Kompas, Kamis, 16 Juni 2011 Salahuddin Wahid
http://cetak.kompas.com/read/2011/06/15/03232799/adakah.pemimpin.profetik Perjalanan dari Samsun ke Trabzon dengan minibus VW Transporter sungguh mengasyikkan. Jalan raya lebar, mulus, dan tak perlu membayar. Panorama indah Laut Hitam dipadu dengan alam pantai Utara Turki bikin mata terus memandangnya. Kota-kota kecil yang kami lalui tertata rapi dengan gedung berarsitektur Eropa. Kuat kesan bahwa distribusi kesejahteraan ekonomi terbagi relatif merata. Menurut mahasiswa asal Indonesia yang belajar di Istanbul, pelayan restoran kecil tempat kami minum berpenghasilan minimum 800 lira Turki, sekitar Rp 4,8 juta. Biaya hidup di Istanbul sekitar dua kali biaya di Jakarta. Samsun berpenduduk kira-kira 350.000 orang, memiliki Universitas Negeri 21 Mei dengan mahasiswa sekitar 30.000. Di Samsun kami juga meninjau pembangunan Universitas Canik Basari, milik swasta, untuk 5.000 mahasiswa. Trabzon yang berpenduduk sekitar 500.000 orang punya Universitas (Negeri) Teknik Karadeniz atau KTU dengan 42.000 mahasiswa. Anggaran tahunan KTU sekitar Rp 2,4 triliun. Kesejahteraan dosen tercukupi. Tampak bahwa pemerintah dan swasta Turki memberi perhatian besar terhadap pendidikan bermutu dan terjangkau. Jujur dan tulus Saya coba mengonfirmasikan kesan dan informasi positif itu kepada Sekjen D8 Prof Widi Pratikto. D8 adalah organisasi kerja sama ekonomi yang terdiri dari Turki, Iran, Malaysia, Mesir, Indonesia, Pakistan, Nigeria, dan Banglades. Menurut Prof Widi, Turki dan Iran termaju dari anggota D8 itu, diikuti Malaysia, Indonesia, dan seterusnya. Menurut seorang profesor dari KTU, ekonomi Turki termasuk yang terbesar di Eropa. Mungkin setelah Rusia, Jerman, Inggris, dan Perancis. Tingkat pertumbuhan ekonomi Turki di atas Indonesia. Saya bertanya kepada Prof Widi: mengapa sejak 8-9 tahun lalu Turki bisa meningkatkan produk domestik bruto (PDB) per kapita per tahun sampai lebih dari 500 persen? Jawabannya sederhana: kejujuran dan ketulusan. Birokrasi pemerintah betul-betul bisa mewujudkan pemerintahan yang bersih dan baik. Manifestasi yang paling mudah dilihat ialah pembangunan jalan raya non-tol yang bagus dan tak mudah rusak. Selintas mungkin kuncinya kesejahteraan bagi birokrasi pemerintah. Polisi Turki berpangkat terendah yang baru bertugas mendapat 10 juta lira per bulan. Ternyata dulu banyak juga birokrat yang korupsi meski tak separah kita. Jadi, kuncinya ialah perubahan sikap para pejabat pemerintah yang lalu diikuti aparatur pemerintah. ... "Rahmatan lil alamin" Mengapa Turki mampu memperbaiki perilaku para birokrat dalam waktu relatif singkat? Menurut saya, ada perubahan sikap pada banyak birokrat dan politisi Turki. Sebagian dari mereka yang punya posisi strategis di pemerintahan jadi bagian dari Hiszmet-yang berarti pelayanan atau pengabdian-yaitu sebuah jaringan meliputi berbagai yayasan yang membangun berbagai fasilitas pendidikan di Turki maupun di luar negeri. Universitas dan sekolah menengah di Samsun yang kami kunjungi dibangun oleh yayasan di bawah Hizmet. Aktivis Hizmet di Samsun juga berhasil membangun sekolah di Papua Niugini untuk murid nonMuslim. Pembangunan sekolah itu sama sekali tak bermotif dakwah. Yang diajarkan bukan agama, tetapi nilai-nilai universal seperti kemanusiaan, kasih sayang, kejujuran, kerja keras, dan tanggung jawab. Sekolah semacam itu dibangun jaringan Hizmet di berbagai tempat di seluruh dunia, termasuk di Eropa dan AS, berjumlah lebih dari 1.200. Banyak warga Turki jadi guru di berbagai negara, termasuk di Afrika. Saat negara Balkan sulit mencari guru sekolah, banyak warga Hizmet mau mengajar di sekolah Turki di Balkan dengan honor seperenam guru lain. Saat tsunami di Aceh, rombongan Hizmet tiba di Banda Aceh membawa berbagai barang yang amat dibutuhkan bernilai 1 juta dolar AS yang merupakan sumbangan warga Turki. Motifnya pengabdian yang jelas punya nilai ibadah. Semangat pengabdian itu dimulai seorang pemimpin Islam Turki bernama Fethullah Gulen (70) alias Hoja Affandi. Kini Hoja Affandi menetap di AS karena kesehatannya tidak baik. Sejak 1975, Hoja Affandi meminta pengikutnya-banyak pengusaha-menyebar ke berbagai tempat di dunia bangun sekolah. Menurut Hoja Affandi, sebagian besar sahabat Nabi hijrah ke berbagai tempat di dunia untuk menyebar kebaikan dan wafat di sana. Buku dan pidato Hoja Affandi beredar luas dan jaringan mereka memiliki koran terbesar di Turki. Pada akhir 1970-an Hoja Affandi mengatakan bahwa sekitar 10 tahun setelah itu Uni Soviet akan pecah. Saat hal itu betul terjadi, pengikutnya didorong segera menyebar kebaikan di negara-negara bekas Uni Soviet. Maka, pengikutnya bertambah. Sedikit demi sedikit birokrat dan politisi jadi pengikut Hizmet. Bila kita baru pada taraf bicara tentang Islam rahmatan lil alamin, para aktivis Hizmet telah mewujudkan Islam rahmatan lil alamin dalam perbuatan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Mungkin Hoja Affandi dapat disamakan dengan pendiri NU KH Hasyim Asy'ari dan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan. Ketiganya berkekuatan luar biasa memengaruhi masyarakat. Hanya dengan tokoh profetik semacam itu agama Islam di Indonesia akan menjadi sumber inspirasi dan penggerak dalam membenahi bangsa dan negara Indonesia. Angan-angankah atau harapan yang realistis? Sejarah akan menjawab. Salahuddin Wahid Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/