Tks banyak info nan sangaik bagunoko, Jang;

Sanak saPalanta nan dimuliakan ALLAH SWT;

Cubo qto raso2i, inok2i, kana2 ka badan diri, apo qto sarupo nan dicaritoan tu 
...!?
..... kutiko di rumah tampek domisili, basuo jo Urang Minangkabau, rapek jo 
Komunitas Minangkabau, Pulang Kampuang atau dalam kesempatan apo sajo nan 
bahubuangan jo Minangkabau ....?

Sajak 2007, ambo acok na bagaua jo Mahasiswa di Kota Padang
.....patamo basuo, 300 Mahasiswa, iyo tangangak awak dibueknyo, bahaso mereka 
lah indak jaleh jantan-batinonyo; antah indonesia, betawi, cino, inggirih, 
melayu dan nan pasti BUKAN Minangkabau; dek tagalenjek bantuak tu, langsuang 
Ambo minta mereka imbau Ambo, Inyiak;
.... ampia 100% mereka tangangak lo, saliang batanyo .... dan bajalehan !
..... sampai kini, mereka maimbau Ambo jo panggilan Inyiak

InsyaALLAH, Bahaso Minangkabau indak ka punah !


Salam Ta'zim;
Aslim Nurhasan ST SATI | aslimnurha...@gmail.com
22BC124D | +62811918886 | www.haragreen.co.id

-----Original Message-----
From: syaff...@gmail.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Fri, 5 Oct 2012 01:24:59 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Keluh Kesah Seorang Teman

Dunsanak di Palanta!

Tulisan berikut keluh kesah seorang teman di FB. Namanya Bujank Sutan 
Pamenan....


♥Kepunahan Bahasa Minang♥

~Meskipun kita bangga dengan kedaerahan Minangkabau, tapi ada hal yang 
mengganjal bagi saya pribadi yaitu malu menggunakan bahasa Minang.

Hal yang menjadi ganjalan itu berawal dari percakapan saya dengan seorang dosen 
di salah satu perguruan tinggi terkenal di Bandung yang juga berasal dari ranah 
Minang.
Ketika beliau tahu saya juga berasal dari Minang, dia sangat suka berdialog 
dengan saya.
Beliau bertanya tentang segala hal yang menarik tentang kampung ‘kami’ itu.
Termasuk tempat makanan yang khas dan enak. Namun ada sesuatu yang mengganjal 
dan seakan membuat jarak saat kami berdialog, yaitu beliau memakai bahasa 
Indonesia.

Ketika saya mencoba mencairkan suasana dengan memakai bahasa Minang, beliau 
tetap mambalasnya dengan berbahasa Indonesia.
Sesaat terlintas di kepala saya, apakah beliau malu memakai bahasa Minang atau 
malas atau malah sudah lupa sama sekali. Tetapi alasan yang terakhir sangat 
tidak mungkin karena beliau SMA di Payakumbuh.

Hal selanjutnya yang menjadi ganjalan adalah adanya kebiasaan bagi pasangan 
suami istri muda yang mengajarkan anak-anaknya berbicara dengan bahasa selain 
bahasa Minang, seperti bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Mereka sangat 
bangga melihat anaknya bisa berbahasa Indonesia atau bahasa Inggris sejak dari 
kecil. Di satu sisi, tidak ada yang salah dengan kebiasaan yang diajarkan dari 
kecil ini, namun disisi lain mereka lupa bahwa dengan tidak mengenalkan bahasa 
Minang kepada keturunannya ini akan membawa mereka semakin jauh dengan bahasa 
apalagi budaya Minang.

Masih untung bagi mereka yang berdomisili di ranah Minang, mereka masih bisa 
mendapat atau mendengar bahasa Minang tersebut dari lingkungannya.
Tapi bagi mereka yang terlahir dan dibesarkan di rantau, kalau bukan dari orang 
tuanya sendiri, mereka tidak akan mungkin mendapatkan bahasa Minang dari 
lingkungannya. Fenomena ini saya perhatikan sudah meluas di semua pasangan muda.

Hal yang kontradiktif saya dapati saat saya berdomisili di Bandung.
Masyarakat Bandung ini sangat bangga dengan bahasa Sundanya. Disekolah 
anak-anak mereka juga diajarkan berbahasa Sunda, bahkan media lokal seperti TV, 
radio dan koran masih banyak yang menggunakan bahasa Sunda. Bahkan 
guyonan-guyonan di televisi nasionalpun kerap mereka memakai bahasa Sunda.
Sebaliknya dengan kita di Minang, hal ini sudah semakin langka kita dapati.
Dahulu waktu saya masih SD, masih ada koran lokal yang memakai bahasa Minang 
seperti Mingguan Canang.
Tapi sekarang sudah sulit mendapatkannya dan mungkin sudah tidak ada lagi.
Malahan kalau kita dapati teman ataupun kolega yang kebetulan juga berasal dari 
Minang, ketika beliau menggunakan bahasa Indonesia berlogat Minang kerap kita 
cemoohkan atau kita ketawakan.

Di FB ini ada beberapa tulisan yang sengaja saya gunakan bahasa Minang yang 
bertujuan agar maksud yang saya sampaikan lewat tulisan tersebut lebih mengena, 
tatapi yang saya dapati adalah komentar seperti, “Minang banget ya!” atau “Apa 
sih maksudnya?” atau “Susah membacanya!” dan lain sebagainya.
Hal ini lah yang menjadi ketakutan saya tentang keruntuhan bahasa Minang itu 
sendiri.
Memang kita bangga dengan makanan Minang yang sangat dikenal di seantero 
nusantara ini bahkan rendang telah menjadi salah satu makanan terlezat di 
dunia. Namun mungkin kita lupa bahwa dengan mengajarkan bahasa Minang kepada 
anak-anak kita adalah satu langkah kecil dalam rangka pelestarian bahasa 
tersebut dari kepunahan.

Untuk menggunakan bahasa saja kita sudah malu, apalagi mempelajari budaya nya.
Jika sikap seperti ini masih dipertahankan, saya khawatir dalam waktu yang 
tidak begitu lama lagi bahasa Minang ini hanya akan dikenal dimuseum-museum 
atau buku sejarah.

Jadi tetaplah ajarkan anak-anak kita bahasa Minang dan kalau bisa saat kita 
mendongengkan mereka juga menggunakan cerita dari ranah Minang.
Kalau bukan kita orang tuanya sebagai lingkungan terdekat, dari siapa lagi 
mereka bisa belajar karena mereka tidak pernah mandapatkan pelajaran bahasa 
Minang disekolah formal.--Bujank Sutan Pamenan/FB
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



Kirim email ke