NASIB MU ANAS

(Gurindam senja)

Wahai kau Bung Anas

Jika dibaca riwayatmu sekilas

Bagaikan cerita dan cineas

Engkau manusia yang cerdas


Ibarat dari kali brantas

Engkau cari jalan pintas

Kau tumpangi bis patas

Banyak lawan yang kau libas


Terlepas dari curang dan culas

Sudah berapa yang terlindas

Kau selalu bisa bebas

Karena mendapat prioritas


Ketika Partaimu Mubes dan Munas

Melalui pesuruh dan opas

Kau sebarkan uang kertas

Sebagai pelicin dan pelumas


Sehingga hilanglah objektifitas

Yang terang menjadi bias

Yang nyata tampak sekilas

Yang semu menjadi jelas


Dengan gaya gemulai dan lemas

Wajah dan tampangmu penuh welas

Bicaramu bak memelas

Dengan Nazaruddin sebelas dua belas


Namun kau cukup trengginas

Disaat orang bicara tegas

Kaupun tak kalah lugas

Dengan ucapan yang cukup pedas


Dari manusia yang serba terbatas

Kau menjadi yang berkelas

Masuk dalam keluarga cikeas

Jadi saudara angkatnya Ibas


Berdua kau jaga brankas

Bagaimana caranya mengisi kas

Agar jangan sampai terkuras

Untuk manjaga stabilitas


Disitu kau berpikir keras

Dengan segala aktifitas

Proyek Hambalang yang begitu luas

Kau jadikan ajang kreatifitas 


Dengan segala koneksitas

Karena dukungan dan loyalitas

Untuk menjaga istana dan aras

Tindakanmu jadi bablas


Bagaikan kambing telat di lepas

Semua yang ada kau libas

Daun kunyit daun lengkuas

Sampai jahe dan sipedas


Kadang durian dan nenas

Ga perduli duri dan ranggas

Kalah nyamuk dan agas

Kau bagaikan binatang buas


Bagaikan orang mabuk miras

Kau lupakan patut dan pantas

Kau biasa di panggil si Mas

Dengan Ruhut kau bicara Horas


Di saat kau ber kipas kipas

Sembari tidur nyenyak dan pulas

Orang lain menjadi panas

Kau dibenturkan ke batu cadas


KPK sibuk membrantas brantas

Mencari rampok yang pake jas

Atau maling yang tanpa tas

Mereka menemukan berkas


Akhirnya datanglah hari yang naas

Bagaikan tepuk berbalas

Ada ubi ada talas

Kekuasaanmu pun di pangkas


Kau di cukur dan di di kramas

Di cuci dan di bilas

Ibarat se ekor ayam ras

Siap dimasukkan kulkas


Bagaikan ikan kena potas

Bagaikan mobil patah as

Dulu kau tidur di kasur kapas

Sebentar lagi mungkin tanpa alas


Walaupun kau punya kartu As

Tapi itupun belum jelas

Masih samar dan bias

Itu menurut Karni Ilyas


Sekarang kau harus bergegas

Mencari payung di hujan deras

Mana nyaman kau di teras

Hanya ber alas kardus bekas


Banyak yang merasa belum puas

Sebelum mukamu pucat pias

Menunggu tali se utas

Buat gantung diri di monas....


02032013. Y.Jambak

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke