Assalamu'alaikum Ww Tan Pamenan...
Nan sabananyo ... apokoh Puti Rudha Thaib iko akan di expost kalau bukan merupakan pewaris pagaruyuang ? Wassalam Z Chaniago - Palai Rinuak 2008/1/17, Rudi Antono <[EMAIL PROTECTED]>: > > > Sanak Z > > Ambo juo lah mambaco sosk baliau di harian Kompas > patang. Sosok nan patuik jadi rauladan panaruih bundo > kanduang ataupun kaum padusi dima se barado. > > Taruih tarang, ambo jarang bana mambaco sejarah2 > baliau tu, Alhamdulillah informasinyo manambah wawasan > ambo. > > Wassalam > > --- Z Chaniago <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0801/16/Sosok/4149355.htm > > > > Sosok > > > > > > > > Rabu, 16 Januari 2008 > > > > > > > > > > Kisah Waris Istana Pagaruyung > > > > > > Agnes Rita Sulistyawaty > > > > Puti Reno Raudhatuljannah Thaib ingat betul betapa > > sejuknya hawa di rumah > > gadang yang ditudungi ijuk sebagai atapnya. Selain > > menyerap panas, ijuk juga > > awet sampai puluhan tahun dan mudah dibentuk > > mengikuti lekuk rumah gadang. > > > > Ijuk itu seperti menahan hawa panas dari luar. Jadi, > > yang tersisa tinggal > > hawa sejuk di dalam rumah. Untuk mendapatkannya juga > > mudah karena ijuk > > berasal dari tumbuhan enau," ujar Upik, sapaan Puti > > Reno Raudhatuljannah > > Thaib, pewaris Istana Pagaruyung di Sumatera Barat > > ini. > > > > "Enau ini tanaman endemik di Indonesia. Orang-orang > > tua melihat dari apa > > yang ada untuk dimanfaatkan, termasuk ijuk untuk > > atap rumah. Pastilah ini > > melalui proses trial and error, sebelum mereka > > memilih ijuk untuk atap > > rumah," tambahnya. > > > > Untuk rumah gadang seukuran Istana Pagaruyung—yang > > terbakar akhir Februari > > 2007—kebutuhan ijuk mencapai 200 ton. "Kalau melihat > > kebutuhan yang besar > > itu, saya sempat bingung dari mana mendapatkannya," > > kata dosen Fakultas > > Pertanian Universitas Andalas itu. > > > > Dia bingung lantaran perkembangbiakan enau > > membutuhkan waktu lama. Selama > > ini, petani memakai cara alami untuk menambah jumlah > > tanaman enau dengan > > menanam bijinya. Padahal, biji enau mempunyai masa > > tidur (dorman) sampai > > setahun. Referensi perkembangbiakan atau informasi > > umum tentang budidaya > > enau juga masih minim. > > > > Kalaupun ada "teknologi" alami yang bisa mengurangi > > masa tidur, petani hanya > > mengandalkan musang. Hewan ini biasa mengonsumsi > > biji enau dan > > mengeluarkannya lagi bersama kotoran. Selama proses > > di perut musang ini ada > > zat yang menyebabkan dorman enau bisa berkurang. > > Sayangnya, populasi musang > > juga semakin berkurang. > > > > Berangkat dari keingintahuan cara perkembangbiakan > > enau secara lebih cepat, > > Upik meneliti enau di laboratorium dan lapangan > > sejak mengambil gelar S-2 > > pada tahun 1997. Tahun 2007 ia berhasil mendapatkan > > formula mengurangi masa > > tidur enau, sekaligus membuka pintu menuju kultur > > jaringan dan rekayasa > > genetika enau. > > > > "Masa dorman enau bisa dikurangi sampai 141,07 hari. > > Jumlah tanaman baru > > yang dihasilkan juga tak hanya satu batang, tetapi > > antara 6-21," kata Upik > > yang tahun 2007 juga meraih gelar doktor dari > > Universitas Andalas lewat > > penelitian ini. Tetapi, perempuan yang menyelesaikan > > S-3 pada usia 60 tahun > > ini menambahkan, temuannya masih awal dan belum bisa > > diaplikasikan oleh > > petani. > > > > Sosio-kultural > > > > Ketertarikan Upik pada enau dimulai dari lingkungan > > masa kecilnya di Istana > > Pagaruyung. Di sini pohon enau dianggap liar, meski > > hampir seluruh bagiannya > > bisa dimanfaatkan masyarakat setempat. > > > > Enau tak hanya diambil ijuknya, tetapi juga disadap > > niranya untuk bahan baku > > pembuatan gula aren, atau dijadikan suguhan untuk > > diminum langsung. Ketika > > melakukan penelitian di Kanagarian Andaleh Baruah > > Bukik, Kecamatan > > Sungayang, Tanah Datar, nira menjadi suguhan gratis > > bagi pendatang. Adapun > > gula arennya dipakai untuk hampir semua masakan > > Minang. > > > > Daun enau tak dibuang begitu saja. Daun enau yang > > telah dihilangkan lapisan > > lilinnya dipakai untuk pembungkus rokok. Upik tahu > > persis bagaimana cara > > menghilangkan lapisan lilin itu. > > > > Dari prinsip dasar bahan bakar nabati, ia yakin enau > > berpotensi sebagai > > bahan bakar alternatif, mengingat kandungan > > karbohidratnya tinggi. Hanya > > saja, siapa yang akan memikirkan cara mengolah enau? > > > > "Ketertarikan saya pada enau tak bisa lepas dari > > masalah sosial-budaya > > karena berbagai persentuhan saya dengan enau, selain > > pertimbangan > > sosial-ekonomi," ujarnya. > > > > Pertimbangan kedekatan masyarakat dengan jenis > > tanaman ini, kata Upik, > > seharusnya menjadi pola pemerintah agar berhasil > > melaksanakan program > > penanaman pohon. "Kalau masyarakat hanya disuruh, > > program tak akan berhasil > > karena mereka tak tahu manfaat pohon itu," papar > > Upik yang juga dikenal > > sebagai penyair bernama samaran Upita Agustine. > > > > Lebih jauh Upik melihat bahwa masyarakat Minang tak > > sekadar menganggap enau > > sebagai pohon yang memberi penghasilan ekonomi, > > tetapi juga sebagai salah > > satu tumbuhan konservasi. Hukum adat di masyarakat > > Minangkabau melindungi > > tumbuhan yang ada di hutan, termasuk enau. Tumbuhan > > seperti ini tidak boleh > > ditebang sembarangan. > > > > Dia berpendapat, ada nilai pelestarian lingkungan > > yang dianut masyarakat > > sejak dulu, apalagi enau terkenal sebagai tumbuhan > > yang bisa hidup pada > > kemiringan tanah sampai 20 persen, serta sebaran > > akar serabut hingga 10 > > meter dengan kedalaman tiga meter. > > > > "Sayang kearifan lokal itu makin luntur. Siapa yang > > punya uang bisa > > seenaknya menebang pohon, maka yang terjadi banyak > > bencana," kata keturunan > > ke-13 Raja Pagaruyung tersebut. > > > > Kesempatan setara > > > > Perihal kearifan lokal yang semakin luntur jugalah > > yang mendorong Upik untuk > > mengasah ilmu dan memperluas wawasan. Apalagi, > > kesempatan menempuh > > pendidikan tinggi tak lepas dari budaya keluarga > > Upik dan lingkungan Minang > > pada umumnya, yang menganut kesetaraan bagi > > perempuan dan laki-laki untuk > > berkembang. "Rasanya salah kalau saya menyia-nyiakan > > kesempatan itu." > > > > Seluruh ilmu dan pengetahuan yang diperoleh membawa > > dia pada kesimpulan baru > > tentang adat. "Perlu redefinisi lagi, mendudukkan > > adat dan budaya pada > > konteks saat ini agar generasi muda tertarik dan > > paham tujuan adat serta > > budaya itu," kata penyandang gelar Yang Dipertuan > > Gadih Pagaruyung ini. > > > > Dia mencontohkan, meskipun sudah dewasa, > > anak-anaknya harus menyempatkan > > diri bertemu dengan saudara-saudara, terutama mereka > > yang usianya lebih tua. > > Dengan demikian, selain silaturahmi tetap terjaga, > > tata cara sopan santun > > pun tidak hilang. > > > > Sebagai keluarga raja, Upik memandang hal ini > > sebagai salah satu tanggung > > jawab yang merentang di pundaknya. Ia menjalani > > tanggung jawab itu dengan > > senang hati. Pergelutan dengan enau menjadi salah > > satu "buahnya". > > > > Menyandang Gelar > > > > Puti Reno Raudhatuljannah Thaib lahir di Pagaruyung, > > 31 > === message truncated === > > > > > ____________________________________________________________________________________ > Never miss a thing. Make Yahoo your home page. > http://www.yahoo.com/r/hs > > > > -- Z Chaniago - Palai Rinuak Ka ganti sawah jo ladang : --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Selalu mematuhi Peraturan Palanta RantauNet lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-palanta-rantaunet - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di https://www.google.com/accounts/NewAccount -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---