Kadipangakan, ikolah resiko negara nan semi presidential - semi parlementer
dan otonomi daerah nan indak jaleh arah no.

Anggaran Negara ditantukan dek DPR dan dijalankam pamarentah, subsidi bbm
sampai detail bara anggaran no, kuota kilo liter  tiok daerah tiok bulan pun
lah ditantukan.  Jadi pamarentah pusat tu lah bantuak sopir nan oto jo jalan
no lah batantukan, tinga mambaok oto tu sen di jalan nan lah batantukan
cako. Ditambah pulo jo disparitas harga antaro nan basubsidi jo nan indak
lah labiah duo kali lipek, mako jatah subsidi nan untuak rakyat ko lah
dilamun no pulo dek industry nan ingin modal no murah.

 

Kalau untuk Yogya, dek karano SH X tu partisan nan cakono babandera kuniang
pidah pulo ka partai baru no Surya Paloh, kanai boikot lah dek bandera
kuniang. Kalua syarat baru kalau ka otomatis juo jadi gubernur harus ado
penyataan indak buliah aktif di partai politik, jadi rajo jo gubernur harus
netral, bantuak rajo2 di Thailand, Inggris dll. Dek baliau2 tu ndak amuah
mako no RUUK tu ndak bisa salasai.

 

Wassalam

Tan Ameh

 

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On
Behalf Of sjamsir_sjarif
Sent: Wednesday, May 30, 2012 6:07 PM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Oot: Baa ko lah ma-aden-aden lo Kalimantan? Amuah
tajati PRRI Ronde 2 ko ndak?

 

YOGYA malah labiah mahanden lagi! 
 ANCAM MAU BERPISAH DARI NKRI! 

Kalau daerah lain mangancam dengan tindakan SEPARATISME saroman tu, lah tibo
kapatabang pusek mambom kotanyo tu...

"Tak tanggung-tanggung, adik kandung Sultan Hamengkubuwono X, GBPH
Prabukusumo mengancam, Yogya siap melepaskan diri dari NKRI jika RUUK
Yogyakarta tak menjamin keistimewaan Yogya dalam bentuk penetapan Sultan
sebagai gubernur."

Lihat:
http://nasional.inilah.com/read/detail/1844433/yogya-ancam-merdeka-prabukusu
mo-luapkan-kekesalan

-- Nyit Sungut

--- In rantau...@yahoogroups.com, Lies Suryadi <niadilova@...> wrote:
>
> Jangan Remehkan Ancaman Kalimantan
>
http://nasional.inilah.com/read/detail/1866544/jangan-remehkan-ancaman-kalim
antan
> 
>  
> INILAH.COM, Jakarta - Sepanjang sejarah kemerdekaan Indonesia, Kalimantan
tidak pernah menimbulkan masalah. Ibarat anggota keluarga NKRI - Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Kalimantan merupakan anak bangsa yang selalu
bersikap tenang, manis dan penyejuk suasana.
>  
> Tapi Mei 2012, di saat semua perhatian tercurah pada persoalan-persoalan
lain, tiba-tiba : "braaakkkk"! Tokoh Kalimantan seperti menggebrak meja,
menarik perhatian dan membuat kegaduhan.
> Itulah kira-kira perumpaman yang cocok untuk menggambarkan tentang protes
dari para Gubernur se-Kalimantan. Protes terbuka, dan resmi yang belum
pernah dilakukan oleh Kepala Daerah selama ini.
> 
> Keempat Gubernur dari pulau yang disebut Paru-Paru Dunia itu, melayangkan
keberatan kepada Pertamina, BPH Migas, Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral, serta Komisi Energi DPR. Dalam keberatan mereka, terselip ancaman
dalam bahasa yang tersirat. Protes empat gubernur dilakukan terkait adanya
pengurangan kuota BBM yang signifikan oleh pemerintah pusat tanpa koordinasi
dengan pemerintah provinsi.
> Pada 2011, kuota BBM sebesar 280 ribu kiloliter dialokasikan untuk empat
provinsi tersebut. Di 2012, kuota berkurang tajam menjadi hanya 263 ribu
kiloliter. Akibatnya warga pun kesulitan mendapatkan BBM. Antrean terjadi di
setiap SPBU.
> 
> Sangat tidak masuk akal daerah penghasil BBM justru mengalami kelangkaan
minyak. Pemilik minyak justru harus meminta kepada pemerintah yang
seharusnya hanya sebagai administrator. Hingga kini, belum ada kejelasan,
sejauh mana respons pihak-pihak yang disurati oleh para Guberner
se-Kalimantan tersebut.
> 
> Kita berpikir positif saja. Semoga para pihak yang disurati keempat
Gubernur se-Kalimatan sadar atas urgensi protes itu. Karena yang pasti,
suara dari Kalimantan itu, merupakan peristiwa serius yang tidak boleh
dipandang remeh. Selain itu kekurangan BBM di Kalimantan ini mengingatkan
peristiwa serupa yang terjadi di Pekanbaru, Riau yang juga salah satu daerah
penghasil BBM terbanyak di Indonesia.
> 
> Jangan sampai terjadi, setelah Riau, Kalimantan kemudian daerah lainnya
bernasib serupa. Tingkat keseriusannya, jika diabaikan, dapat melampaui
dampak destruktif yang disebabkan oleh mega korupsi. Sebab niat keempat
Gubernur Kalimantan itu juga untuk menjaga wibawa pemerintah secara
keseluruhan.
> 
> Protes pimpinan daerah Kalimantan itu merupakan sebuah peringatan kepada
petinggi di Jakarta agar dalam melihat dan menangani persoalan daerah harus
menggunakan kacamata yang benar. Tidak cukup hanya berpikir dengan paradigma
yang hanya menjadi kepentingan kelompok terbatas saja.
> 
> Bukan sebuah dramatisasi, namun kalau pemerintah pusat tidak merespon
secara benar protes dari Kalimantan ini, bakal muncul sebuah ketidak puasan
daerah yang ujung-ujungnya dapat menimbulkan sentimen kedaerahan.
> 
> Sebagaimana sejarah kita mencatat, hampir semua pulau utama di Indonesia,
mulai dari Sumatera, Papua dan Sulawesi sudah pernah bergolak. Pemicunya
berasal dari sentimen kedaerahan. GAM dan PRRI di Sumatera, Permesta di
Sulawesi dan OPM di Papua.
> 
> Pergolakan itu muncul, berawal dari protes mereka yang tidak ditanggapi
secara proporsional. Hak-hak daerah dikebiri dengan alasan tidak jelas.
Pemerintah pusat akhirnya memang bereaksi. Tetapi sudah terlambat. Selain
terlambat pemerintah pusat menganggap tindakannya selalu benar. Maka yang
dikedepankan bukan solusi melainkan pemaksaan kehendak.
> 
> Pemerintah pusat yang seharusnya mengaku bersalah, perlu melakukan
negosiasi dan rekonsiliasi, justru menjawab protes daerah dengan arogan
sambil membusungkan dada. Akhirnya terjadi ketegangan antara Jakarta sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi dengan daerah. Ujung-ujungnya pergolakan
meletus.
> 
> Menyelesaikan persoalan GAM butuh puluhan tahun. OPM belum tuntas.
Sementara PRRI dan Permesta, sekalipun sudah selesai, tetapi luka akibat
pergolakan itu ikut menyebabkan perjalanan bangsa tersendat.
> 
> Flasback peristiwa di tiga pulau besar itu sengaja diangkat, untuk
mengingatkan para pengelolah kekuasaan dan negara, agar tidak melupakan
sejarah. Pengalaman di masa lalu itu, sangat pahit bagi bangsa dan NKRI.
Sehingga semua harus punya tekad, pergolakan tidak boleh terulang kembali.
> 
> Jadi kekecewaan masyarakat Kalimantan sebagaimana diekspresikan para
pimpinan puncak di daerah itu, harus ditanggapi secara serius. Semua pulau
di Indonesia, tanpa kecuali besar atau kecil, memiliki hak yang sama.
Kendati begitu, posisi Kalimantan dalam geopolitik Indonesia, menempati
posisi yang cukup penting dan strategis.
> 
> Dalam waktu hampir setengah abad, posisi Kalimantan sudah mengalami
perubahan yang sangat besar. Kontribusi pulau itu bagi pembangunan
Indonesia, melalui sumber-sumber daya alam, tidak terhitung.
> 
> Selain tidak mengeluh, kekayaan sumber daya alamnya dikeruk habis-habisan
berdasarkan izin dari pemerintah pusat. Karena tidak ada keluhan, pemerintah
pusat ikut terbuai. Sehingga melupakan apa yang harus diberikannya kembali
kepada pulau penghasil devisa terbesar itu.
> 
> Selain salah satu pulau terbesar dan kaya, letaknya yang berada di tengah
wilayah Indonesia pernah mengundang pemikiran agar ibukota negara
dipindahkan ke salah satu kota (Palangkaraya) di pulau itu. Kalimantan juga
memiliki wilayah terpanjang yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Hal ini semua memperlihatkan, Kalimantan merupakan pulau penting.
> 
> Singkatnya, Kalimantan memiliki kekhususan dan keistimewaan. Kekhususan
Kalimantaan bisa disetarakan dengan Jakarta dan keistimewaannya dapat
disejajarkan dengan DI Yogyakarta serta Nangroe Aceh Darusalam.
>  
> Sebagai sebuah pulau terbesar di Indonesia plus memiliki kekayaan alam
yang tidak terbatas, sangat wajar apabila Kalimantan memperoleh perlakuan
khusus bahkan bila perlu secara istimewa. Sehingga dengan alasan pragmatis
ataupun politis, sangat wajar apabila protes dari Kalimantan yang dapat
berkonotasi ancaman itu, benar-benar mendapatkan perhatian. [mdr]

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Reply via email to