"Yah sudahlah, dari pada besok belum tentu terbeli" katanya pasrah "ini
juga dari hasil nabung 3 tahun yang lalu, bang". 

Seketika aku terkesiap, tiba-tiba rasa malu muncul dan mengalir deras
dalam hati-ku rasa malu ini bahkan melebihi rasa malu saat kawan-kawan
mencemooh HP butut-ku. Kuhentikan langkah kaki ini, tiba-tiba sekali 
aku
jadi tertarik mendekati hewan yang bau itu. Bayangan HP baru
perlahan-lahan hilang, berganti dengan bayangan gema Takbir saat
kambing,
domba dan sapi di sembelih dengan menyebut asma Allah .

"Terima kasih ya Allah, Kau telah memberikan rasa malu pada hati
manusia".
  
  
 Wassalam,
  
 Sandi Yudha


  
 


       
---------------------------------
Get easy, one-click access to your favorites.  Make Yahoo! your homepage.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
Website: http://www.rantaunet.org 
=============================================================== 
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: 
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: 
[EMAIL PROTECTED] 

Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
https://www.google.com/accounts/NewAccount
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke