http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=15373:oknum-tni-al-hajar-7-wartawan-&catid=1:haluan-padang&Itemid=70 


RAZIA TEMPAT MAKSIAT BERUJUNG BENTROK
Oknum TNI-AL main pukul. Tujuh wartawan dan seorang anggota DPRD jadi korban.
PADANG, HALUAN — Razia kafe dan pondok-pondok yang ditenggarai sering digunakan 
sebagai tempat maksiat di kawasan Bukit Lampu, Padang, berujung bentrok. Tujuh 
wartawan dan satu anggota DPRD Padang jadi korban, babak-belur dihajar oknum 
TNI AL.
Salah satu anggota DPRD Kota Padang  dari Partai Amanat Nasio­nal (PAN), 
Syafrizal DJ, juga ikut jadi korban.  Oknum TNI AL yang melakukan pemukulan ini 
diduga menjadi beking dari kafe yang terkena razia Satpol PP bersama Tim SK4 
dan warga setempat.
Awalnya razia Satpol PP yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB berjalan dengan 
baik. Bahkan razia kali ini didukung seluruh elemen masyarakat setempat. 
Terlihat dalam razia beberapa unsur peme­rintah, mulai dari camat, lurah hingga 
ketua pemuda, ikut meng­hadiri pembongkaran pondok-pondok tempat maksiat ini.
Masyarakat yang mengikuti aksi pembongkaran memang mengaku telah resah dengan 
aktivitas maksiat di Bukit Lampu ini. Bahkan di lima lokasi pembongkaran, 
banyak ditemukan bertebaran alat kon­trasepsi bekas pakai.
Siang itu, warung remang-remang dan pondok yang sering menjadi tempat maksiat 
di Pantai Nirwana, Batu Cadas, Sungai Baremas dibongkar habis dan setelah itu 
dibakar agar material sisa pembongkaran tidak bisa digunakan lagi untuk 
mendirikan bangunan baru .
Suasana pembongkaran yang awalnya aman, berubah mencekam setelah sekitar 20-an 
anggota TNI AL menghadang petugas Satpol PP dan warga, sesaat setelah 
mem­bongkar dan membakar kafe milik Ari yang terletak di Batu Cadas, Kelurahan 
Gates Nan XX.
“Di perjalanan pulang, rom­bongan dihadang oknum TNI AL berpakaian lengkap dan 
berpakaian preman. Tanpa banyak tanya mereka langsung memukul beberapa warga 
yang ikut membantu petugas melakukan razia. Termasuk di antara salah satu warga 
tersebut anggota DPRD Kota Padang Syafri­zal DJ,” kata Jamaldi, salah satu 
wartawan yang menjadi korban kekerasan oknum aparat TNI AL.
Melihat aksi penghadangan dan pemukulan oleh oknum aparat TNI AL terhadap 
warga, sontak para jurnalis langsung mengambil ka­mera untuk mengabadikan 
peristi­wa tersebut. Namun, pengambilan gambar tersebut memancing emosi oknum 
aparat TNI AL tersebut kepada wartawan. Aksi pemukulan dan perampasan kamera 
wartawan pun dilakukan. Bahkan wartawan Global TV, Budi Sunandar menga­lami 
pendarahan di telinganya.  Tak hanya itu, daun telinga Budi harus mendapatkan 7 
jahitan.
Nasib yang tak jauh beda juga dialami oleh enam wartawan lainnya. Kamera 
wartawan direbut paksa serta dirusak.
“Saya langsung dipukul oleh oknum aparat tersebut. Padahal saya sudah 
mengatakan kepada mereka bahwa saya wartawan. Ternyata tidak ditanggapi. Malah 
saya tetap saja dianiaya. Kamera saya juga ditahan oleh oknum tersebut,” terang 
Budi.
Tidak puas dengan memukul masyarakat dan wartawan, oknum aparat TNI AL tersebut 
juga melampiaskan kemarahannya dengan menceburkan tiga sepeda motor warga ke 
laut.
Aksi anarkis yang dilakukan oleh oknum aparat TNI AL ini sontak menyulut emosi 
warga sekitar. Selang beberapa saat setelah kejadian pemukulan terse­but 
berlangsung, masyarakat  seki­tar langsung mengejar oknum aparat yang memukul 
sejumlah warga dan wartawan.
Situasi semakin tidak kondusif, setelah tidak satupun oknum aparat TNI AL yang 
melakukan aksi kekerasan tertangkap. Sebuah motor Kawasaki Ninja yang digunakan 
oleh oknum aparat TNI AL tersebut kemudian dibakar oleh massa.
Massa yang semakin beringas kemudian merangsek ke jalan utama Padang-Bengkulu 
dan men­sweaping setiap orang yang beram­but cepak dan segala sesuatu yang 
berbau TNI AL. Bahkan salah satu kafe dan rumah yang diduga milik anggota TNI 
AL dibakar massa. Akibatnya aktivitas di jalanan utama tersebut sempat terputus 
beberapa jam.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang, Nasrul Suganda yang dihubungi 
sore harinya belum mengambil tindakan apa-apa. Walau sebenarnya keikutsertaan 
wartawan dalam razia tersebut, atas ajakan pihak Satpol PP. Meski dirinya 
mengaku mendukung warta­wan, namun, belum ada sikap dan koordi­nasi dengan 
pihak Lantamal ter­kait dugaan penganiayaan tersebut.
“Saat ini saya sedang mengum­pulkan anggota untuk mendapatkan keterangan 
terkait dengan dugaan penganiayaan itu. Jika memang posisi kita betul, kita 
tetap dukung,” kata Nasrul.
Terpisah, anggota Komisi III DPR RI, Taslim, mengecam aksi pemukulan yang 
diduga dilakukan oknum TNI terhadap awak media yang sedang melakukan peliputan. 
“Kasus pemukulan terhadap warta­wan itu harus diusut tuntas, tidak peduli siapa 
pelakunya” tegas Politisi PAN asal Sumbar itu.
Taslim juga mendesak Panglima TNI memberi sanksi terhadap oknum aparat yang 
melakukan perbuatan tersebut, jika terbukti benar melakukan pemukulan. “Untuk 
itu saya meminta pimpinan DPR RI melalui Komisi I untuk memanggil Panglima TNI, 
guna mempertanggungjawabkan per­buatan anggotanya,” ungkapnya.
Sedangkan Wakil Komandan Lantamal II Kolonel I Nyoman Mandra saat dikonfirmasi 
oleh wartawan perihal kejadian ini, tidak mau berkomentar terkait peristiwa 
yang diduga telah dilakukan oleh anak buahnya.
“Saya pelajari dahulu kronologis dan kebenaran kejadian ini terlebih dahulu. 
Untuk saat ini saya belum bisa berkomentar,” katanya.
Hingga berita ini ditulis, walau­pun suasana di lokasi sudah mulai kondusif, 
namun masyarakat masih tetap tampak berjaga-jaga. Akti­vitas sweaping terhadap 
aparat TNI AL juga masih berlangsung. Ditam­bah lagi ada isu yang merebak bahwa 
massa akan melakukan penyerangan ke Markas Komando Lantamal II.
Isu tersebut langsung ditang­gapi oleh masyarakat yang berada di lingkungan 
sekitar Markas Koman­do Lantamal II dengan membakar ban dan bersiaga untuk  
mengha­dapi penyerangan dari masyarakat Kelurahan Gates Nan XX.  (h/ang/nas)



________________________________
 From: Mulyadi Dt MB <mulyadiy...@yahoo.com>
To: rantaunet@googlegroups.com; rgm...@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, May 30, 2012 4:37 AM
Subject: [R@ntau-Net] Pembongkaran lapak di Lubuak Bagaluang
 
Info nan di liek dari RCTI malam ko bahaso telah terjadi pembongkaran lapak nan 
biaso dijadikan tampek mesum di Lubuak Bagaluang (?) oleh masyarakat. Tapi nan 
sangat kito sesalkan kok ado aparat nan mamakai baju marinir menghalangi dan 
bahkan menganiya wartawan TV Swasta serta menghancurkan kameranyo.
Mohon kapado Pak Gubernur, ado apo iko subananyo?, apo memang ado pendekingan 
terhadap usaho2 mesum macam itu di kampuang kito kini ? 
Subananyo apo visi - misi pak Gubernur tentang hal iko ? Kok hal sarupo iko 
masih ado di ranah Minang ? 

Wassalam,
HMDTMB (55+)  
Di tapian Sungai Musi Palembang
http://www.sulita.net
HMDTMB
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke