Berawal di Sungai Dareh dan berakhir di Solok

Jangan sekali kali melupakan sejarah , itulah amanat yang pernah di 
sampaikan oleh Presiden pertama RI Bung Karno yang disingkat 
menjadi " Jas Merah ". Untuk mengenang peristiwa PRRI th 1958 (50 
tahun) yang lalu  saya ingin mencoba sedikit mengenang kembali  
kilas balik tentang  peristiwa tersebut tentunya berdasarkan buku 
buku yang pernah saya baca dan apa yang saya alami dan  saya lihat 
kala itu . Banyak sudah buku - buku yang telah ditulis tentang 
peristiwa tersebut baik oleh penulis luar negeri maupun dalam 
negeri . Tujuan tulisan ini bukan untuk mengungkit - ngungkit masa 
lalu tapi hanya  sekedar mengambil sedikit hikmah dari peritiwa yang 
pernah terjadi 

Pemantapan perjuangan PRRI sebetulnya dimulai dalam suatu pertemuan 
dua hari di bulan Januari 1958 pada sebuah pesanggarahan ditepi 
sungai Batanghari di nagari Sungai Dareh Kabupaten Sawah Lunto 
Sijunjung . Dalam pertemuan tersebut hadir beberapa tokoh sipil dan 
militer  yang kemudian dibelakang hari kita kenal sebagai pemimpin 
PRRI . Dalam pertemuan Sungai Dareh tersebut telah disepakai dan 
berhasil menyusun  personalia dan pembagian tugas untuk masing 
anggota  dan menunjuk Letkol Ahmad Husein sebagai Ketua Dewan 
Perjuangan , Bagi sanak palanta mungkin ada yang tidak tahu dimana 
nagari Sungai Dareh tersebut berada , baiklah akan saya ceritakan 
sedikit tentang nagari tersebut . Bagi saya pribadi negari  Pulau 
Punjung dan  Sungai Dareh  punya kenangan yang sulit dilupakan sebab 
sampai umur  10 tahun saya menghabiskan masa kecil di negari ini . 
Dan hampir   saja arus sungai dareh yang terkenal deras itu nyaris  
merenggut nyawa saya sewaktu belajar berenang dan untung ada 
seseorang yang menolong saya dan Alhamdulillah Tuhan masih 
melindungi  . Hampir seluruh pelosok nagari kecil tersebut saya 
hapal dan pernah menjelajahinya termasuk pesanggrahan tempat 
pertemuan PRRI saya tahu lokasinya berada kira 500 meter agak kehulu 
nagari Sungai Dareh , agak kehilir sedikit ada penjara dan rumah 
sakit serta pabrik penggilingan  karet punya pengusaha oto bis HZN . 
Maka tak heran kalau setiap pulang kampung saya usahakan sejenak 
untuk mengunjungi negeri ini sambil bernostalgia akan masa lalu . 

Sebagai tindak lanjut pertemuan Sungai Dareh Pada tanggal 10 
Februari 1958 Letkol Ahmad Husein sebagai Ketua Dewan Perjuangan 
mengeluarkan ultimatum agar Kabinet Juanda mengembalikan mandat dan  
sebagai  pengganti ditunjuk Mohammad Hatta dan Sri Sultan 
Hamengkubowono IX sebagai formatur kabinet  . Oleh pemerintah pusat 
di Jakarta  ultimatum Dewan Perjuangan PRRI ini  dianggap sebagai   
perlawanan antara daerah terhadap pusat . Maka pada tgl 11 Februari 
1958 Pemerintah Pusat memberhentikan dengan tidak hormat / memecat 
Letkol Ahmad Husen , Kolonel ZA Lubis , Kolonel Dahlan Djambek dan 
Kolonel Simbolon dari tentara dan mengeluarkan perintah penagkapan 
atas diri yang bersangkutan  .

Tanggal  15 Februari 1958 Letkol Ahmad Husen mendeklerasikan 
terbentuknya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia ( PRRI ) 
yang berkedudukan di Bukittinggi dan menunjuk serta melantik Mr 
Syafrudin Prawiranegara sebagai PM .

Pada tanggal 22 Februari 1958 sepekan setelah deklarasi dimulai 
pengeboman terhadap beberapa kota di Sumatera Barat dan yang menjadi 
sasaran utama adalah pemancar - pemancar radio yang dikuasai PRRI 
yang ada dikota Padang dan Bukittinggi namun saya heran juga kota 
Solok yang tidak punya pemancar radio juga ikut di Bom dan yang 
menjadi sasaran adalah tangsi tentara dan polisi yang bersebelahan 
dengan SMP I Solok serta stasiun kereta api . Kalau tak salah hari 
itu adalah hari kedua Idul Fitri , saya bisa saksikan dari kampuang 
saya Saok Laweh yang berjarak 3 km dari Solok pesawat - pesawat AURI 
menukik nukik dan dari ekornya mengeluarkan tembakan mitraliur yang 
menyemburkan api . Lama juga pengeboman ini terjadi , mungkin 
setelah pasai dan tidak ada perlawanan dari bawah pesawat terbang 
tersebut terbang lagi kearah  utara mencari sasaran baru .

Pada tanggal 16 Maret 1958 dengan mengerahkan kekuatan penuh laut 
dan udara maka kota Padang jatuh ketangan pusat dan selanjutnya 
menyusul Pelabuhan Teluk Bayur . Setelah Padang dan Teluk Bayur 
dikuasai tentara pusat  target selanjutnya adalah daerah pedalaman 
seperti Padang Panjang  dan Solok yang diserang dari  dua jurusan . 
Kalau dilihat rentang waktu sejak pendaratan di Padang 16 Maret dan 
dikuasainya  kota Solok pada tanggal 29 April 1958 yang hampir 
sebulan lebih , maka dapat diduga telah terjadi perlawanan sengit 
antara pihak PRRI dengan tentara Pusat di daerah Indarung , Lubuak 
Peraku , Lubuk Selasih , Ladang Padi dan Guguak , Talang , Cupak 
yang  merupakan killing field dan basis perlawan PRRI kala itu . 
Sehari setelah Solok dikuasai dari dua arah maka terjadi kepanikan 
dan suasana yang mencekam. , Nagari Saok Laweh yang tadinya sepi 
menjadi ramai dan menjadi tempat  pelarian pemuda - pemuda dari kota 
Solok yang takut ditangkap tentara . Saat  itu saya masih berumur 11 
th dan dapat merasakan bagaimana seru dan dahsyatnya peperangan yang 
sebenarnya . Desingan peluru dan bunyi tembakan tiada henti hampir 
terjadi 24 jam penuh , sekali kali ditingkah dengan semburan kembang 
api untuk mengecoh perhatian lawan.. Karena jauh hari sesuai anjuran 
urang- urang tuo dan pak wali negari setiap rumah harus  
mempersiapkan lubang perlindungan dibawah rumah gadang . Dan untuk 
mencari aman hampir setiap malam saya dan beberapa orang ramai ramai 
tidur didalam lubang tersebut . Dua hari setelah Kota Solok 
dikuasai , pada hari ketiga guna menguji kekuatan lawan sehabis 
sholat isya tentara pusat menembakkan mortir secara membabi buta dan 
tak jelas apa sasarannya kesegala penjuru dan kami ramai ramai lari 
berhamburan kedalam lubang perlindungan untuk menghindari pecahan 
mortir . Setelah Solok target berikutnya adalah Ombilin , Batu 
Sangkar ,Padangpanjang berhasil direbut pusat . Tanggal 4 Mei 1958 
Kota Bukittinggi jatuh ketangan tentara pusat disusul Payakumbuh 
tanggal 20 Mei 1958. Dengan telah jatuhnya semua kota - kota besar 
ketangan pusat maka secara defakto hampir seluruh daerah perkotaan 
telah dikuasai pusat . Sekarang perjuangan PPRI beralih kedaerah 
pinggiran dan melancarkan perang gerilya . 
Entah secara kebetulan atau tidak jatuhnya kota Solok pada 29 April 
1958 tanggalnya bersamaan dengan kembalinya pimpinan PPRI Letkol 
Ahmad Husen beserta pasukannya kepangkuan ibu pertiwi pada tanggal 
29 Mei th 1961 juga di Solok dalam suatu apel kesetiaan dilapangan 
Merdeka Solok yang persis berada dibelakang SMP I dan saya kala itu 
sudah duduk dibangku kelas 1 SMP sempat juga menyaksikan dari jauh 
acara yang bersejarah dan mengharukan tersebut , kenapa mengharukan 
karena banyak anggota yang sudah tidak dapat kembali dan bertemu 
dgn  ibu yang sebenarnya yang sedangkan menunggu harap harap cemas 
dipinggir lapangan disebabkan putra tercinta sudah hilang tak tahu 
rimbanya.

Denpasar , 15 Mei 2008
Wassalam , zul amry piliang ( 60 + 6 bln ).

Sumber :

-Memenuhi panggilan Tugas - Dr A.H Nasution jilid 4 Penerbit PT. 
Gunung Agung 1984.
- PRRI Permesta , Starategi Membangun Tanpa Komunis , R.Z Leirissa 
Grafiti Pers th 1997.
-Pengalaman pribadi 



--- In [EMAIL PROTECTED], Hambo Ciek <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Maa Rang Lapau nan Basamo,
> 
> Ambo caliak surek-surek kaba online di Padang atau Pakanbaru indak 
tampak doh dek ambo nan mancoretkan tanggal 10 Februari 2008 ko 
manganangkan kito ka maso 50 tahun nan lalu. Iyo,,barangkali bak 
kecek urang, ingatan masyarakat terlalu pendek, lakeh palupo. 
> 
> Cuma takana di ambo wakatu ambo maso mudo tanggal ko mambuek 
Sejarah untuak Indonesia dan mangakibatkan Persitiwa Sejarah untuak 
Kampuang Awak. Hari itulah "Ultimatum Dewan Banteng" di Padang" ka 
Pamarentah Pusek di Jakarta. Limo hari sasudah tu, tanggal 15 
Februari 1958 pengumuman badirinyo Pemerintah Revolusioner Republik 
Indonesia (PRRI). 
> 
> Saminggu sasudah itu, 22 Februari 1958, tampak di ambo tigo 
kapatabang mancogok dari arah Kotobaru di Selatan antaro Gunuang 
Marapi jo Singgalang manuju ka arah kami nan sadang Istirahat Kuliah 
di Gedung B-I Sejarah Bukittinggi, di Jalan Kayuramang, di bulakang 
Istana Wakil Presiden Hatta. Gaduang B-I Sejarah tu sarato Gaduang 
Pangadilan Negeri Bukittinggi indak ado lai kini, lah diganti jo 
Hotel Novotel, kabanyo lah batuka namo jadi Hotell Hill,. Salah satu 
Kapatabang tu babelok ka kida kami di Ateh Ngarai, mangarah ka 
Timur. Sudah tu badabua-dabua bom di Sender Radio di Simpang Limau 
di lokasi Hotel Pusako kini ko. Kapatabang nan aduo lai malinteh di 
ateh kapalo kami, mararau bunyinyo. Tampak di ambo anak-anak sikola 
barauangan pulang di Jalan Kayu Ramang tu, dan kawan-kawan ambo 
tiarap, bahkan ado kawan padusi nan tapanca karaia bagai, galak-
galak rusuah dakek ambo.
> 
> Sudah tu, bagulimanglah Kampuang Awak, dengan macam-macam 
pengalaman daerah nan tampaknyo takalimbun dalam ingatan masyarakat.
> 
> Sakitu lah dahulu. Sekedar satu cungkilan sejarah.
> 
> Salam,
> -- Sjamsir Sjarif
> 
> 
>       


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca dan dipahami! Lihat 
di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tuliskan Nama, Umur dan Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, DILARANG!!! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
- Anggota yg posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg 
bersangkutan minta maaf & menyampaikan komitmen akan mengikuti peratiran yang 
berlaku.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahul
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke