Iko cieklai sanak sbg rujukan:

http://ashhabur-royi.blogspot.com/2011/01/ijma-atas-bolehnya-merayakan-maulid_24.html
Alhaqirwalfaqir-AnwarDjambak44-, kamanakan Dt. Rajo Malano (Maulana) 
Pyk-Mudiak,,KL, 
 "Maminteh Sabalun Hanyuik!" 
Sent from BlackBerry® smartphone powered by U Mobile

-----Original Message-----
From: "AnwarDjambak" <alhaqirwalfa...@yahoo.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sat, 25 Aug 2012 14:00:43 
To: RantauNet@googlegroups.com<RantauNet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Tentang Sambutan Maulidurrasul Saw



http://albarzah.blogspot.com/2011/10/maulid-nabi-muhammad-shollallahu-alaihi.html

RABU, 12 OKTOBER 2011
MAULID NABI MUHAMMAD SHOLLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM
Lho! Merayakan MAULID NABI kan BID'AH???
Lho.. Bukankah Merayakan Maulid Nabi itu Tidak Boleh???

Memang ada di antara kaum muslimin yang mengatakan bahwa Merayakan Maulid Nabi 
itu tidak boleh, bahkan menyatakan bahwa Merayakan Maulid Nabi itu haram, atau 
bahkan syirik karena kultus berlebihan kepada Nabi.

Namun… Dalam syari’at, kita ada qaidah; Laa Tahriim illaa bi Daliil; Tidak 
boleh mengharamkan sesuatu kecuali memang ada dalil yang mengharamkannya. 
Contohnya, selama tidak ada dalil yang mengharamkan penggunaan handphone, maka 
tidak boleh seseorang semena-mena mengharamkan handphone, kecuali memang ada 
‘kotoran’ di dalam handphone tersebut yang diharamkan syari’at.

Nah.. Coba tunjukkan dalil yang mengharamkan perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. 
Adakah?

Bukankah Rasulullah bersabda; “Kullu Bid’atin Dholaalatun.” ???

Bukan dalil yang mengharamkan bid’ah dholalah yang kita minta, tetapi dalil 
yang mengharamkan maulid. Ketika diminta dalil tentang keharaman minuman keras 
maka jangan tunjukkan dalil yang memerintahkan shalat. Sama halnya, ketika 
diminta dalil yang mengharamkan maulid maka jangan mengajukan dalil yang 
mengharamkan bid’ah dholalah..

Bukankan Perayaan Maulid Nabi itu BID’AH???

Coba perhatikan. Banyak orang salah kaprah, menyangka bahwa perayaan Maulid 
Nabi itu dimulai pertama kali oleh Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kaukabri ibn 
Zainuddin Ali bin Baktakin (549 - 630 H), seorang penguasa daerah Irbil.

Sesungguhnya pernyataan ini kurang tepat. Sebenarnya, hakikat ataupun esensi 
peringatan Kelahiran Rasulullah saw. sudah ada sejak jaman para Shahabat 
Rasulullah saw., walaupun dulu belum ada istilah “Perayaan Maulid Nabi 
Muhammad”, akan tetapi hakikatnya sudah ada sejak dahulu.

Memang, sebagaimana disebutkan oleh Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kumpulan 
fatwanya (Al-Hawi lil Fatawi), perayaan maulid pertama yang digelar 
besar-besaran oleh kalangan penguasa adalah perayaan yang digelar oleh Al-Malik 
Al-Mudzaffar. Disebutkan dalam nushush sejarah, beliau mengundang seluruh 
kalangan muslimin di daerah itu, para ulama, para umara dan kaum sufi, hingga 
menyembelih sampai 5000 ekor kambing, 10.000 ekor unggas, dan menyediakan 
sampai 30.000 piring makanan.

Setelah itu, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi juga tercatat sebagai penguasa yang 
menggelar Perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. besar-besaran dalam rangka 
membakar semangat perjuangan, ruhul jihad kaum muslimin.

Itu semua besar-besaran digelar oleh kalangan para raja, namun perayaan yang 
digelar oleh rakyat kecil dari kalangan ulama sampai sahabat sudah ada sejak 
dulu.

Mana buktinya?

Mau tahu buktinya? Sebelumnya, Kita musti tahu dulu APA MAKNA dan ESENSI 
PERAYAAN MAULID NABI ITU?

UNGKAPAN KEBAHAGIAAN

Perayaan maulid Nabi Muhammad saw adalah suatu ungkapan kegembiraan, 
kebahagiaan dari Umat Islam atas kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw., yang 
membawa kita dari kegelapan menuju cahaya terang benderang.

Hal yang semacam ini, yakni memperlihatkan kegembiraan atas segala anugerah 
dari Allah adalah hal yang dianjurkan dalam Al-Quran, surah Yunus:58;

“Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, HENDAKLAH DENGAN ITU MEREKA 
BERGEMBIRA. karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang 
mereka kumpulkan".

Dalam ayat tersebut terdapat perintah dari Allah untuk bergembira atas segala 
macam anugerah yang dikaruniakan Allah swt berupa Rahmat dan Nikmat.

Kita semua tahu, anugerah terbesar dari Allah bagi manusia, Rahmat Allah bagi 
alam semesta yang terbesar adalah diutusnya Baginda Rasulullah saw.! Sebab Nabi 
Muhammad adalah KASIH SAYANG dari ALLAH bagi semesta alam. Cukuplah kabar 
gembira ini tercakup dalam surah At-Taubah:128;

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa 
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, 
Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.”

Maka jelas, jika orang mengungkapkan kebahagiaannya, bukanlah sesuatu yang 
dilarang. Secara khusus, dalam pembahasan ini adalah kegembiraan atas kelahiran 
Nabi Muhammad saw. Dan tiap orang berbeda dalam cara mengungkapkannya, ada yang 
dengan berpuasa, sedekah, shalat, sujud dan lain sebagainya.

Bahkan, dalam hadits Shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabus 
shiyam, dari sahabat Abi Qatadah, bahwa Rasulullah saw. ditanya tentang alasan 
beliau berpuasa di hari Senin. Beliau menjawab;

“Itu adalah hari kelahiranku, dan hari aku dibangkitkan.”

Artinya, beliau berpuasa sebab rasa syukur beliau atas kelahirannya di muka 
bumi.

Ada pula yang mengungkapkan kebahagiaannya dengan memerdekakan budak.

Sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahihnya, bahwa ketika Abu Lahab 
(paman Rasulullah yang merupakan salah seorang penghalang dakwah Islam 
terbesar) mendengar kelahiran keponakannya, Muhammad Rasulullah saw., Abu Lahab 
yang sangkin gembiranya, memerdekakan budaknya, Tsuwaybah, yang membawakan 
kabar gembira tersebut. Sebab inilah, Abu Lahab mendapat keringanan siksa dalam 
kubur setiap hari Senin karena kegembiraannya atas kelahiran Rasulullah saw.

Inilah! Allah tidak melupakan kegembiraan seseorang walaupun hanya sesaat…

Al-Imam Al-Hafidz Syamsuddin Muhammad bin Nashruddin Ad-Dimasyqi mengomentari 
hal ini,
“Apabila orang semacam Abu Lahab, yang bukan hanya kafir, bahkan satu surah 
penuh dalam Alquran (Al-Lahab) seakan memberi ‘stempel’ siksa neraka baginya, 
dia saja bisa mendapatkan keringanan siksa tiap hari Senin… Nah, bagaimana 
kiranya dengan seorang muslim yang dari sejak kecilnya sudah mengenal cinta 
kepada Nabi Muhammad saw.???”

Adapun, kalau kita mau jujur, semua yang dilakukan oleh umat Islam di penjuru 
dunia, berupa perayaan maulid nabi, tiada lain karena gembira atas kelahiran 
Rasulullah saw.

Dan cara mengungkapkannya pun adalah dengan berdzikir, membaca Alquran, 
bershalawat, mendengarkan sejarah kelahiran dan kehidupan Rasulullah, 
puji-pujian kepada Allah, syair pujian kepada Rasulullah, kemudian mendengarkan 
nasihat agama, lantas ditutup dengan doa bersama dan diakhiri dengan makan 
bersama. Adakah unsur kebathilan atau keharaman di dalamnya? Tidak ada.
Bahkan semua itu dianjurkan oleh syari’at.

PERKUMPULAN DZIKIR

Berapa banyak ayat di dalam Alquran anjuran untuk berdzikir. Ada pula hadits 
shahih yang sudah masyhur yang menerangkan tentang dzikir, berupa hadits qudsiy 
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim; Rasulullah bersabda, bahwa 
Allah Ta’ala berfirman;

“Aku ini sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadapku. Dan Aku bersama hamba-Ku 
ketika ia mengingat Aku. Jikalau ia mengingat Aku sendirian, maka Aku pun 
mengingatnya dalam Diri-Ku. Dan kalau ia mengingat Aku di dalam perkumpulan, 
maka Aku akan mengingat hamba-Ku itu di dalam perkumpulan yang lebih mulia 
daripada perkumpulannya itu.”

MENDENGARKAN AL-QURAN

Dulu, para sahabat setiap hari mendengarkan Rasulullah membacakan Al-Quran, 
atau salah satu shahabat membaca ayat Al-Quran dan yang lain menyimak. Bahkan, 
Rasulullah sendiri suatu ketika memerintahkan kepada Sayyidina Abdullah bin 
Mas’ud,

“Ya Abdallah, bacakan untukku Al-Quran.”

“Ya Rasulallah, bagaimana aku membacakan kepadamu Al-Quran, padahal engkaulah 
yang diwahyukan
Al-Quran.” Sanggah Abdullah bin Mas’ud.

“Ya, namun aku suka mendengarkannya dibacakan orang lain.” Jawab Rasulullah.
Sampai beliau membaca ayat ke-41 dari surat Annisa,

“Maka Bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan 
seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu 
(Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu.”

“Cukup,” kata Rasulullah menghentikan bacaan sahabatnya saat mendengarkan ayat 
ini sambil berlinang air mata.

Adapun yang kita lakukan sekarang dalam Perayaan Maulid Nabi tidak lain adalah 
seperti yang dilakukan para sahabat bahkan Rasulullah saw sendiri., yakni 
memperdengarkan dan menyimak Ayat Al-Quran.

MEMBACA SHALAWAT DAN SALAM BAGI NABI

Perintah dari Allah bagi kita untuk bershalawat sudahlah jelas dan cukup dengan 
surah Al-Ahzab:56 ini;

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai 
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam 
penghormatan kepadanya.”
Dalam riwayat yang shahih, Rasulullah saw. bersabda, “Tak ada seorang pun di 
penjuru dunia ini yang mengucapkan salam kepadaku, melainkan Allah 
mengembalikan ruhku ke dalam jasadku untuk menjawab salam tersebut.”

MEMPERDENGARKAN SEJARAH KEHIDUPAN NABI

Para sahabat, setiap hari, yang menjadi buah bibir mereka adalah kehidupan 
Rasulullah saw.
Suatu ketika, para sahabat sedang duduk-duduk, memperbincangkan tentang 
keutamaan para nabi terdahulu, menyebutkan bahwa Nabi Adam adalah seorang yang 
mulia, ia diciptakan langsung oleh Allah dari tanah tanpa ayah maupun ibu yang 
melahirkan. Juga menyebut Nabi Ibrahim yang berkedudukan istimewa di sisi Allah 
sebagai Khalilullah (Kekasih Allah). Ada juga yang menyebutkan kemuliaan Nabi 
Musa as., yang bercakap-cakap langsung dengan Allah Ta’ala, dan disebut sebagai 
Kalimullah. Kemudian ada yang menyebutkan kemuliaan Nabi Isa, yang dilahirkan 
tanpa seorang ayah dan mendapat gelar Ruhullah.

Ketika para sahabat tengah asyik memperbincangkan keutamaan para nabi 
terdahulu, Rasulullah saw yang dari tadi ternyata mendengar percakapan para 
sahabatnya ini, menghampiri mereka seraya berucap,

“Benar semua tentang apa yang kalian katakan tentang para nabi terdahulu, tapi 
ingat.. Akulah pemimpin anak adam (manusia) dan tak ada kebanggaan bagiku. 
Seluruh manusia akan berada di bawah benderaku di hari kiamat.”

Adapun yang kita lakukan sekarang dalam Perayaan Maulid Nabi tidak lain adalah 
seperti yang dilakukan para sahabat bahkan Rasulullah saw sendiri., yakni 
menceritakan kemuliaan Rasulullah saw.

KHUSUSNYA MENCERITAKAN SAAT KELAHIRAN RASULULLAH SAW.

Karena kelahiran Rasulullah saw. inilah awal dari segala karunia hidayah dari 
Allah swt. bagi umat Islam. Tidak ada penurunan wahyu jika Rasulullah tidak 
dilahirkan, tidak ada hijrah, tidak ada fathu makkah, tidak ada syari’at yang 
diajarkan jika beliau tidak dilahirkan.

Dan betapa banyak di dalam Al-Quran, bahwa Allah swt. mengisahkan tentang 
kelahiran para shalihin terdahulu, contohnya; kelahiran Nabi Isa bin Maryam 
as., bahkan ibunda beliau (Sayyidah Maryam binti ‘Imron) dalam surah Ali ‘Imron 
dan surah Maryam. Ada juga kisah kelahiran Nabi Musa as. dalam surah Tha-ha. 
Ada juga tentang kelahiran Nabi Yahya dalam surah Maryam. Bahkan tentang 
‘kelahiran’ (penciptaan) Nabiyullah Adam as.

Dan tentang ini, dalam surah Hud, Allah Ta’ala berfirman,

“dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah 
yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu 
kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.”

Jika kisah-kisah para Nabi terdahulu dapat meneguhkan hati Nabi Muhammad dan 
kita pengikutnya sebagai kaum mukminin. Apalagi bila yang diceritakan itu 
adalah kisah kelahiran dan kehidupan serta perjuangan Nabi Muhammad saw., 
pemimpin seluruh Para Nabi ‘alayhimus shalaatu wassalaam. Lebih-lebih lagi!

Adapun yang kita lakukan sekarang dalam Perayaan Maulid Nabi tidak lain adalah 
seperti yang dicontohkan oleh Allah dalam Al-Quran, yakni menceritakan 
kelahiran serta kehidupan Rasulullah saw. untuk memantapkan keimanan dalam hati 
kita.

PUJIAN KEPADA RASULULLAH

Disebutkan dalam riwayat At-Thabraniy, bahwa Sayyiduna ‘Abbas ra. datang 
menemui Rasulullah saw., beliau berkata, “Ya Rasulallah, aku ingin memujimu 
dengan sya’irku.”

“Ya, katakanlah wahai Abbas. Semoga Allah swt menjaga dan tidak merontokkan 
gigimu.” Jawab Rasulullah saw.

(di kemudian hari, Sayyiduna ‘Abbas meninggal dunia dalam usia tua dan tidak 
ada satu gigi pun yang rontok ataupun tanggal, berkat do’a Rasulullah saw.)

Kemudian Sayyiduna Abbas bersyair;

Duhai Rasulullah, engkaulah cahaya yang Allah ciptakan dan tempatkan dalam 
sulbi Nabi Adam
Dan engkau turun ke muka bumi bersama turunnya Nabi Adam
Dan ketika bumi ini tenggelam dalam banjir bandang, engkau selamat di dalam 
sulbi Nabi Nuh di atas bahteranya
Begitulah engkau berpindah dari sulbi laki-laki yang mulia ke dalam 
wanita-wanita yang suci
Sehingga sampailah engkau ke dalam sulbi Nabi Ibrahim
Dan bagaimana mungkin api dapat membakar ketika Nabi Ibrahim dimasukkan ke 
dalamnya, sedangkan engkau berada di dalam sulbinya.
Dan ketika engkau dilahirkan, alam semesta ini menjadi terang benderang
Dan saat ini, kami nikmati lezatnya Islam tiada lain sebab kelahiranmu saat itu

Sehingga, seperti yang diriwayatkan dari Sayyidah ‘Aisyah istri Rasulullah, tak 
sedikit di antara para sahabat yang bersyair di hadapan Rasulullah saw., berupa 
pujian dan sanjungan kepada Rasulullah saw. demi mendapatkan keberkahan doa 
dari Nabi Muhammad saw. dan Rasulullah tersenyum mendengarkannya.

MIMBAR BAGI HASSAN BIN TSABIT UNTUK BERSYAIR DAN MEMUJI RASULULLAH SAW.

Dan dalam Shahih Al-Bukhari, disebutkan bahwa diletakkan di dalam Masjid 
Nabawiy sebuah mimbar bagi Hassan bin Tsabit untuk bersyair,

(Hassan bin Tsabit adalah seorang sahabat yang berjuang membela Islam dengan 
syairnya. Sehingga Rasulullah saw bersabda, “Syair Hassan bin Tsabit itu lebih 
tajam bagi orang kafir daripada pedang kita.” Beliau juga bersabda, 
“Sesungguhnya Allah Ta’ala mendukung Hassan bin Tsabit melalui Ruhul Quds 
selama ia membela Rasulullah saw dengan syairnya.”)

Adapun mimbar tersebut khusus disediakan oleh Nabi bagi Sayyiduna Hassan bin 
Tsabit di Masjid Nabawiy untuk menyampaikan syairnya. Nah, dari sini kita tahu, 
jika sudah memakai mimbar dalam masjid, berarti itu adalah suatu acara yang 
resmi, dan itu juga berarti bahwa yang hadir banyak sehingga perlu adanya 
mimbar, dan itu juga berarti bahwa Rasulullah sendiri mengijinkan pembacaan 
syair tersebut.

Hal seperti ini sama sekali tidak berbeda dengan apa yang kita lakukan 
sekarang, berkumpul di suatu tempat atau di dalam masjid, lantas membaca sya’ir 
pujian bagi Allah dan Rasulullah saw. yang disusun oleh para ulama yang tahu 
akan syari’atul muthohharoh.

Bahkan terkadang Rasulullah sendiri memanggil Hassan bin Tsabit untuk bersyair. 
Pernah suatu kali Hassan sampai membacakan 80 bait syair di hadapan Nabi 
Muhammad saw.

Salah satu syairnya;

Semangat Rasulullah begitu besar, sedikit semangatnya tidak terbandingkan 
dengan semangat seluruh manusia dari jaman Nabi Adam
Telapak tangan Rasulullah adalah teramat dermawan, andaikan sepersepuluh 
telapak tangan beliau diletakkan di atas daratan maka daratan itu ‘kan lebih 
basah dari lautan
Yang lebih bagus darimu tak pernah terlihat oleh mataku, dan yang lebih indah 
darimu tak pernah terlahirkan oleh wanita manapun
Engkau diciptakan dalam keadaan bersih dari segala aib, seolah-olah engkau 
tercipta atas kehendakmu sendiri

BERDIRI DAN MENABUH REBANA KETIKA MEMBACA SYA’IR PUJIAN DALAM MAULID NABI

Dalam riwayat Imam Al-Bayhaqi, pada hari saat Rasulullah saw. masuk di kota 
Madinah, Rasulullah saw. disambut dengan gegap gempita oleh para shahabat (baik 
Anshar maupun Muhajirin) sambil berdiri dan dibacakan qashidah Thala’al Badru 
‘Alayna.

Setelah Rasulullah baru sampai di rumah Abu Ayyub Al-Anshari, beberapa wanita 
dari suku Bani Najjar (keluarga Abu Ayyub) berkumpul di samping rumah Abu Ayyub 
sambil menabuh rebana (dufuf) dan berqashidah;

Kami adalah wanita-wanita dari suku Najjar, dan kami teramat bahagia karena 
Rasulullah kini menjadi tetangga kami…

Lantas Rasulullah keluar rumah dan bertanya,

“Apakah kalian berbuat ini karena dasar kecintaan kepadaku?”

“Duhai Rasulallah, tidaklah kami melakukan ini kecuali karena kecintaan kami 
kepadamu.” Jawab mereka.

Rasulullah saw tersenyum seraya berucap, “Sungguh, hanya Allah yang tahu berapa 
besar kecintaanku kepada kalian.”

Adapun yang kita lakukan sekarang dalam Perayaan Maulid Nabi tidak lain adalah 
seperti yang dicontohkan para Shahabat Rasulullah saw.

Berupa Pembacaan Ayat Al-Quran, khususnya tentang perintah Allah untuk 
bershalawat kepada Rasulullah, kemudian sama-sama berdzikir dan bersh
Alhaqirwalfaqir-AnwarDjambak44-, kamanakan Dt. Rajo Malano (Maulana) 
Pyk-Mudiak,,KL, 
 "Maminteh Sabalun Hanyuik!" 
Sent from BlackBerry® smartphone powered by U Mobile

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



Kirim email ke