TEMPO.CO, Jakarta - Film yang menginspirasi, itulah pikiran yang
muncul ketika menonton Negeri 5 Menara. Digarap berdasarkan novel
berjudul sama, film ini berhasil menyuguhkan cerita ringan dan lucu,
namun tetap berisi pesan moral buat penonton.

Berawal dari kelulusan Alif (Gazza Zubizzaretha) pada satu SMP di
Sumatera Barat, akting para pemeran yang mulanya agak kaku berubah
mulus sejalan keberangkatan anak sulung itu ke Jawa Timur. Di Pondok
Madani, itulah tempat yang harus dijalani Alif selama beberapa tahun
ke depan, demi merengguk pendidikan sesuai keinginan orang tuanya.

Wajah Alif yang kurang familiar di mata penonton memang tidak
meyakinkan untuk sebuah peran utama. Tapi semua anggapan itu langsung
ditampik Alif waktu dia bertemu teman-temannya di Pondok Madani.
Bersama Said (Ernest Samudera); Atang (Rizki Ramdani); Dulmajid (Aris
Adnanda Putra); Raja (Jofani Lubis); dan Baso (Billy Sandy), Alif
langsung mengocok perut penonton.

Dalam adegan per adegan, keenam sahabat ini dapat bertindak layaknya
kehidupan sehari-hari, tak seperti tengah berakting di depan kamera.
Mereka bisa menampilkan wajah lugu, bingung, bodoh, ataupun ragu-ragu
yang natural, bukan dibuat-buat.

Misalnya, celetukan ringan yang dilempar Raja ketika Alif menaksir
Sarah (Eriska Rein), keponakan Kyai Rais (Ikang Fauzi). Kepada Alif,
Raja iseng menantangnya foto bersama dengan Sarah. Kalau tidak
berhasil, Alif harus mencuci baju milik Raja selama satu minggu, dan
sebaliknya jika Alif berhasil. Guna memenangkan taruhan, Alif
melakukan pelbagai usaha pendekatan ala anak pesantren yang jarang
bertemu perempuan, malu-malu kucing tapi penasaran.

Negeri 5 Menara juga memiliki penata rias yang bagus. Mereka bisa
membuat tampilan para pemain sesuai mode di tahun 1980-an. Bahkan
artis Andhika Pratama yang memerankan Fahmi, pemimpin redaksi Majalah
Syams, bisa muncul dengan gaya berbeda. Kulit lebih gelap dan sekilas
tak mirip Andika pada biasanya.

Sepanjang 120 menit, sutradara Affandu Abdul Rachman tidak hanya
membumbui cerita dengan kelucuan semata. Ada sejumlah konflik internal
di pikiran dan hati Alif yang masih ingin sekolah di SMA Negeri.
Keenam sahabat itu juga harus menerima kenyataan kalau Baso tak lagi
melanjutkan sekolah di Pondok Madani. Percampuran guyonan dan konflik
inilah yang membuat penonton betah mengikuti jalannya cerita.

Adegan yang mengesankan datang dari Ustad Salman (Donny Alamsyah)
ketika dia pertama kali masuk ke kelas. Membawa sebuah pedang berkarat
dan kayu pohon berdiameter sekitar 10 sentimeter, Salman coba
mengajarkan muridnya mengenai tekad yang kuat untuk meraih sesuatu.
Sampai ngos-ngosan, berkali-kali dia hunjamkan pedang karat itu ke
batang pohon. Hingga akhirnya batang kayu menyerah dan terpotong.

"Man Jadda Wajada (Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan
berhasil)," kata Salman berulang-ulang sampai diikuti muridnya. Salman
memang tidak banyak muncul dalam Negeri 5 Menara, tapi melalui adegan
itu perannya bisa menggetarkan hati penonton.

Berbekal ungkapan itu pula Alif dan lima sahabatnya bertekad mencapai
cita-cita mereka. Dengan kata-kata itu juga penulis novel Negeri 5
Menara mengajarkan penonton untuk berusaha meraih impiannya. Sungguh
ajaran yang bagus.

Hanya, di akhir film, klimaks yang diharapkan penonton tidak tercapai.
Pertemuan kembali antara Alif dengan kelima temannya kurang
digambarkan dengan apik oleh Affandi. Sebab karakter yang awalnya
sudah dibangun bagus oleh keenam remaja itu tidak terlihat dalam tokoh
dewasa.

Lokasi pengambilan gambar Negeri 5 Menara berlangsung di Pondok Modern
Gontor, Danau Maninjau Sumatera Barat, Bandung, dan London, Inggris.
Semuanya mengalir.  Berangkat dari alur cerita novel bagus, Affandi
bisa menyajikannya dalam film yang menarik dan tidak akan disesali
kalau ditonton.

Jika ingin menyaksikan Negeri 5 Menara, film ini mulai diputar di
bioskop sejak 1 Maret 2012. Selamat menonton.

Sutradara: Affandi Abdul Rachman
Pemain: Andhika Pratama, Donny Alamsyah, Lulu Tobing, David Chalik, Ikang Fawzi
Durasi: 120 m

-- 
Sent from my mobile device

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke