Assalamu'alaikum WW.. Bapak, Ibu, Ayah, Bundo, Uda, Uni sarato dunsanak salingka palanta R@antauNet nan ambo hormati.
Bahwa MAPPAS lahir dari rahim R@antauNet, rasanya tak ada yang bisa membantah. Kemudian jika semua orang yang jadi member RN ini, entah di saat awal pernah terlibat atau tidak, melahirkan MAPPAS ini, yang kemudian mangatakan adalah salah seorang pendiri MAPPAS pun, tak ada pula yang ingin menyanggah. Semuanya punya hak untuk sato sakaki. Namun satu hal... (ber-analog sinyit ya) Ketika si anak telah lahir, dan kemudian dia sudah mandiri yang selanjutnya batang tubuhnya sudah bisa berjalan, dan juga ia sudah punya rumahtangga sendiri, berilah si anak tersebut kepercayaan untuk membenahi dirinya. Yang penting si anak tak ibarat "lupa kacang pada kulitnya". Bahwa di tengah kemandirian rumahtangga si anak tersebut, ia masih tertatih tatih atau bahkan di rumahtangganya sedikit ada gejolak, rasanya bukanlah GEMPA BESAR yang membuat orang lain merasa berhak pula "mencikarau-i" rumah tangganya. Si Bapak, si dunsanak, si tetangga atau siapapunlah anggota dari rumah gadang-nya tadi, rasanya tak berhak sata mendobrak rumah tangga anak tersebut dan mengatakan " RUMAH ANG SE DAK TA-ABEH-AN DIANG, KUNUN KA MA ABEH-AN NAN LAIN...." Walau kemudian, di dalam rumah si anak, salah seorang anggota rumahtangganya (dulu) mengadu ke orang luar, katakanlah ke inyiak nya, mungkin ke anduang nya, atau malah ke antu balau sekalipun. Si Orang luar tadi rasanya tak perlu pula mengeluarkan LADIANG TUMPULNYA untuk manggaregak si anak yang sudah punya rumah pula ... Apalagi untuk manggaregak tersebut hanya bermodalkan LADIANG TUMPUL.. Apa si antu balau tadi tidak berpikir, ketika orang di rumah si "anak" akan manggaregak balik?? hhhhmmmmm Jadi... Jika kita memang sudah menyandang status "intelek", berilah keleluasaan ke anak untuk mengurus rumahtangganya. Berilah kesempatan pada anak itu untuk membereskan rumahtangganya. Toh si anak itu tak pernah merasa ada masalah besar di rumahnya. Toh si anak dan anggota keluarganya, masih mampu membereskan rumahtangganya. Tak elok rasanya seorang intelektual yang sudah banyak makan asam garam, menyorak ilia mudiak, kemudian dari baliak bukik manggaregak anaknya. Apalagi rasanya orang luar tadi entah tau atau tidak apa masalah sebenarnya yang terjadi di rumah si anak. Padahal di rumah si anak tersebut, se isi rumahnya sibuk mengurus apa yang jadi tanggungjawab mereka masing-masing Dan mereka belum merasa perlu untuk di cikarau-i Malu kaaan?? Antahlah... Nan jalas, si anak merasa tak ada masalah, jikapun ada, tak perlu melibatkan orang luar untuk mencari solusinya. hhhfffhhh Intinya adalah.... MAPPAS memang lahir dari diskusi Palanta R@ntauNet.. MAPPAS memang dilahirkan dari banyak masukan para member R@ntauNet. Tapi tak semua urusan MAPPAS harus dicikaraui member RN bukan? Ada pengurus MAPPAS yang punya hak dan wewenang untuk itu. Sakitu... Maaf jika beranalogi dalam bentuk lain.. Maaf jika ada salah kata, pun salah tulis dalam bertutur.. Terakhir... Beribu maaf jika ada yang tak berkenan Wassalam W W Arief Rangkayo Mulia Sukatani - Depok Pada 10 Desember 2012 23:38, ajo duta <ajod...@gmail.com> menulis: > Nakan Yoen nan om sayangi, > > Cakak kan bisa macam-macam. Ado cakak nan konstruktif cando kayu basilang > ditungku. Api nyalo rancak, gulai lamak jadinyo. Ado cakak nan destruktif > nan > bacakak indak saling manyapo, kemudian saling malapor kekurangan. > > Sebagai mamak dari nakan banyak, tantu om manarimo dan mandanga masukan > dari sado nakan. Kesimpulan om, memang tajadi nan kaduo tu. Jan ditutuik2i > nakan. Ibu katua Mappas, bajanji ka om akan mambuek pertemuan RN untuk > islah. Pertemuan di rumah Bundo Nizmah diharapkan hadir sadonyo. Tapi > ternyata > ciek kubu sajo nan hadir. Diharapkan ado pertemuan berikutnyo, sampai om > baliak > ka rantau iyo hau-hau sajo. > > Sebagai salah seorang pendiri MAPPAS, om sedih kok macam ko jadinyo. > Alih-alih ka mauruih wisata ranah, mauruih internal organisasi sajo masih > bateong-teong. > > Cubolah kalian sadonyo nakan om duduak basamo baliak. Kembali ka niek > semula, hentikan ego awak masing2. Buktikan awak urang Minang nan punyo > filosofi "bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakat". > > Salam sayang dari rantau dibaliak bumi. > > 2012/12/9 Yoen Aulina Casym <putriaul...@gmail.com> > >> Om Duta nan ambo hormati >> >> Ambo sebagai orang yang ikut duduk dikepengurusan MAPPAS agak takajuik >> juga membaca komentar om Duta mengenai organisasi yang menurut cerita >> "dilahirkan" oleh RN. Ambo akui, kami memang belum banyak berbuat, tetapi >> itu bukan karena tidak mampu mauruih diri sendiri doh Om, apalagi karena >> cakak sajo nan banyak. >> >> Antah sia ko lah urang nan manyampaikan berita itu pada Om. Kok ado beda >> pandapek rasanya itu hal yang biasa terjadi pada sekumpulan orang, seperti >> di palanta ko, kan banyak juga dari kita yang punya pendapat berbeda, >> kemudian ketika masing-masing mengemukakan pendapatnya apakah itu kemudian >> disebut cakak?, gak tau juga deh ambo. >> >> Namun demikian Om, meskipun dengan nafas nan alah ciek-ciek tu, kami >> masih bisa juga menggerakkan tangan, tentu saja dengan bantuan Om Duta dan >> sanak lainnyo nan ado di RN akhirnya jadilah kalender Pesona Ranah Minang. >> (sebuah keberuntungan, saat ada ide membuat kalender itu kami sempat >> bertemu dengan Om Duta, terlebih lagi mendapat dukungan. Begitu juga >> dukungan yang kami dapat dari Bundo Nizmah dan kawan-kawan dari palanta ko >> membuat MAPPAS jadi semakin bersemangat) >> Kalender, seperti yang Uda Zultan katakan (sama halnya dengan brosur) >> memang hanya merupakan salah satu alat promosi, satu P dari ke 4 P >> marketing mix, tetapi ambo yakin, sekalipun hanya sebagai jari-jari di >> sebuah roda (menurut istilah uda Zultan), tetap ada fungsinya. >> >> Ambo ndak ingin pesimis, apalagi ternyata akibat melihat kalender itu, >> sudah ada yang minta dibikinkan paket wisata ke ranah Minang, satu dari >> kantor ambo, satu lagi dari teman-teman semasa SMA yang punya hobi >> berwisata. >> Kalau semua orang yang ada di palanta ko juga ikut mempromosikan >> tempat-tempat wisata di ranah Minang (dengan caranya sendiri-sendiri) , >> hasilnya mungkin boleh membuat kita bilang Wow.. >> Uda Zultan mungkin bisa membuatkan itung-itungannya. >> >> >> >> Salam >> >> >> Yoen Aulina Casym, 49 >> Jatiwaringin >> >> >> *Arief Rangkayo Mulia HP : 0813 1600 7756 **Melangkah bersama.... untuk berbagi bersama...* -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/