Dari Padang Ekspres.
Is St Marajo 39+

Di Balik Simulasi Gempa dan Tsunami, "Jan Dipatakuik-an Juo Kami 
Pak"
Selasa, 18-Desember-2007, 14:29:26


Kemarin Pagi, seorang lelaki tampak berlarian ke luar rumahnya sambil 
menggendong anaknya yang berumur 3 tahun. Langkahnya makin 
dipercepat, usai melihat orang-orang berlarian ke arah Gunung 
Pangilun. asa takut mulai menghantui dirinya, ternyata sang istri 
tercinta tidak ada di rumah.

Tanpa berpikiran panjang lagi, ia pun berlari ke arah Gunung 
Panggilun. Segala upaya dikerahkan bapak tiga orang anak ini untuk 
menyelamatkan diri dan keluarganya. Teriakan yang ke luar dari mulut 
orang-orang, menambah suasana semakin kalut dan menggetarkan jantung. 
Keringat pun bercucuran membasahi bajunya. Mando (35), salah seorang 
penarik becak di persimpangan MAN 2 Padang, tidak bisa membayangkan 
seandainya gempa dan tsunami benar-benar terjadi. Perjuangan diri 
menyelamatkan keluarga dari sekitar ratusan orang yang sama-sama 
ingin menyelamatkan diri sangat dirasakannya.

Sematkan Diri: Pelajar sejumlah sekolah di Kota Padang ikuti simulasi 
di Gunung Panggilun, kemarin.

Betapa berat beban yang harus dipikulnya. ”Takah iko payahnyo 
manyalamaik-an keluarga, harus bajuang dari ratusan urang yang ingin 
manyalamaik-an diri,” ujarnya kepada Padang Ekspres ketika berada di 
perbukitan Gunung Pangilun kemarin. Setelah hampir satu jam berada di 
sana, dan kondisi sudah berangsur normal. Akhirnya dia memutuskan 
untuk kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasanya, yakni 
menarik becak. Walaupun ini hanyalah sebuah simulasi, tapi kecemasan 
ini tetap menghantuinya. Apalagi dia mendengar isu bahwa akan terjadi 
gempa dan tsunami pada tanggal 23 Desember mendatang. Dia juga 
berpendapat kalau simulasi ini digelar untuk mengantisipasi isu 
tanggal 23 Desember jika benar-benar terjadi. Selain itu, ia juga 
pernah mendengar kalau Pemko Padang telah meminta sejumlah kantong 
mayat ke pemerintah pusat.

Akibat mendengar isu tersebut, membuatnya tidak bisa tidur nyenyak, 
perasaan takut bercampur gelisah setiap malam menghampirinya. Dia 
berharap pemerintah cepat tanggap dalam mengantisipasi isu yang tidak 
bertanggung jawab ini. Bukan hanya menggelar simulasi ini saja, tapi 
pemerintah juga membuat bantahan tertulis dan disebarkan kepada 
masyarakat. ”Jan dipatakuik-an juo kami lai Pak, cukuik iko simulasi 
yang terakhir. Wargakan alah tau caro manyalamaik-an diri, indak 
paralu diulang acok-acok doh,” ujarnya seraya mengelap keringat yang 
bercucuran di wajahnya. (***)



--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
Website: http://www.rantaunet.org 
=============================================================== 
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: 
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: 
[EMAIL PROTECTED] 

Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
https://www.google.com/accounts/NewAccount
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke