Adakah Tradisi Mengucapkan Selamat Ulang Tahun Dalam Islam?
Publikasi: 09/06/2004 10:47 WIB Bismillah, Walhamdulillah, Wasshalatu ala Rasulullah, Wa ba'd Terus terang saja kalau pertanyaan seperti itu, maka jawabnya jelas bahwa tradisi untuk mengucapkan selamat ulang tahun memang bukan dari Islam. Paling tidak kita tidak mendapatkan dalil baik dari Al-Quran maupun Sunnah Rasulullah SAW tentang kewajiban atau anjuran atau keutamaan mengucapkan selamat ulang tahun pada seseorang. Artinya, secara baku perilaku itu memang tidak punya dasar dari ajaran Islam. Kalau seandainya pernah sekali waktu ada contoh dari Rasulullah SAW atau para sahabat pernah melakukannya, pastilah hal itu tertera pada hadits atau atsar para shahabt. Namun sepanjang yang kami ketahui, mereka memang tidak pernah melakukannya. Namun bagaimana hukumnya kalau ada yang melakukannya juga dan dia adalah seorang muslim? Di sinilah para ulama berbeda pendapat. a. Pendapat Yang Mengharamkan Sebagian akan mengatakan bahwa hal itu memang bid'ah dan mengada-ada. Sebab tidak ada contoh atau anjuran dari Syariah. Apalagi bahwa budaya itu berasal dari peradaban di luar Islam, dalam hal ini barangkali orang barat. Maka semakin kuatlah pendapat yang mengharamkan perayaan ulang tahun dan memberikan ucapan selamat. b. Yang Tidak Mengharamkan Namun sebagian lainnya tidak secara terburu-buru mengharamkan tradisi itu. Sebab meskipun Rasulullah SAW tidak pernah memerintahkannya, namun beliau juga tidak pernah memberi isyarat untuk melarangnya. Apalagi ini adalah bagian dari kebiasaan yang ada dalam suatu masyarakat, sehingga menurut kalangan ini bukan pada tempatnya untuk mengharamkan begitu saja tanpa ada dalil yang shahih dan kuat yang melarangnya. Dan kita tahu bahwa dalam perkara muamalat, yang berlaku adalah hukum segala sesuatu itu boleh selama tidak ada larangan yang secara jelas melarangnya. Sedangkan masalah anggapan bahwa hal itu menyerupai budaya suatu kaum, dijawab oleh kalangan ini dengan argumen bahwa ucapan selamat kelahiran tidak terkait dengan masalah yang bertentangan dengan syariah. Memang benar barangkali sebagian masyarakat di barat melakukannya, tetapi apakah hal itu identik dengan agama dan ajaran ritual mereka? Menurut kalangan ini, ucapan itu tidak terkait dengan ritual ibadah sebuah agama, melainkan budaya sebuah masyarakat. Dan prinsipnya Islam tidak melarang sebuah kebiasaan manakala memang tidak secara langsung ada larangan untuk melakukannya. Betapa banyak budaya dan produk di luar Jazirah Arabia yang nota bene bukan dari peradaban Islam yang lalu diadaptasi oleh peradaban Islam ketika penyebaran dakwah Islam sampai di negeri itu. Katakanlah misalnya masalah bentuk kubah masjid, menara, sistem administrasi pemerintahan dan masih banyak lagi hal-hal yang dimasa Rasulullah tidak dilakukan, namun para khalifah setelahnya justru mengadaptasi sekian banyak produk peradaban non Islam. Namun kita tidak mendapatkan bahwa adaptasi itu ditentang oleh ulama dengan alasan bahwa di zaman Rasulullah tidak dilakukan. Bahkan Rasulullah SAW tidak pernah mengisyaratkan untuk membukukan Al-Quran, namun Abu Bakar dan para khalifah sesudahnya berpikir bahwa hal itu penting dikerjakan. Pasukan Islam di masa Rasulullah SAW tidak pernah digaji, namun di masa Umar mereka digaji dari baitul mal. Dan masih banyak lagi ijtihad yang dilakukan oleh para shahabat terdekat Rasululah SAW sepeninggal beliau. Maka mengadaptasi sebuah produk budaya dari sebuah peradaban masyarakat selama tidak bertentangan secara syara` bukanlah hal yang terlarang. Bahkan dalam perang sekalipun Rasulullah menerima usul dari Salman Al-Farisi yang menggunakan pola tentara Persia dalam berperang dengan menggali parit. Kembali kepada masalah ucapan selamat uang tahun, sebenarnya kata MILAD itu hanya masalah bahasa arab saja, sehingga tidak ada perbedaan hakiki sama sekali dari sisi hukumnya. Tinggal anda pikirkan, kira-kira manakah yang menurut anda lebih tepat, ikut menghidupkan budaya yang identik dengan sebuah masyarakat yang bukan Islam, ataukah tetap menjaga simbol-simbol Islam dengan tidak menambahkannya dengan produk budaya lain? Yang jelas, meski tidak ada larangan dari ayat Quran atau hadits yang secara detail mengahramkan seseorang mengucapkan selamat ulang tahun, kita dengan bijak bisa membuat perbandingan. Yaitu mencoba mensyiarkan hal-hal yang secara syar`i memang punya nilai dakwah dan keislaman. Sedangkan tidak ada nilai keislamannya seperti ucapan ulang tahun, rasanya tidak perlu bercapek-capek untuk menghidupkannya. Mungkin bukan karena tidak boleh, tetapi karena ada sekian banyak hal yang perlu kita dihidup-hidupkan yang memang murni berasal dari Islam namun hingga kini tidak ada yang menghidupkannya. Sebaliknya, produk budaya di luar Islam itu tanpa harus kita yang menghidup-hidupkannya pun sudah ada. Jadi intinya, sebaiknya kita hemat energi dan tidak terlalu mudah untuk ikut-ikutan. Paling tidak bagi kami, tidak menghidupkan ucapan selamat ulang tahun adalah jauh lebih baik dari pada melakukannya. Wassalam Ahmad Sarwat, Lc From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On Behalf Of ZulTan Sent: Thursday, August 16, 2012 10:11 PM To: RantauNet@googlegroups.com Subject: Re: Bls: [R@ntau-Net] Selamat Ulang tahun (juga kepada Hanifah) Diak Armen NAH, Hm..., mungkin (?) iyo juo sinyalemen Armen baso ultah ko labiah cocok untuak nan mudo-mudo. Mangko dek itu, timbua pertanyaan di ambo "apo masih paralu mangucapkan selamat ultah untuak urang nan tabilang indak mudo lai?" Ambo takana bana kecek Sutan Sinaro, "Saat kamatian nan paralu dikana...," kecek baliau. Antah hadits antah Quran lah ko nan dikutip dek Sutan. Ciek lai nan mambuek ambo panasaran, sapangamatan ambo baa urang-urang nan ambo nilai pamahan agamonyo labiah dari urang kabanyakan tarutamo ambo, indak panah (maaf kalau salah) sato maagiah ucapan selamat ultah. Co Mak Lembang, Sutan Sinaro, dan Ahmad Ridha. Tamasuak Boeya Mas'oed sendiri nan bahkan ndak panah mambaleh ucapan selamat ultah nan disampaikan ka bakeh diri baliau. Baa ko lah... Banyak maaf jikok ambo sasek. Salam, ZulTan, L, Bogor Action cures fear. _____ From: Armen Zulkarnain <emeneschoo...@yahoo.co.id> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Thu, 16 Aug 2012 20:35:28 +0800 (SGT) To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com> ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com Subject: Bls: [R@ntau-Net] Selamat Ulang tahun (juga kepada Hanifah) Pak ZulTan nan ambo hormati, Ulang tahun ko dirayokan biasonyo dek nan mudo-mudo. Di palanta ko kini nan baulang tahun iyo indak ado nan mudo lai. Tagalak ambo ciek mambaco postingan apak. wasalam AZ/lk/34th/caniago Kubang, sadang di kampuang babako ka Canduang Koto Laweh, Agam -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/