N Y O N T E K Oleh : K Suheimi Saya tertangkap tangan dan tertangkap basah ketika Nyontek. Saya diadili, semua majelis guru rapat. Hampir saja ujian saya di batalkan dan saya dinyatakan tak lulus karena curang, tapi guru-guru saya di SMA 2 Padang memperjuangkan, sehingga saya dapat hukuman harus mengulang lagi dan di uji didepan majelis guru termasuk frater yang waktu itu jadi direktur SMA Don Bosco. Untunglah soal demi soal dapat saya selesaikan dengan baik sehingga saya bisa lulus dan mengondol Ijazah SMA. Peristiwa itu mengingatkan saya akan kejadian pada tahun 1965 ketika saya mengikuti ujian akhir SMA. Saya senang pelajaran Aljabar, sekarang dihimpun jadi matematika. Nah ketika ujian akhir SMA, kami duduk jarang-jarang menjaga jarak agar masing-masing tak bisa nyontek. Kerna saya suka Aljabar dan sering membuat pekerjaan rumah tentang soal aljabar, maka dengan mudah soal aljabar itu dapat saya selesaikan, tapi teman di sebelah saya tak bisa menjawab soal itu dan dia minta tolong. Lalu saya salin jawabannya keatas selembar kertas, lalu kertas contekkan itu saya lempar pada teman. Malang bagi saya saat saya melempar kertas itu tertangkap, kertas jawaban ujian saya diambil, saya dikatakan curang dan ujian saya di batalkan. Betapa malunya saya ketika harus meninggalkan ruang ujian. Sehinga saya harus di jatuhi hukuman. Dulu jika seseorang kedapatan nyontek di berikan sangsi yang berat. Dan pengawas ujian betul-betul mengawasi hilir mudik memeriksa jika ada kecurangan. Dan saya tertangkap, padahal saya hanya kasihan dan solider teman, namun hukuman itu saya jalankan. Untung hukumannya saya tak di keluarkan. Peristiwa itu saya jadikan pelajaran bahwa tak jujur dan nyontek itu berbahaya, termasuk memberikan jawaban pada teman. Dan sejak saat itu saya tak berani lagi nyontek, dan harus jujur , maka saya sunguh sungguh setiap kali belajar. Dan akhirnya saya mencapai cita-cita jadi dokter. Sebagai dokter saya juga dikelilingi oleh orang orang jujur. Pasien yang sedang saya tangani semuanya jujur, tak pernah dia berdusta. Kalau dia sakit perut tak pernah dia mengatakan dan sakit kepala. Bahkan dengan pasti dia dia menujukkan tempat sakit yang di rasakannya. Dan kejujuran itulah yang menghantarkan seseorang pada kesuksesan. Hampir semua perusahaan yang maju di dunia ini berdasarkan kejujuran Lalu saya balik-balik halaman buku ESQ karangan Ary Ginanjar disana tertulis Hati senantiasa mengajak kita kepada nilai-nilai kasih sayang, kejujuran, keadilan, keterbukaan, tanggung jawab, komitmen, konsisten, kemuliaan keagungan dan kesabaran. Sekarang cobalah anda ingat orang yang paling anda kenang, dan orang yang paling membuat anda terkesan! Apakah itu karena kekayaannya? Ataukah karena uang yang dimilikinya? Saya yakin anda akan menjawab tidak. Lalu apa gerangan yang membuat anda terkesan? Bukankah itu karena sifat jujur dan kasih sayangnya, kemuliaan sifatnya, tanggung jawabnya atau kesabarannya? Apabila sifat-sifat mulia di ataslah yang menbuat orang tersebut begitu dikenang, lantas mengapa kita harus merasa gagal? Mungkin saat ini kita sedang mengalami tekanan ekonomi yang sangat besar, atau mendapat banyak permasalahan dan cobaan hidup yang begitu menekan. Namun bukankah pada saat itu akan harus memunculkan sifat sabar, komitmen, tanggung jawab dan ikhlas? Itu artinya kita sedang berada pada garis orbit spiritual. Jalankan dan terimalah! Mata kepala jelas tak akan mampu melihat ke depan, namun mata hati sanggupmelihatnya. Inilah sebenarnya tugas kita meluruskan apa-apa yang telah bengkok dan patah menjadi suatu hal yang lebih baik, dengan bermodalkan suara hati ilahiah yang sedang anda pergunakan saat ini. Inilah amal saleh dan jawaban mengapa kita harus terjun ke dunia. Hai orang-orang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. QS Aali-Imraan (Keluarga Imran) 3:200 Mungkin kita mengatakan, saya sudah merasakan nikmatnya cahaya hati dan saya sudah menemukan diri saya, Saya ingin bertanya kepada anda, Untuk apakah semua itu? Cahaya hati itu memang indah, tetapi itu bukan sekedar untuk dinikmati secara pribadi dengan mengatakan, saya adalah spiritualitas yang saleh. Energi spiritual adalah energi yang mendorong dan mengalirkan hati seseorang kepada energi yang bermuatan nilai-nilai kedamaian, kasih sayang, keadilan, kejujuran, kemuliaan, tanggung jawab dan kesabaran. Ini semua adalah modal dasar yang tak terlihat, yang disebut Spiritual Capital, ini adalah asset Allah yang kita bawa ke permukaan bumi. Begitu banyak orang yang berhasil menemukan, namun setelah menemukan, ia hanya menikmati keindahannya di rumah dan di surau-surau. Mereka takut kahilangan kedamaian spiritual yang sudah diperolehnya dengan susah payah itu. Hingga tiba waktunya mereka mati, mereka belum sempat menanamkannya atau menginvestasikan spiritual capitalnya ke permukaan bumi (keluarga, masyarakat, bangsa dan dunia) seperti yang Allah perintahkan. Lalu jika demikian halnya, apa gunanya Bani Adam turun ke bumi? Apabila engkau memiliki sebiji kurma ditanganmu maka tanamlah, meskipun besok akan kiamat, semoga engkau mendapat pahala. Al-Hadits Jika kita bercermin pada Korea. Di Korea Selatan adalah sebuah pelajaran bagaimana kejujuran dikedepankan dalam mengemban tugas negara. Mereka tidak berputar lidah dan membuat apologia yang melingkar-lingkar. Mereka tidak membuat kebohongan. Sebab, kebohongan pertama pasti akan melahirkan kebohongan berikutnya. Tapi yang terjadi siapa yang mengungkap kejujuran harus membayar mahal. Bahwa kecurangan yang menjadi musuh kebenaran itu ternyata di tolerir didalam dunia pendidikan kita. Dan bermacam-macam cara yang terungkap misalnya ada sekolah untuk menyukseskan kelulusan siswa masing-masing. Caranya antara lain membuat kunci jawaban dan menyebarkannya melalui pesan layanan singkat telepon seluler, menuliskannya melalui potongan kertas, atau dibacakan langsung di depan kelas. Kecurangan itu noda hitam dunia pendidikan kita. Padahal, kejujuran adalah prinsip moral yang menjadi nilai utama dalam dunia pendidikan. Kebohongan itu sungguh akan membuat pendidikan kian kehilangan kepercayaan. Kehilangan integritas yang akan meruntuhkan spirit belajar siswa karena toh sebuah hasil akhir bisa mereka dapat dengan mudah Pendidikan yang mestinya bisa menggali potensi setiap siswa justru mematikannya. Karena hanya perlombaan untuk mendapatkan hasil akhir yang menghalalkan segala cara. Namun, sekolah-sekolah yang tidak siap melaksanakannya dengan melegalkan kecurangan. Mereka takut dengan hasil yang jujur. Adalah sebuah kesalahan amat besar jika kejujuran para guru dimatikan hanya untuk sebuah ambisi yang bernama keberhasilan Untuk itu ingin saya petikkan sebuah Firman suci Nya dalam Al Qur'an Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkan kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. 4:112) Padang 21 Desemebr 2007 Tulisan ini dapat dilihat di Website WWW.ksuheimi.blogspot.com
--------------------------------- Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di https://www.google.com/accounts/NewAccount =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---