300 Ekskavator Curi 60kg Emas Sehari
15 Maret 2013 - 18.17 WIB > Dibaca 615 kali SOLSEL (RP) - Razia tim terpadu kabupaten dan provinsi memberantas illegal mining di Solok Selatan (Solsel), tidak lantas membuat nyali penambang ilegal ciut. Aktivitas ilegal itu masih berlangsung di kawasan Muko-Muko Pinti Kayu, Kecamatan Parik Gadang Diateh (KPGD), Kandi, dan ujung aliran Batang Hari. Sekitar 60 kilogram emas hasil bumi Solsel masih dicuri setiap hari. Informasi yang dihimpun Padang Ekspres (Riau Pos Group) dari sejumlah sumber, saat ini masih ada sekitar 300 ekskavator beroperasi sepanjang aliran Batang Hari, Muko-Muko, Kandi. Aktivitas tambang ini berlangsung tiap hari selama 24 jam. Satu ekskavator diprediksi mampu menghasilkan 200 gram per hari. Bila dikalikan dengan 300 ekskavator, berarti ada 60 kg emas dikeluarkan dari Solsel. Penyuplai solar untuk alat berat diduga dipasok dari sejumlah SPBU di Muaralabuh dan Sungaipadi (Padangaro). Solar diangkut dengan motor dan truk menuju lokasi tambang ilegal. Pekerja dibayar Rp 120 ribu per jeriken dengan jarak tempuh sekitar 5 jam dari bibir sungai, tempat penghentian terakhir kendaraan. “Tiap hari saya bisa dapat upah Rp 1,2 juta dari mengangkut solar ke dalam,” ungkap MD, warga setempat. Dia mengaku bekerja dua orang. Solar itu dihanyutkan melalui aliran sungai menggunakan ban sampai di areal penambangan. “Saya hanyutkan solar itu, teman yang menunggu di tengah aliran sungai. Tiap hari kita bisa mengantarkan 20 jeriken. Di lokasi tambang masih ada petugas keamanan dari aparat,” jelasnya. Hal itu dibenarkan seorang warga. “Umumnya mereka membawa jeriken dengan motor dan truk pada malam hari,” kata RN. (rpg) --------------------------------------------------------- Warga Usir Puluhan Kapal 20 Maret 2013 - 09.01 WIB > Dibaca 118 kali Laporan JUPRIZON, Telukkuantan reda...@riaupos.co Puluhan warga bersama camat dan Unsur Pimpinan Kecamatan (Upika) Cerenti, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) mengusir paksa puluhan kapal yang selama ini melakukan penambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Pulau Bayur, Kecamatan Cerenti, Senin (18/3). Pengusiran puluhan kapal PETI ini berawal dari kedatangan sejumlah kaum hawa ke Kantor Camat Cerenti. Mereka menuntut supaya pemerintah dan kepolisian menertibkan puluhan kapal yang melakukan aktivitas tambang emas ilegal di Desa Pulau Bayur, karena dinilai sudah sangat meresahkan masyarakat. “Setelah itu kami baru bersama masyarakat dan polisi mengusir kapal-kapal PETI yang ada di Cerenti,” kata Camat Cerenti Drs Martono saat dikonfirmasi Riau Pos, Selasa (19/3) terkait upaya penertiban PETI di Cerenti. Dari razia yang dilakukan itu, pihaknya tidak menangkap para pelaku PETI, hanya mengusir kapal-kapal yang beroperasi di Sungai Kuantan, tepatnya di Desa Pulau Bayur tersebut. Dari informasi yang dihimpun Riau Pos, ada sekitar 25 kapal PETI yang beroperasi di Desa Pulau Bayur. Kendati sudah diusir, Selasa (19/3), aktivitas PETI kembali marak. “Masih banyak, sekarang hampir 30 kapal. Jadi, percuma mengusir mereka kemarin (Senin, red),” kata Nedi, warga Pulau Bayur saat menghubungi Riau Pos, Selasa (19/3). Diungkapkan Nedi, pelarangan untuk melakukan aktivitas PETI sudah disampaikan pemerintah desa melalui surat resmi dengan Nomor 30/545/XI/2012 Tanggal 6 November 2012. Isi surat tersebut, ungkap Nedi, bahwa kegiatan kerja tambang emas yang telah dilakukan sangat berdampak, mengganggu, atau merusak lingkungan dan lokasi rumah ibadah. Oleh karenanya diminta untuk menghentikan kegiatan tersebut dengan segera. “Itu surat yang diedarkan desa, namun para pelaku PETI tetap saja tidak menghiraukan surat itu,” katanya. Selaku warga, ia berharap adanya dukungan dari Polres Kuansing untuk membantu menertibkan PETI di Cerenti. Selama ini ia menilai, sangat jarang dilakukannya razia terhadap para pelaku PETI di Cerenti. Sementara itu, Camat Inuman, Mastur Ismail beserta warga juga melakukan razia, Senin (18/3). Dari razia yang dilakukan pihaknya bersama Kapolsek Cerenti, pihaknya berhasil menenggelamkan empat unit kapal PETI di Sungai Kuantan. “Ada kemarin empat kapal yang kami razia, ada yang kami tenggelamkan mesinnya dan ada yang kami hanyutkan. Ini kami lakukan, karena kami memang tidak main-main dengan aktivitas ilegal ini,” kata Mastur. Polres Amankan 10 Kapal PETI Sebanyak 60 orang personel Polres Kuansing bersama Polsek Benai berhasil mengamankan sebanyak 10 kapal PETI di Kenegerian Teratak Air Hitam, Kecamatan Sentajo Raya, Selasa (19/3). Razia tersebut tidak berhasil menangkap pelaku PETI, karena diduga telah kabur sebelum dilaksanakan razia. Sebanyak 10 kapal PETI ini tengah diamankan di Mapolsek Benai. “Ya, sekitar 10 kapal PETI yang kami amankan pada waktu razia di Teratak Air Hitam,” kata Kapolres Kuansing AKBP Wendry Purbyantoro SH melalui Kasubag Humas Polres AKP Azhari, Selasa (19/3). Ditanya terkait aktivitas PETI yang meresahkan di Cerenti, Azhari mengatakan, pihaknya akan melakukan penertiban, namun harus dilakukan secara bertahap. “Bertahaplah, sudah ini nanti akan kami lanjutkan ke Cerenti,” katanya.(jps)  Powered by Telkomsel BlackBerry® -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/ - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.