Assalaamu'alaiku wa rahmatullaahi wa barakaatuhu SEBUAH HARI DI SANA Di penghujung malam Di sebuah kota di atas bukit Ketika dingin embun semakin merasuk Suara riuh rendah berketintam-ketintam baru saja berakhir Suara riuh yang berasal dari kedai atau entah tempat apalah namanya yang diantaranya berjualan arak Tiba-tiba sunyi sejenak dan dingin terasa menggerogot ke tulang sumsum Berganti tiba-tiba saja dengan himbauan azan Suara yang mendayu di tengah malam buta berselimut embun dingin itu Mendayu, lirih menghimbau dalam suara bergetar panjang bergelombang Wahai, marilah menegakkan shalat Wahai, marilah meraih kemenangan Wahai, shalat lebih indah dari pada tidur Wahai, adakah agaknya yang tersentuh? Adakah agaknya yang mendengar panggilan? Belum Belum masuk waktu subuh Itu adalah azan pertama mengingatkan agar mereka mau segera keluar dari pelukan selimut dan segera bersiap-siap Dilantunkan oleh seorang musafir lara dengan tubuh rapuh meski belum renta Hanya dia seorang saat itu Tapi ditemani entah berapa puluh malaikat Allah Di dalam mesjid besar Dan sesudah itu disibukkannya dirinya dengan shalat Entah beberapa buah shalat Dan shalat Beberapa puluh saat kemudian Kembali digapainya pengeras suara dan diapun azan sekali lagi Itulah baru waktu subuh Gayung bersambut Bunyi tengkelek berketekak ketekek menghampir Dan jumlah yang hanya dihitung dengan jari Meski dengan jari kedua belah tangan Sebegitulah yang datang memenuhi panggilan tadi itu Akhirnya mereka menyusun barisan Seorang buta maju ke depan menjadi imam Memimpin shalat dengan bacaan yang fasih Dalam sebuah bacaan surah yang cukup panjang dengan tajwij yang prima Dalam gerakan khusyuk dan tumakninah ............................... Hidup mulai hidup Terang mulai terang Ramai mulai ramai Termasuk di lapau rendah Ketika orang-orang berdiang mendekatkan diri ke sisi dapur yang mengepulkan asap dari kayu bakar untuk mengusir dingin Orang yang datang minum kahwa lebih banyak dari jamaah tadi di mesjid Gelas sendok mangkuk piring berlaga-laga Dengan pasangannya masing-masing Hidup mulai hidup Makan mulai makan Pisang goreng dan ketan dan teh telor Roda ekonomi mulai menggelinding Terang bertambah terang Ramai bertambah ramai Hiruk pikuk bertambah hiruk Pintu-pintu tokopun dibuka Orang-orang penggalas memulai kesibukan Barang ditata dan digelar untuk diperdagangkan Bertambah tinggi hari Bertambah ramai yang datang Bertambah banyak kesibukan Yang sibuk menjual Yang sibuk membeli Yang sibuk menanti kesempatan orang terlengah Ketika matahari tergelincir Si berbadan rapuh penjual gula-gula itu sudah lama menyimpan kotak dagangannya Bergegas Dan kali ini suaranya kembali mendayu merasuk kalbu Kalbu yang hatinya dibuka Untuk memenuhi panggilan menuju ke kemenangan Di dalam saf diatur, tumit diluruskan, bahu dirapatkan Tangan diangkat takbir dikumandangkan Di luar jual beli tetap berjalan bahkan bagai tak ada hubungan Yang shalat shalat, yang berjual beli berjual beli Yang makan bertambuh makan bertambuh Walah........, yang mencopet tetap mencopet...... ................ Matahari makin ke barat, udara panas dibelai tiupan angin dari arah gunung Saat mata-mata sebahagian mulai berat di terjang kantuk Balai yang ramai itu masih lagi ramai ditambah dengan aneka sampah balai Namun yang berjual beli masih lagi berjual beli meski tidak seperti tadi pagi Yang sebagian sudah mulai menghitung untung yang tertampung Dan yang membeli sudah menuju pulang ke rumah masing-masing Kanak-kanak berbaju seragam berlarian di halaman mesjid Datang untuk mengenal huruf-huruf hijaiyah Mengenal IQRA Menyusun huruf menghafal bunyi Muka-muka lugu bersahaja Belajar mengaji Tapi di sudut lain ada berempat duduk menghadapi sebuah meja kecil Bergantian melapohkan batu ke meja kecil itu Merangkai ular batu di meja kecil itu Melotot, berpikir, berkonsentrasi sebelum dapat giliran melapoh meja kecil Sampai keduapuluhdelapan buah batu itu berbaris di atas meja kecil Sebelum keduapuluhdelapan batu itu untuk kesekian puluh kali diaduk di atas meja kecil Tertawa terbahak-bahak Bersungut terbudut-budut Merokok berkepul-kepul Lalu Terdengar lagi azan Siapa lagi kalau bukan si lara itu Azan tinggal azan Shalat tinggal shalat Ganja anam tetap ganja anam Yang harus dilapohkan Diiringi sunggingan bibir kemenangan Bagaikan tak ada hubungan Datanglah kala magrib ketika matahari menghilang Terkumandanglah azan magrib dari pengeras suara yang sama Berkumpulah jamaah yang itu ke itu juga Adalah sedikit bertambah dengan musafir lalu Tapi di sana dibagian sisi lain kota ini Banyak yang tidak perduli Dan waktu isya Bagai tiada bedanya Kini malam mulai menggerogot Kota di atas bukit, masih hidup Dengan warna hidup yang dulu tak dikenal Terasa aneh kata yang melihatnya sebagai aneh Ada yang berjualan khusus dikala malam di kota di atas bukit Ada yang sibuk khusus dikala malam di kota ini Sekelompok anak remaja Agaknya kakak-kakak dari kanak-kanak yang tadi sore mengaji Berhondoh poroh bergelak tawa Menikmati dunia mereka Dan inilah yang aneh lagi pula aneh Yang dulu tidak pernah dikenal anak negeri Bunyi berketintam-ketintam memekak anak telinga Dari tempat yang na’utzubillah tsumma na’utzubillah Kok bisa ada di negeri yang selalu diseru seruan azan ini Entah apa yang mereka lakukan di dalam sana Berkentintam-ketintam heboh memekak Tak suatu apa boleh melerai Tak seorangpun sepertinya perduli Semua seolah berlepas diri Biarkan mereka heboh sampai pagi, sampai mereka berhenti sendiri Mengakhiri putaran sebuah hari di kota ini. ........................
Wassalamu'alaikum, Lembang Alam ____________________________________________________________________________________ Never miss a thing. Make Yahoo your home page. http://www.yahoo.com/r/hs --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di https://www.google.com/accounts/NewAccount =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---