Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakaatuh, Nakan Rina; Saya ingin cerita sedikit.
Dulu saya senang juga menonton acara Mama & Aa di sebuah TV swasta, karena dikemas apik, humor dan santai, sampai pada suatu saat, ketika seorang pemirsa curhat, bahwa dia dilarang suaminya berjilbab, yang lalu dijawab, jelaskan kepada suami anda, bahwa berjilbab itu perintah Allah, yang kemudian dijawab kembali oleh si penanya, bagaimana kalau suaminya tetap melarang. Lalu keluarlah jawaban si Mama yang langsung membuat darah saya mendidih: "Terserah anda, pilih Allah atau pilih suami!" Atau dengan kata lain, sudah, bercerai saja. Sesederhana itu kah, semematikan itu kah, sadar nggak si Mama itu bahwa dia sedang berbicara di ruang publik dengan jangkauan yang sangat luas. Terpikir nggak oleh dia kerusakan yang dapat terjadi, kalau sarannya diikuti, oleh sipenanya atau pendengar yang mempunyai masalah yang sama. Atau tidak diikuti, akan tetapi hidup dalam tekanan, karena sudah menjadi "musuh Allah" Belakangan ini kalau di Mama itu muncul dalam siaran iklan di televisi, saya jadi jahat, ingin saya menyobek mulutnya yang berbisa itu. Pertanyaannya kemudian, pernahkah Rasulullah mengajarkan Islam seperti itu sepanjang hidup beliau yang mulia itu? Jangankan Rasulullah, ulama-ulama berilmu tinggi dan luas, seperti Buya Hamka, Prof Qureish Shihab dan Dr Miftah Farid pun tidak. Dulu saya pernah beberapa kali mendengar di Radio MQ beberapa perempuan yang mengeluhkan nasibnya karena suaminya ketahuan berselingkuh atau menikah dan mengatakan, ingin bercerai saja, Dr Miftah dengan suara lembut selalu menasehati untuk bertahan, karena dalam perceraian, selalu yang paling menderita adalah anak-anak, yang tidak pernah meminta kepada ayah bundanya untuk dilahirkan. Namun yang seperti si Mama itu jauh-jauh lebih banyak, dengan berbagai versi dan gaya. Seperti kita ketahui, Islam diturunkan Allah SWT adalah sebagai rakmat/kebaikan bagi seluruh makhluknya termasuk manusia. Ini tidak boleh dibalik, untuk kebaikan Allah. Allah Azza wa Jalla tidak butuh secuil apa pun dari makhluk ciptaanNya. Kalau kita kembali, sejenak mengaji juz Amma, dalam Al Mauun, Allah SWT, sama sekali tidak butuh pada Shalat kita, bahkan Ia mengancam akan memasukkan hambanya Shalat hanya sekedar Shalat, tetapi lalai (tidak khusuk), riya, dan enggan memberikan barang-barang yang berguna bagi sesama, yang jelas bukan hanya sekadar zakat. Kita juga sama-sama mengetahui, Al-Quran diturunkan Allah sebagai petunjuk atau solusi bagi umat manusia dalam menjawab berbagai tantangan zaman. Tetapi mengapa, sepertinya tidak jarang terlihat seakan-akan ada distorsi antara Firman dengan kenyataan. karena menurut saya yang daif ini, kita mengabaikan cara yang diajarkan Al-Quran, dengan cara yang penuh hikmah dan kebijaksanaan. Jadi, kembali mengenai perintah berjilbab masalahnya bukan soal wajib atau bukan, tetapi masalah bagaimana cara mengajarkannya, terutama di ruang publik, karena berbeda dengan hewan, manusia memerlukan proses panjang untuk belajar. Malahan menurut Rasulullah SAW, belajar itu dari ayunan sampai ke liang kubur. Tujuan berjilbab bukan hanya agar perempuan menutup auratnya, akan tetapi supaya menjadi lebih baik. Dalam perspektif ini lah hendaknya kita membaca pernyataan Pak Natsir: "Orang yang pakai jilbab itu adalah sebaik-baiknya muslimah. Tapi yang tidak pakai jilbab jangan dibilang enggak baik" Presiden Mursi, memberi perempuan-perempuan Mesir hak memilih pakaian mereka secara bebas, tentu bukan tidak paham kewajiban perempuan untuk berjilbab, tetapi tidak ingin menegakkannya melalui undang-undang negara yang bersifat memaksa, tetapi melalui edukasi dan advokasi melalui sekolah-sekolah dan organisasi-organisasi masyarakat sipil, seperti Ikhwanul Muslimin di Mesir dan NU/Muhammadiyah di Indonesia. Dan itu butuh proses panjang, sebuah proses yang bahkan tidak pernah berhenti. Akhirul kalam, salam untuk menantu, dan peluk cium untuk cucu-cucu mamak di Batam, termasuk Ayeesa yang tentu sedang lucu-lucunya. Wallahualam bissawab Mamak, St Bandaro Kayo === --- In rantau...@yahoogroups.com, "Rina Permadi" <rinapermadi@...> wrote: Mamak Darwin jo adidunsanak palanta nan ambo hormati, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Maaf ambo bbrp hari ko sekilas ado mamparatian topic panjang ko. anyo sajo alun sempat ikuik sato diskusi. Ambo berjilbab awalnyo karena orangtua mewajibkan mode tu, walaupun waktu ambo bajilbab dulu alun ado kewajibab jatuah ka diri ambo artinyo sabalun ambo baligh. Waktu ketek2 katiko nenek masih iduik, ambo nan lumayan nyinyia ko acok mempertentangkan sesuatu sebab mode itulah kami di keluarga diajaan dek Papa, yaitu demokratis sadonyo punyo hak basuaro jo tantunyo dengan adab-adab kesopanan yang pantas manuruik norma lingkungan keluarga. Ambo masih ingek waktu ambo diingekkan utk bajilbab dek Mama kutiko setamat SD, ambo protes ka Mama, bukannyo nenek indak bajilbab sebab waktu itu nenek hanyo manggunoan 'Ceda' (selendang tipis segi empat panjang berenda khas Kamang). Penggunaannyopun bukan dibuek Lilik tapi dibuek takah tikuluak tanduak nan rapuah jadi ndak nampak pucuaknyo. Walaupun nenek memang salalu mamakai baju kuruang basiba artinyo ado tambahan jahitan lain memanjang dibawah langan. (foto th 1970an) Mama hanyo manjawek ambo singkek sajo, Piak, agau tu nio maniru urang-urang lamo ko nan kaji kami alun mode kiniko laih. Kami iyo mambaco Quraan tapi saisuak indak tantu dek kami tafsirannyo doh. Saisuak bahkan ayat-ayat ko kami jadian nyanyian bagai dek mandanga di garamopon (Gramofon). Kini kito makin tau walaupun masih baijo-ijo, tantunyo amalan kito harus labiah dari urang saisuak nan indak baitu tau tapi alah susah barubah. Itulah sakalumik carito ambo jo Mama saisuak katu ambo kaciak-kaciak. Kiniko ambo yakin sadonyo nan punyo akses jo dunia pendidikan alah semakin tau dan mendalami. Tapi saluruhnyo tu tapulang ka diri kito masiang-masiang. Sebab iduik ko bukannyo ado diantaro banyak pilihan. Bahkan indak mamiliahpun juo adolah sebuah pilihan. Dan ambo menghormati sadonyo pilihan dari saudara-saudara, kawan-kawan dan siapun yang ado di sakuliliang ambo. Ibaraik buruh goeh, kontrak karajo surang, gaji surang lo kalo macam-macam tantu diri surang mampatangguang jawabkan. > MERDEKA.!!! Wassalam Rina, 34, Batam -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/