manuruik pandapek ambo, jumlah yang terlalu dibesar-besarkan !
Saat itu, Palembang adalah kota yang sangat tinggi kriminalitasnya
berpenduduk sekitar 1 juta orang, dan nan terberita mayat korban petrus
hanya antara 5 - 10 orang saja !

Pakai raso-raso sajo untuk menimbulkan kebencian masyarakat pada Orba
tanpa pareso, dari mana bule itu mendapat angka sampai 10.000 orang ?

salam


Pada 9 April 2013 07.47, Andiko <andi.ko...@gmail.com> menulis:

> Adokah nan kanai urang awak ?
>
> salam
>
> andiko
>
>
> Selasa, 24 Juli 2012 | 16:35 WIB
> Korban `Petrus` 1982-1985 Capai 10 Ribu Orang
>
> TEMPO/ Machfoed Gembong
>     Foto Terkait
>
> 7 Hari Berpulangnya Sondang 
> Hutagalung<http://www.tempo.co/read/beritafoto/1042/7-Hari-Berpulangnya-Sondang-Hutagalung>
>   Topik
>
>    -  #HAM di Indonesia
>    <http://www.tempo.co/topik/masalah/68/HAM-di-Indonesia>
>
>   
> Besar<http://www.tempo.co/read/news/2012/07/24/078419026/Korban-Petrus-1982-1985-Capai-10-Ribu-Orang#>
> Kecil<http://www.tempo.co/read/news/2012/07/24/078419026/Korban-Petrus-1982-1985-Capai-10-Ribu-Orang#>
> Normal<http://www.tempo.co/read/news/2012/07/24/078419026/Korban-Petrus-1982-1985-Capai-10-Ribu-Orang#>
> *TEMPO.CO*, *Jakarta* - Ketua Tim Ad Hoc Penyelidikan Pelanggaran HAM
> Yosep Adi Prasetyo mengatakan jumlah korban dari peristiwa penembakan
> misterius tahun 1982 sampai 1985 mencapai 10 ribu orang.
>
> Data tersebut ia kutip dari penelitian David Bourchier yang berjudul
> "Crime, Law, and State Authority in Indonesia" pada 1990, yang
> diterjemahkan oleh Arief Budiman. Sedangkan dari pengaduan yang diterima
> oleh Komnas HAM, jumlah korban mencapai 2.000 orang lebih.
>
> "Jumlah tersebut termasuk orang yang ditemukan meninggal atau hilang.
> Tidak termasuk yang bisa melarikan diri," kata Yosep, Selasa, 24 Juli 2012.
>
> Menurut penelitian David Bourchier, pelaku pembunuhan bertindak dalam
> konteks melaksanakan perintah jabatan di bawah koordinasi Panglima Komando
> Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) Republik Indonesia, yang
> juga berada di bawah komando Presiden Republik Indonesia. Selain pelaku
> yang memiliki kewenangan, ditemukan pula bukti adanya pelaku individu yang
> bertindak secara aktif dan disebut sebagai "operator".
>
> Bukti tersebut diperkuat dengan bukti-bukti yang ada di lapangan, misalnya
> pada tali tambang dan kayu yang digunakan untuk mencekik korban. Menurut
> Yosep, alat untuk eksekusi tampak sudah dipersiapkan sebelumnya. Kayu
> pegangan dipotong dengan halus, bahkan diserut. Sedangkan jenis ikatan *
> clove-hitch* pada talinya menunjukkan bahwa pelaku adalah orang yang
> terlatih dan mengerti tali-temali.
>
> "Pola pencekikan dengan tali muncul setelah Menteri Luar Negeri Belanda
> Van Den Broek menanyakan mengapa banyak orang yang ditemukan meninggal
> dengan luka tembakan," ujar Yosep. Setelah dibombardir protes, teknik
> pembunuhan pun berubah dari penembakan menjadi pencekikan dan berbagai cara
> penghilangan orang.
>
> Peristiwa Petrus juga ditandai dengan berbagai pola yang ditemukan pada
> tubuh mayat. Misalnya Mister X, julukan untuk orang yang ditemukan tanpa
> identitas, dalam keadaan tidak bernyawa dengan kedua tangan terikat di
> belakang. Mayat ditemukan dengan tiga luka tembakan di kepala atau mati
> karena tercekik.
>
> "Selain itu, biasanya di atas tubuh mayat diletakkan uang Rp 10 ribu untuk
> biaya penguburan mayat," kata dia.
>
> Selain korban yang ditetapkan sebagai penjahat, korban petrus sering kali
> juga berasal dari korban salah tangkap. Misalnya petani dan pegawai negeri
> sipil karena bernama sama.
>
> Kejadian petrus sempat menggegerkan dunia karena tidak terjadi di satu
> lokasi saja, tapi hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Seperti Jakarta,
> Yogyakarta, Bantul, Semarang, Medan, Palembang, Magelang, Solo, Cilacap,
> Malang, dan Mojokerto.
>
> "Tak tertutup kemungkinan juga ada di lokasi lain, seperti di Bandung,
> Makassar, Pontianak, Banyuwangi, dan Bali," ujar Yosep.
>
> *ELLIZA HAMZAH*
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke