Untuak sia nan maraso iko masalah penting, antah di ranah atau di rantau. (To Whom It May Concern)
Tahun 2013 alah di ambang pintu. Aa nan dikarajoan organisasi-organisasi Minang, terutama tingkat nasional, yang banyak diisi orang-orang hebat, jejaring luas, dan kemampuan lobi tinggi di pemerintahan? Ambo numpang saran sajo: 1. Pajuangkan bana agar ado namo jalan Mohammad Hatta di daerah protokol Jakarta. Masak di Haarlem, Belanda, ada nama jalan Mohammed Hatta Straat, di DKI Jakarta indak ado namo Jalan Hatta, yang adolah proklamator bangsa ko, alun lain sagarobak predikat lain. Di jalan, namo Bung Hatta ruponyo kalah pamor dibanding Rangkayo Rasuna Said nan alah dapek tampek di kawasan Segitiga Emas. 2. Baitu pulo jo namo jalan Tan Malaka, Pahlawan Nasional, kapan awak akan batamu jo namo jalan ko nan barado di kawasan gadang? Minimal di sekitar Kalibata tampeknyo dulu manulih Madilog, salah satu risalaha kebangsaan terbaik yang pernah ada. Organisasi Minang tolong jangan hanya mambuek rekomendasi ke rekomendasi hasil seminar sajo. Jadilah PRESSURE GROUP untuk kebaikan. Rangkul akademisi, buek petisi, versi online juo ndak baa. Jadikan prioritas karajo tahun 2013. 3. Tarakhia, jan cukuik pueh hanyo dapek "penghiburan" Hari Bela Negara 19 Desember. Sia nan membela negara hari itu? Di Jogja, Bung Karno, Bung Hatta, dll, dicokok Ulando. Di Kiktinggi, Pak Sjaf Prawiranegara dkk maninggakan Kiktinggi. Kalau organisasi Minang mau serius meluruskan sejarah, buat Pemerintah mendengar bahwa yang harus diperingati adalah 22 Desember, hari saat Republik ini DISELAMATKAN, lewat Deklarasi PDRI di Halaban. Tanggal 22 Des ini bahkan lebih crucial dibanding Hari Pahlawan 10 Nopember. Tanggal itu, Surabaya memang diserang, tapi Republik tidak jatuh, dan Pres-Wapres tidak ditangkap. Tapi lihatlah gema perayaan Hari Pahlawan sekarang? Seakan-akan sudah merupakan "hari suci kenegaraan" kedua setelah 17 Agustus 1945. Ini keliru besar! Agresi Militer I (21 Juli-5 Agustus 1947), Republik tidak hancur, ibukota tidak jatuh, dan Pres-Wapres juga selamat. Tapi pada Agresi Militer 2, 19 Desember 1948, pemerintahan Indonesia secara teknis hancur lebur, hilang ... kalau tidak ada PDRI. Bisakah organisasi Minang dengan banyak tokoh nasional, dan jejaring lobi di pemerintahan yang masif, bisa melihat urgensi ini? Beranikah memperjuangkan 22 Desember sebagai "Proklamasi Republik Indonesia Darurat" (saya gunakan apostrof agar tak jadi kontroversi tak produktif), sehingga pada tahun 2013 dan seterusnya, siapapun yang menjadi Presiden RI, entah SBY atau siapa nanti sesudah 2014, akan bersedia dengan senang hati menggelar upacara kenegaraan mengenang terselamatkan ya Republik yang hampir karam, lewat sebuah deklarasi menjelang Subuh ketika udara di puncak dingin, pada jam 03.40 WIB? Ini program-program riil yang parameter ukuran tercapai tidaknya lebih mudah diukur. Dan saya kira justru organisasi-organisasi Minang lebih banyak berkiprah di wilayah ini. Jadilah Pressure Group sebagai bagian dari penerapan ABS SBK yang riil, dengan cara yang sangat mendasar lebih dulu: mengembalikan kehormatan kepada yang berhak, dan memberikan apresiasi setulus mungkin bagi perjuangan, minimal, ketiga tokoh ini: Bung Hatta, Tan Malaka, dan Hari Darurat Negara 22 Desember. Sia organisasi Minang nan amuah manjadi lokomotif untuak iko? Ambo mendaftarkan diri untuk menandatangani petisi untuak 3 karajo di ateh. Wassalam, Akmal N. Basral Cibubur -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/