“ Mak Lapehlah cerite tangkapan Kalimantan Mak…pasti seru.com”
 
Begitu komen Rina ketika saya posting di akun FB saya sebuah foto perjalanan 
dinas (field trip) ke Hulu Sungai Mahakam menuju sebuah kampung (Desa) Mamahak 
Ulu di Kutai Barat.
 
Seru ?!   saya tahu yang dimaksud Ibu Muda "nan santing memapeh"  ini bahkan 
sudah pada level yang sekiranya tinggi  jika ukurannya seorang wanita dalam 
memancing sampai bisa “marawai” segala sesuatu cara menangkap ikan yang tingkat 
kesulitannya cukup tinggi yang biasanya dilakukan oleh nelayan tradisional yang 
berpengalaman, ..ya tentunya Rina minta saya bercerita seputar kisah-kisah 
seandainya saya dalam perjalanan dinas itu memancing di Sungai Mahakam.
 
Tapi ..”pasti seru.com n Rina ini “ saya tidak bisa memenuhinya, karena saya 
tidak ada waktu untuk memancing di S Mahakam disamping bukan saat yang tepat 
karena air keruh dan banjir akibat curah hujan yang tinggi dalam bulan Februari 
dan Maret ini
”ayem sori Nacan..gak ada sebuah seru.com itu “ sebuah janji yang tidak (belum) 
pernah saya tepati untuk sementara ini,  bersabar  ya untuk sebuah tangkapan 
yang serudotkom itu.
 
Sebagai gantinya baiklah ini mudah-mudahan  sedikit ada cerita seru selama 
dalam perjalanan menyusuri Sungai Mahakam arah ke Hulu (istilah orang sini  
Mudik) selama 3 jam perjalanan dengan speedboat dengan kecepatan penuh bermesin 
tunggal  (saya lupa berapa PK tapi cukup besar, mungkin 200 PK).
 

Nyirih

Diatas speed boat seorang nenek tua ( “WEH” begitu bahasa Dayak untuk panggilan 
Nenek)  persis duduk didepan saya yang berciloteh dalam bahasa Dayak dengan 
penumpang lain sesama suku sambil sibuk mengunyah ampas terakhir sirihnya yang 
lumat bersama secumput tembakau kering.

Pusssrrbbb !! dengan sekali semburan ludah melalui jendela speedboat  ampas 
sirih si Weh  hilang ditelan air sungai Mahakam . Satu jam kemudian Weh 
hasratnya untuk Nyirih datang lagi, dalam sebuah kotak khusus anyaman bambu Weh 
mengeluarkan segala bahan nyirih dan perlengkapannya, ketika dia sibuk 
mempersiapkan sepotong pinang muda yang dikupasnya kulit luar berwarna hijau 
tua dengan pisau khusus , saya pandang dan sapa Weh
 
“Weh boleh dong cicipin sirihnya”
 
Weh sedikit kaget “kamu mau nyoba menyirih juga”
“Iya weh..saya sudah biasa kok sering minta sama penduduk jika mereka nyirih 
jumpa di warung, di kampung-kampung , saya bikin sendiri aja Weh, cuma pinang 
mudanya yang Weh potong menjadi dua sebelahnya buat saya ya”
Weh hanya mengangguk setuju sambil menyodorkan kotak sirihnya “silahkan bikin 
sendiri kalau bisa, ini sepotong pinang muda buat kamu”
Saya cukup cekatan mempersiapkan ritual episode nyirih diatas speed boat yang 
melaju kencang *sudah biasa dan suka sihh..hi..hi..hi  !!*

 Begini cekatan saya tersebut mempersiapak ritual nyirih
Dua lembar daun sirih yang cukup bagus saya bersihkan (membersihkan cukup di 
sapukan bolak balik saja sama jaket kain sebuah klub bola Inggris kesayangan 
saya..*gak bawa tissue Mas Bro di ransel* lalu saya oleskan kapur sirih (sadah) 
secukupnya didaun sirih tersebut , sepotong daun gambir kering saya tempelkan 
(suku dayak sepertinya menyirih tidak pakai gambir dalam bentuk getah 
sebagaimana suku minang Nyirih) setelah itu saya lipat sambil dibalut sepotong 
pinang muda yang dikasih Weh, jadi deh .

Si Weh hanya cengar cengir senyam-senyum saja ketika saya memasukan sirih 
lengkap kedalam mulut dan mulai mengunyah…..Gimana rasanya Mas Bro ?
 
Mmmm..bagi  saya yang cukup terbiasa nyirih dalam arti bisa menikmatinya tentu 
sesuatu yang sekiranya nikmat juga dirasa, awalnya memang getir dan sepat khas 
rasa daun sirih yang sedikit menggigit lidah, air pertamanya tetap saya rasakan 
dan telan tanpa harus meludah semakin lama dikunyah baru mendapatkan rasa 
sentuhan manis khas pinang muda bagian dalamnya (inti) dan air serabut kulit 
pinang. Semakin halus semakin syahdu juga saya menikmatinya sehingga yang 
tersisa hanya serabut pinang muda dan serpihan daun sirih dan mulut lumayan 
terasa segar seperti mint cenat cenut di lidah.

Lalu si Weh..menawarkan secumput tembakau “mau pakai tembakau”
 
“he he he gak Weh..cukup..ini aja udah enak..makasih Weh”
Weh masih saja senyam senyum lihat cara dan gaya saya nyirih, mungkin terasa 
aneh juga bagi si Weh, saya yang pernampilan rapi bergaya lapangan celana jean, 
kaos polo dan sepatu sneaker kesayangan pakai reben lagi..hi hi hi ..Nyirih 
Boo”  :-)
 
Dua jam berangkat dari Pelabuhan Tering   istirahat sejenak sambil operator  
menambatkan speed boat disebuah warung/lapau nasi terapung pinggir S Mahakam 
yang berarus tenang di kampung Datah Bilah. Saya, Weh dan 5 orang penumpang 
“coffe break” sejenak, tidak ada lagi acara makan siang karena berangkat jam 2. 
Weh saya ajak ngopi dan makan beberapa kue basah bersama penumpang lain, kali 
ini saya yang traktir Weh ngupi setelah di speed boat dalam perjalanan Weh 
traktir saya nyirih…
 
”hi hi hi..si Weh ketawa sambil melihatkan deretan giginya yang menghitam 
akibat racun nikotin yang dia mamah selama ini dengan sirih”


Weiss mantabbbb Weehhh….tarik kopinya !!!

*** 
Blpp 18/3/2013


Beras Ladang Organik….(bersambung)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke