Sumatera Bagian Utara Kok kunun ka dibukak pulo PUNCAK MARAPALAM nan ado dakeknyo, nan maingek'an kito ka ABS-SBK nan sadang angek kini dipabincangkan.
Kompas, Senin, 14 Januari 2008 Tempat Wisata Puncak Pato Tidak Terawat Batusangkar, Kompas - Tempat wisata alam dan sejarah Puncak Pato di Jorong Pato Kanagarian Batu Bulek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, tidak terawat. Sejumlah bangunan di Puncak Pato rusak atau penuh dengan coretan tangan jahil. Di Puncak Pato terdapat bangunan beratap tumpuk yang melambangkan tempat pertemuan tiga pemimpin masyarakat ketika hendak melahirkan pedoman hidup masyarakat Minangkabau yang dikenal sebagai Perjanjian Marapalam. Namun, bangunan itu kotor. Hampir seluruh dinding penuh coretan. Sampah juga berserakan. "Sayang sekali, tempat ini terlalu kotor untuk wisata. Padahal, tempatnya indah," kata Linda, pengunjung Puncak Pato, Sabtu (12/1). Patung yang menggambarkan pemuka adat, pemuka agama, dan raja alam, juga rusak. Tangan ketiga patung yang dibuat tahun 2003 ini patah dan terlihat besi-besi dari sambungan tangan. Sekretaris Nagari Batu Bulek ,Dasmar Harlinta mengakui, tempat wisata ini tidak terawat. "Perhatian pemerintah terhadap tempat wisata ini masih sangat minim. Akibatnya, banyak bangunan rusak," kata Dasmar. Padahal, warga setempat punya kewajiban kerja bakti sekali seminggu. Dasmar mengatakan, selama ini tempat wisata belum banyak digarap dari sisi sejarah. Padahal, tempat wisata itu mempunyai banyak cerita sejarah. Dalam sejumlah catatan sejarah, nama bukit itu dikenal sebagai Bukit Marapalam. Pemandu wisata khusus untuk menjelaskan tentang perjalanan sejarah di Bukit Marapalam ini belum ada. Rumah Gadang Selain Puncak Pato, Tanah Datar juga mempunyai puluhan rumah gadang yang berusia puluhan tahun di Kanagarian Andalas Baruh Bukit Kecamatan Sungayang. Rumah gadang ini merupakan warisan pendahulu yang pertama kali membuat rumah tinggal di situ. "Rumah gadang ini merupakan tempat tinggal untuk keluarga dalam satu kaum pada masa dulu. Tetapi, karena sekarang jumlah keluarga sudah berkembang pesat, maka rumah gadang ini tidak lagi dipakai untuk tempat tinggal," kata Danusril, Walinagari Andalas Baruh Bukit. Namun, ia mengakui bahwa perawatan rumah gadang masih sangat minim dan disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masing-masing kaum. Padahal, biaya perawatan rumah gadang ini tergolong besar. Dia mengatakan, dana bantuan pemerintah untuk rehabilitasi rumah gadang tahun 2007, belum terlaksana karena baru mencakup 18 dari 80 rumah gadang di situ. (ART) ________________________________________________________ Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/ --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Selalu mematuhi Peraturan Palanta RantauNet lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-palanta-rantaunet - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di https://www.google.com/accounts/NewAccount -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---